Mohon tunggu...
Nicholas Lay
Nicholas Lay Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Student

Senang main billiard

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Jembatan Emas Antaragama

19 November 2024   19:22 Diperbarui: 19 November 2024   19:38 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu jembatan? Jembatan adalah struktur yang dirancang untuk menyediakan akses melintasi hambatan fisik seperti sungai, lembah, atau jalan. Namun konsep jembatan sudah melampaui konstruksi fisik. Kini melalui ekskursi, jembatan antar agama terbangun untuk melintasi hambatan non fisik, yakni perbedaan.

Ini adalah upaya untuk mempromosikan toleransi, pemahaman, dan keharmonisan di antara berbagai kelompok manusia yang berbeda. Dengan dialog yang konstruktif dan saling menghormati, jembatan ini membantu menciptakan dunia yang lebih inklusif dan damai, di mana perbedaan dilihat sebagai kekayaan yang memperkaya pengalaman manusia.

"Bhinneka Tunggal Ika", semboyan dan motto dari negara Indonesia kita yang tercinta, memiliki arti berbeda-beda tapi tetap satu. Dengan banyaknya keberagaman di Indonesia, agama menjadi perbedaan yang sangat menonjol. Walau Indonesia dapat dilihat sebagai negara Muslim karena mayoritas masyarakat Indonesia adalah penganut agama Muslim, agama lain tidak dapat dilupakan.

 Bersekolah di sekolah Katolik Kolese Kanisius, saya adalah seorang mayoritas, namun di luar sana, saya adalah minoritas. Mayoritas dan minoritas adalah sebuah istilah yang lekas terlupakan. Dengan ekskursi Kanisius ke pesantren di kalangan Jabodetabek, istilah tersebut mudah terbaur.

Ekskursi adalah kesempatan kami, siswa Kolese Kanisius dan juga pesantren di tempat-tempat tertentu, menghargai perbedaan di negara kami. "Embrace, Share, and Celebrate Our Faith" adalah motto dari ekskursi Kolese Kanisius 2024 untuk kelas 12. Dalam kegiatan ini, kami berusaha untuk mendalami nilai-nilai kebersamaan dan saling menghargai, meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda. Ekskursi ini tidak hanya menjadi ajang untuk belajar tentang budaya dan agama lain, tetapi juga untuk memperkuat ikatan persaudaraan di antara sesama siswa.

Kisah Awal Persaudaraan

Hari pertama, kami sampai di Pesantren Modern Daarul Uluum Lido dengan sambutan yang hangat dari Kiai dan para santri. Kami mengikuti pembukaan yang meriah disertakan penampilan dari para santri, keahlian mereka dalam bernyanyi dan memainkan musik. 

Kemudian kami diajak untuk mengelilingi lahan pesantren, melihat semua fasilitas yang ada dan mengobservasi juga pembelajaran para santri. Setelah itu, terdapat waktu kosong yang kami isi dengan mengikuti ekstrakurikuler olahraga mereka. Di malam hari, kami mengikuti ibadah mereka, melihat bagaimana mereka berdoa melalui sholat dan juga mengaji.

Hari kedua, kami bangun jam 4 pagi untuk mengikuti sholat subuh para santri. Selesai dari itu kami mengikuti pembelajaran selayaknya seorang santri dimana saya diajarkan bahasa arab. Saya diajarkan cara mengatakan terima kasih dalam bahasa arab yaitu "syukron katsiron". Kami juga diajak untuk melihat perkebunan mereka hingga cara mereka membuat telur asin. Seluruh kegiatan sangat menarik, lebih menarik lagi ketika kami berjalan menyusuri sungai. Menyentuh air yang dingin sangat melegakan setelah berjalan jauh mencari sungai itu. 

Hari ketiga tiba dan kami sudah harus pulang. Perjalanan yang sungguh menarik dan pengalaman yang tidak mudah dilupakan. Dimana kami beraktivitas bukan sebagai umat Katolik dan umat Muslim, tapi sebagai warga negara Indonesia. Kami berbaur tanpa memandang agama dan latar belakang.

Hidup di Jembatan

"Hasil tertinggi pendidikan adalah toleransi" (Helen Keller)

Pengalaman ekskursi ke pesantren mengajarkan kami banyak hal tentang pentingnya keberagaman dan toleransi. Hidup di jembatan antara berbagai keyakinan dan latar belakang bukanlah hal yang mudah, namun sangat berharga. Setiap interaksi dan percakapan yang terjadi selama ekskursi ini membangun dasar-dasar kepercayaan dan pemahaman yang lebih dalam antara kami dan para santri di pesantren.

Kami tidak hanya mempelajari perbedaan, tetapi juga menemukan banyak persamaan. Kami menemukan bahwa terlepas dari perbedaan agama, kami semua memiliki harapan dan impian yang sama untuk masa depan. Kami sama-sama ingin hidup dalam masyarakat yang damai, adil, dan sejahtera. Ekskursi ini mengajarkan kami bahwa dengan komunikasi yang baik dan saling menghormati, kita bisa membangun jembatan yang menghubungkan hati dan pikiran kita.

Saat kami kembali ke kehidupan sehari-hari, kami membawa serta pelajaran berharga dari ekskursi ini. Kami berusaha untuk menerapkan nilai-nilai toleransi dan pemahaman dalam interaksi kami dengan orang-orang di sekitar kami. Kami percaya bahwa melalui upaya kecil setiap hari, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan damai.

Dengan semangat "Embrace, Share, and Celebrate Our Faith," kami berharap dapat terus membangun jembatan-jembatan baru yang menghubungkan berbagai kelompok di masyarakat. Jembatan emas antar agama bukan hanya konsep, tetapi sebuah tindakan nyata yang kami wujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan terus berusaha menjembatani perbedaan, kami yakin dapat menciptakan dunia yang lebih baik untuk semua.

Tetap di Jembatan

Hidup di jembatan antar agama mengajarkan bahwa toleransi bukan hanya tentang menerima perbedaan, tetapi juga tentang merangkulnya dengan penuh cinta dan rasa hormat. Terus berupaya menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat, dengan harapan bahwa setiap langkah kecil akan membawa kita lebih dekat ke dunia yang lebih damai dan harmonis.

Perjalanan ini belum selesai. Jembatan emas antar agama membutuhkan upaya terus-menerus dari setiap individu untuk memperkuat dan memelihara hubungan yang telah terjalin. Terus bekerja sama, menghargai keberagaman, dan merayakan persatuan dalam perbedaan. Dengan begitu, masa depan yang lebih cerah dan penuh harapan untuk semua generasi mendatang dapat tercipta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun