Artikel ini adalah ulasan dalam artikel yang ditulis oleh Fauzan di Kompasiana dengan judul Limology: Konsep Baru Studi Perbatasan. Olehnya dijelaskan mengenai perkembangan dalam Studi Perbatasan yang kemudian memunculkan sebuah istilah bernama Limology. Limology muncul kurang lebih dari tahun 1990an dan berkembang pasca perang dingin. Studi Perbatasan atau Limology kemudian terus berkembang dan menjadi studi yang sangat penting dengan cakupan multidisipliner dan intidisipliner.
Artikel tersebut sangat bermanfaat dalam menjelaskan perkembangan perbatasan dengan disertai penjelasan yang komprehensif mengenai aspek historis, definisi, tokoh, perkembangan dan transformasi Limology seiring dengan perkembangan zaman. Dalam artikel tersebut pun dijelaskan mengenai Limology yang terkait dengan disiplin ilmu lain seperti geografi, ilmu politik, sosialogi, antropologi, dan hubungan internasional. Isu yang diangkat dalam artikel ini pun konstektual dengan mengaitkan Limology terhadap isu lainnya seperti keamanan perbatasan, migrasi, HAM, dan identitas nasional, sehingga menjelaskan mengenai dampak globalisasi terhadap dinamika studi perbatasan.
Fauzan pun menjelaskan bahwa Limology menjadi studi yang multidisipliner dan interdisipliner, membuat studi ini menjadi semakin menarik karena mencakup kolaborasi disiplin yang lain untuk menjelaskan mengenai perbatasan yang kompleks. Adanya hubungan dengan studi lain pun membuat Limology terus berkembang menjadi semakin dinamis, di mana artikel tersebut menjelaskan mengenai konsep polymorphic border, yang menandai bahwa perbatasan akan selalu berubah seiring dengan berbagai peristiwa geopolitik, sosio-ekonomi, hingga migrasi. Dinamis dan terus berkembang kemudian memunculkan konsep borderless, konsep baru yang muncul akibat globalisasi dan pembentukan identitas baru dalam perbatasan.
Tak hanya menjelaskan mengenai sejarah dan dinamika perbatasan, Fauzan pun menjelaskan mengenai fungsi-fungsi dalam studi perbatasan yang ikut berubah seiring dengan globalisasi. Dijelaskan di dalam artikel mengenai fungsi filter, barrier, dan contact dalam dinamika perbatasan saat ini, yang kemudian dikaji dari berbagai perspektif seperti ekonomi, politik, budaya, HAM, dan identitas. Menandai bahwa Limology dapat terus dieksplorasi dan dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman.
Sayangnya artikel tersebut kurang eksplisit dalam menjelaskan Limology dengan rujukan dari ilmuwan lain dari berbagai bidangnya. Dalam artikel tersebut pun kurang disertai contoh nyata terutama dalam menjelaskan mengenai fungsi-fungsi perbatasan seperti barrier ataupun contact. Selain itu meskipun artikel tersebut menjelaskan secara komprehensif tetapi tema mengenai sejarah, definisi, dan perkembangan yang dijelaskan masih bercampur dan kurang sistematis. Studi perbatasan yang dijelaskan pun hanya terfokus kepada perkembangan positif istilah Limology tanpa menyertai bagaimana tantangan hingga keterbatasan studi tersebut baik dari penggunaannya hingga perdebatasan di kalangan akademisi.
Secara garis besar istilah Limology yang dijelaskan oleh Fauzan merupakan hal yang menarik. Hal tersebut membuat perspektif baru mengenai kajian perbatasan, bahwa dalam perbatasan tidak hanya dianalisis melalui perspektif geopolitis atau taktis saja tetapi ada perspektif lain seperti ekonomi, politik, budaya, HAM, dan identitas yang berkembang dalam kajian perbatasan. Meskipun kajian Limology cakupannya sangat luas dan cukup abstrak namun studi ini menjadi sangat penting untuk menjelaskan mengenai dinamika perbatasan dalam dunia yang terus berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H