Mohon tunggu...
Nicholas Neptuno P.S
Nicholas Neptuno P.S Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA Kanisius

You'll never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teks Anekdot: Gus Dur dengan Cerita Lucunya

21 Mei 2023   13:46 Diperbarui: 21 Mei 2023   21:32 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teks anekdot merupakan sebuah teks yang berisikan cerita yang menarik, karena lucu dan mengesankan. Teks ini biasanya mengambil konsep cerita dari kejadian yang ada di kehidupan sehari-hari, baik itu pengalaman pribadi maupun pengalaman yang sudah diketahui oleh khalayak umum. Cerita yang dibawakan biasanya berisikan humor atau sindiran yang dikemas dengan cara yang humoris sehingga pembaca bisa mendapatkan makna yang bercabang. Tujuannya tentu untuk menghibur pembaca sekaligus memberikan pesan penting jika pembaca bisa lebih mendalami cerita tersebut.

Teks/Cerita anekdot yang unik salah satunya mengenai cerita Gus Dur tentang intelijen. Dia memberikan pesan-pesan yang mungkin tidak semua orang tahu, misalnya terkait intel-intel yang mengikuti dia di setiap pertemuan dengan para petinggi negara. Dia menunjukkan bahwa intel yang dipandang masyarakat sebagai orang yang jenius dalam menyadap pembicaraan ternyata itu tidak selalu benar karena dalam konteks anekdot ini sang intel tidak dapat membedakan mana pembicaraan yang "berdoa" dan mana yang "berkomunikasi".

Karena pada konteks itu Gus Dur mengatakan "Nanti kita diskusinya dalam bahasa Arab, karena di sini ada intel," kata Gus Dur dalam sambutannya menggunakan bahasa Arab. Hal yang menjadikannya lucu adalah ketika sang intel melapor ke atasannya bahwa mereka bukan berdiskusi namun saling mendoakan.

Dalam keseharian kita, pastinya kita pernah mengalami atau mendengar berbagai permasalahan atau isu-isu publik yang beredar. Dari sanalah muncul materi untuk menyuarakan sindiran melalui saluran anekdot ini. Dalam konteks ini, Gus Dur sebagai mantan Presiden Indonesia menggunakan metode ini agar pembawaan sindiran yang diberikan tidak frontal (sopan dan lucu) dan bertujuan untuk memberikan informasi/pesan tertentu secara tersirat kepada pembaca/pendengar. Fungsi dominan dari teks/cerita anekdot ini sendiri tentunya menghibur pembaca/pendengarnya dengan humor yang disajikan serta ditambahkan unsur kritik/sindiran yang bermakna.

Isi pesan yang ada pada sindiran/kritik yang dikemas melalui anekdot ini harus dipandang sebagai cara untuk membangun dan memperbaiki keadaan menjadi lebih baik. Apabila pendengar/pembaca/orang yang tertuju melibatkan emosi yang berlebihan atau antikritik maka pada akhirnya hanya akan terjadi kebencian yang tak berkesudahan dan masalah yang menjadi inti dari sindiran tersebut tidak akan pernah selesai.

Secara garis besar dapat dipahami bahwa teks anekdot merupakan salah satu teks yang berisikan cerita lucu dan mengesankan. Biasanya cerita yang disampaikan itu bertujuan untuk mengkritik atau menyindir namun secara tersirat. Sehingga anekdot ini biasanya sering digunakan karena penyampaiannya sopan dan tidak terlalu frontal. Gus Dur merupakan salah satu tokoh yang mempopulerkan hal ini, dan hingga kini berbagai cerita anekdot yang disampaikannya masih terkenang sampai dengan saat ini. 

Selain itu saran yang bisa diambil adalah teks anekdot perlu dianggap sebagai kritik yang membangun sehingga dari hal tersebut kita bisa menemukan akar permasalahan dan menemukan solusi yang terbaik, karena jika dianggap terlalu serius maka nanti akan terjadi kontroversi yang tidak akan pernah habis dan tidak dapat menemukan solusi.

Berikut adalah salah satu contoh anekdot, selain dari anekdot yang pernah disampaikan Gus Dur:

"Suka Suka Beliau"

Suatu hari, ada seorang pejabat tinggi yang baru saja ditugaskan untuk memimpin sebuah proyek infrastruktur yang besar yang dananya berasal dari masyarakat. Namun sayangnya, setelah beberapa bulan proyek dimulai, terdengar kabar bahwa pengerjaan proyek tersebut berbulan-bulan tidak ada kemajuan sama sekali.

Warga pun semakin resah dan mulai menuntut pertanggungjawaban dari pejabat tersebut. Saat ditanya mengenai dana yang telah disalahgunakan, pejabat itu hanya menjawab, "Saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya hanya menyuruh staf saya untuk membeli peralatan yang diperlukan dan membayar kontraktor."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun