Mohon tunggu...
Nicholas Jason
Nicholas Jason Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apakah Boleh Mengambil Sel atau Jaringan untuk Dikulturkan?

30 Agustus 2018   16:05 Diperbarui: 30 Agustus 2018   16:20 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : zonasiswa.com

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, manusia dapat melakukan berbagai hal yang dulu belum pernah bisa dilakukan atau dibayangkan oleh manusia. Sebagai contoh adalah berkembangnya ilmu pengetahuan di cabang Biologi. 

Dari pengetahuan tentang sel, evolusi, sampai rekreasi genetika. Salah satu bukti berkembangnya ilmu pengetahuan dalam bidang biologi antara lain adalah adanya varietas baru di Indonesia yang dulu belum pernah ada sebelumnya, seperti bunga lily, buah anggur, stroberi dan jenis tanaman beri yang lainnya. Lalu di sisi lain, negara lain pun juga memiliki berbagai macam varietas tanaman yang belum pernah ada di sana sebelumnya. Hal ini mungkin karena adanya pengetahuan Biologi yang kita kenal sebagai kultur jaringan. 

Tetapi, hal ini juga menimbulkan sebuah pertanyaan, apakah salah kita "mengambil" sel dari tanaman di negara lain untuk kita bawa pulang ke negara kita sendiri untuk dikulturkan dan sebaliknya? Nah, sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kita mengetahui apa itu kultur jaringan, jenis-jenisnya, tahap-tahapannya dan sejarahnya.

Kultur jaringan dapat dilakukan karena tumbuhan memiliki kemampuan spesial yang disebut dengan totipotensi. Apa itu totipotensi? Totipotensi merupakan kemampuan setiap sel tumbuhan untuk tumbuh menjadi individu baru yang sempurna. 

Pada tumbuhan, sel meristem yang berada pada titik tumbuh juga memiliki kemampuan ini. Kemampuan totipotensi dapat diubah dengan mengganti lingkungan hidup atau lingkungan tumbuh sel. Modifikasi osmotik, nutrisi, hormon, atau sumber energi yang dipaparkan pada sel dapat mengubah sifat-sifat ini.

Dengan memanfaatkan kemampuan totipotensi, kita dapat melakukan kultur jaringan. Lalu, apa itu kultur jaringan? Kultur jaringan adalah membudidayakan jaringan tanaman menjadi tanaman baru yang mempunyai sifat sama dengan induknya. 

Atau juga bisa didefinisikan sebagai teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman (seperti jaringan akar, batang, daun, dan mata tunas), kemudian menumbuhkannya pada media buatan yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh (hormon) secara aseptik (steril), dalam wadah tertutup yang tembus cahaya, seperti tempat yang terbuat dari kaca, dengan suhu tertentu sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap.

Tentunya kultur jaringan juga memiliki dasar teorinya sendiri. Dasar teori kultur jaringan adalah sebagai berikut.

*Sel dari suatu organisme multiseluler di manapun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot karena berasal dari satu sel tersebut atau setiap sel berasal dari satu sel.

*Teori totipotensi sel artinya setiap sel memiliki potensi genetik seperti zigot, yaitu mampu memperbanyak diri dan berdiferensiasi menjadi tanaman lengkap.

*Pada tumbuhan, masih terdapat sel atau jaringan yang belum berdiferensiasi, yaitu jaringan meristem dan jaringan dasar (parenkim) yang masih aktif membelah.

Nah, setelah mengetahui apa itu totipotensi dan kultur jaringan, kita juga perlu tahu jenis-jenis kultur jaringan itu ada apa saja. Berdasarkan jenis eksplannya (sel atau jaringan asal), jenis kultur jaringan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu Meristem culture, Pollen atau anther culture, Protoplast culture, Chloroplast culture, dan Somatic cross. Meristem culture merupakan teknik kultur jaringan menggunakan eksplan dari jaringan muda atau meristem. 

Pollen atau anther culture merupakan teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan dari serbuk sari atau benang sari. Protoplast culture merupakan teknik kultur jaringan menggunakan eksplan dari protoplasma (sel hidup yang telah dihilangkan dinding selnya). 

Chloroplast culture merupakan teknik kultur jaringan menggunakan eksplan dari kloroplas untuk tujuan perbaikan sifat tanaman dengan membuat varietas baru. Dan yang terakhir adalah somatic culture yaitu teknik penyilangan dua macam protoplasma menjadi satu, kemudian dibudidayakan hingga menjadi tanaman yang mempunyai sifat baru.

Kultur jaringan tentunya juga memiliki beberapa tahap. Tahap-tahapan tersebut yaitu sterilisasi, pembuatan media, inisiasi, multiplikasi, pengakaran, dan aklimatisasi.

Tahap pertama ialah sterilisasi. Setiap proses kultur jaringan harus dilakukan pada tempat yang steril, yaitu di laminar flow serta memakai berbagai alat yang steril. Peralatan yang digunakan pada umumnya disterilisasi terlebih dahulu dengan cara menyemprotkan etanol ke alat tersebut atau dipanaskan. Selain itu, orang yang akan melakukan kultur tersebut juga harus dalam keadaan yang steril pula (badan harus bersih).

Tahap kedua kultur jaringan adalah pembuatan media. Media adalah faktor yang sangat penting dalam kultur jaingan. Media tersebut dapat berupa hormon, vitamin, atau garam mineral. Media yang digunakan harus steril terlebih dahulu, sehingga sebelum proses kultur jaringan dilakukan, media yang telah disiapkan tersebut ditempatkan di tabung reaksi dan kemudian dipanaskan dengan autoklaf. Media yang diambil harus sudah dipersiapkan di greenhouse supaya bebas kontaminan pada saat dikultur nanti.

Kemudian inisiasi. Inisiasi merupakan suatu proses pengambilan eksplan dari bagian pada tanaman yang akan dikultur. Sumber eksplan yang harus memenuhi kriteria seperti jelas jenisnya, varietas, bebas dari hama dan penyakit, dan spesies. 

Salah satu bagian tanaman yang sering digunakan adalah tunas. Setelah eksplannya sudah dipersiapkan, eksplan tersebut akan dikultur dengan harapan dapat menginisasi pertumbuhan baru sehingga dapat memungkinkan pemilihan salah satu bagian tanaman yang tumbuhnya paling kuat guna perbanyakan tanaman ke tahap yang berikutnya.

Tahap selanjutnya adalah multiplikasi. Multiplikasi ialah kegiatan untuk memperbanyak calon tanaman baru dengan cara menanam eksplan yang telah dipilih ke media. Guna mencegah gagal tumbuh eksplan tersebut, proses multiplikasi lebih baik dilakukan pada laminar flow.

Setelah multiplikasi adalah pengakaran. Pengakaran merupakan fase dimana eksplan akan membentuk pucuk serta akar tanaman baru yang kuat sehingga mampu untuk bertahan hidup pada saat dipindahkan dari lingkungan hidup in vitro ke lingkungan hidup luar. Peristiwa pengakaran mengindikasikan bahwa proses kultur jaringan berjalan dengan lancar.

Aklimatisasi adalah tahap terakhir pada tahapan kultur jaringan. Aklimatisasi adalah tahap untuk memindahkan eksplan dari awalanya di lingkungan in vitro ke lingkungan luar. 

Aklimatisasi harus dilakukan secara hati-hati dan juga bertahap, yaitu dengan cara memberikan sungkup. Sungkup tersebut kemudian akan dilepaskan apabila tanaman baru yang sudah berhasil kultur sudah mampu untuk berdaptasi dengan lingkungan luar tersebut. Supaya tanaman baru tersebut tumbuh dengan baik, harus dilakukan pemeliharaan yang prinsip utamanya hampir serupa dengan pemiliharaan pada tanaman generatif.

Sumber : softilmu.com
Sumber : softilmu.com
Perkembangan teknik kultur jaringan dimulai pada tahun 1838 ketika Schwann dan Schleiden mengungkapkan tentang teori totipotensi yang menyatakan bahwa sel sel bersifat otonom, dan pada prinsipnya mampu beregenerasi menjadi tanaman lengkap. Teori yang dikemukakan Schwann dan Schleiden ini adalah dasar dari spekulasi Haberlandt pada awal abab ke-20 yang menyatakan bahwa jaringan tanaman dapat diisolasi dan dikultur hingga berkembang menjadi tanaman normal dengan melakukan manipulasi terhadap kondisi lingkungan dan nutrisinya. 

Walaupun usaha Haberlandt menerapkan teknik kultur jaringan tanaman pada tahun 1902 mengalami kegagalan, akan tetapi Harrison, Burrows dan Carrel pada tahun 1907-1909 berhasil mengkulturkan jaringan hewan dan manusia secara in vitro. 

Keberhasilan aplikasi teknik kultur jaringan sebagai sarana perbanyakan tanaman secara vegetatif pertama kali dilaporkan oleh White pada tahun 1934 yakni melalui kultur akar tanaman tomat. Selanjutnya, pada  tahun 1939, Gautheret, Nobecourt, dan white berhasil menumbuhkan kalus tembakau dan wortel secara in vitro. Pada jaman sekarang ini, sudah ada begitu banyak perkembangan dalam teknik serta hormon dalam kultur jaringan.

Sumber : zonasiswa.com
Sumber : zonasiswa.com
Kultur jaringan mempunyai begitu banyak manfaat seperti dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah besar dalam waktu singkat yang memiliki sifat dan kualitas sama dengan induknya dan tanaman bebas dari virus dan penyakit. 

Kultur jaringan juga dapat menciptakan varietas baru, dengan cara menggabungkan plasma dari sel-sel yang berbeda dalam satu spesies lalu menumbuhkannya melalui kultur jaringan. Kultur jaringan juga berguna dalam pelestarian jenis tanaman yang hampir punah, dan mempertahankan keaslian sifat-sifat tanaman.

Setelah kita tahu apa itu kultur jaringan,  jenis-jenisnya apa saja, tahapan-tahapannya, dan sejarahnya, maka kita bisa mencoba untuk menjawab pertanyaan yang ada di paragraf pertama. Apakah salah kita "mengambil" sel dari tanaman di negara lain untuk kita bawa pulang ke negara kita sendiri untuk dikulturkan dan sebaliknya? Di sini penulis akan memberikan pendapat berdasar pemikiran penulis.

Bila kita lihat, untuk melakukan kultur jaringan kita hanya memerlukan potongan kecil sel atau jaringan asal dari tumbuhan induk. Pengambilan ini tentu tidak akan melakukan terlalu banyak kerusakan sehingga membuat tumbuhan menjadi rentan dan sebagainya. Dengan begitu, pengambilan sel atau jaringan asal ini tidak akan merugikan tanaman dan negara atau wilayah tempat asal tumbuhan. 

Bila peneliti atau ilmuwan luar negeri sudah mendapat ijin untuk melakukan riset atau penelitian dengan mengambil potongan kecil sel atau jaringan untuk dikulturkan, tentu saja hal ini tidak masalah.

Tetapi, juga perlu kita ingat bahwa iklim, suasana, suhu, dan lingkungan setiap negara berbeda-beda. Hal ini juga akan memengaruhi pertumbuhan tumbuhan setelah melalui proses aklimatisasi. 

Dalam lingkungan luar yang tidak dikontrol, membuat tanaman perlu untuk beradaptasi. Perlu diingat bahwa tumbuhan yang dihasilkan dari kultur jaringan sama persis dengan tumbuhan induknya. Bila tumbuhan induknya berasal dari daerah yang beriklim tropis kemudian dikulturkan di daerah atau negara yang beriklim sedang, tentu akan membuat tumbuhan sulit untuk bertumbuh dan beradaptasi.

Kultur jaringan tentu juga membawa manfaat yaitu dapat menghasilkan tumbuhan dalam jumlah yang banyak dan memiliki sifat yang sama dengan induknya. Bila kultur jaringan di suatu negara berhasil dan dapat menghasilkan tumbuhan yang kemudian bisa hidup di lingkungan yang baru, hal ini tentu akan memberikan begitu banyak manfaat pada negara tersebut. 

Varietas tumbuhan dalam negara tersebut menjadi lebih bervariasi dan beberapa tumbuhan juga memiliki manfaat yang sangat menguntungkan dalam berbagai bidang. Kultur jaringan memang sangat bermanfaat, tetapi bila dilakuakan secara tidak berlebihan. Seperti yang kita ketahui bahwa hal yang berlebihan tidak selalu baik. Hal ini juga berlaku untuk kultur jaringan. 

Kultur jaringan dapat menghasilkan banyak tumbuhan yang memiliki sifat sama dengan induknya. Bila suatu negara mengkulturkan terlalu banyak tumbuhan dan membuat tumbuhan lokal tidak memiliki tempat, hal tersebut bisa menghasilkan menghilangnya tumbuhan lokal digantikan oleh tumbuhan hasil kultur jaringan.

Jadi, dari semua pendapat penulis tersebut, penulis menyimpulkan bahwa negara lain boleh-boleh saja mengambil sel atau jaringan untuk dikulturkan ketika sudah memiliki ijin. Tetapi juga perlu dipertimbangkan hal-hal lainnya juga seperti kemampuan adaptasi tumbuhan dan untuk tidak terlalu banyak menghasilkan tumbuhan dari kultur jaringan sehingga bisa merusak ekosistem daerahnya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun