Gerakan-gerakan yang dilakukan China dan penerimaan Myanmar terhadap China berkebalikan dengan posisi negara barat yang menyatakan pertentangannya terhadap aksi kudeta yang dilakukan oleh militer junta terhadap pemerintahan demokratis yang sah. Selain itu, krisis kemanusiaan yang terjadi di Myanmar terhadap penduduk-penduduk lokal yang sedang protes dengan kekuasaan militer junta pun turut dikecam oleh negara barat dan PBB. Hal inilah yang menyebabkan pengaruh China yang semakin kuat dan berkurang drastisnya kerjasama Myanmar dengan barat terutama dengan Amerika Serikat.
Yang kemudian menyebabkan arah politik luar negeri Myanmar sekarang lebih condong untuk bekerjasama dengan China, banyak program kerja yaitu CMECÂ dan BRIÂ yang sudah dikerjakan dan banyak infrastruktur yang telah dibangun karena investasi luar negeri dari China. Instabilitas politik yang terjadi di Myanmar menyebabkan berbagai krisis yang akhirnya menempatkan Myanmar ke dalam posisi rawan terutama dalam perkembangan perekonomiannya.
Masa Depan Politik Luar Negeri Myanmar
Meskipun telah banyak persepsi tidak percaya terhadap China oleh masyarakat, namun pemerintahan yang berkuasa sekarang tampak mengarahkan politik luar negeri Myanmar untuk tetap dekat dengan China. Hal ini disebabkan karena Myanmar harus memenuhi kebutuhan ekonominya dan tidak ada penawaran yang lebih menarik dan menjadi penyelesai permasalahan yang ada hingga sekarang.Â
Dapat dikatakan arah politik luar negeri Myanmar sekarang merupakan jalan cepat yang dilakukan untuk menahan berbagai krisis yang terjadi. Sehingga hal ini menimbulkan arah politik luar negeri Myanmar yang tidak bisa diprediksi kedepannya karena instabilitas dalam negeri yang masih tidak dapat diatasi dan tekanan dari luar yang terus memaksa Myanmar untuk tetap pada jalannya sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H