MELIHAT FENOMENANYA
      Kami melihat bahwa adanya tanda ketidakadilan dan campur tangan yang berkuasa didalam berlangsungnya pemilihan capres dan cawapres. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya perubahan peraturan perundang undangan mengenai syarat batas usia seseorang dalam mencalonkan diri menjadi presiden dan wakil presiden.Â
      Undang undang tersebut berubah yang awalnya calon Presiden dan calon Wakil Presiden adalah berusia paling rendah 40 dan pada Pemilu 2024 peraturan berubah menjadi berusia paling rendah 40 tahun. Namun, ada pengecualian bagi calon yang pernah atau sedang menduduki jabatan yang dipilih melalui pemilihan umum, termasuk pemilihan kepala daerah dapat mencalonkan dirinya.
      Walaupun tidak secara terang terangan dari perubahan tersebut kriterianya sangat cocok sekali dan condong sekali memberi akses untuk anak yang berkuasa dalam melanjutkan misi ayahnya. Yang mana tidak lama setelah perubahan tersebut anak yang berkuasa dapat mencalonkan dirinya sebagai wakil presiden.
      Meskipun dengan statemen dahulunya, yaitu yang berkuasa tidak ingin melanjutkan periodenya dengan alasan harus patuh pada konstitusi tidak menutup kemungkinan juga anak dari yang berkuasa tersebut diperuntukan untuk melanjutkan kekuasaannya.
Kenapa Tradisi kritis ?
Karena tradisi kritis memiliki asumsi bahwa tradisi ini memerhatikan kesenjangan yang ada di dalam masyarakat. Â Dan tradisi kritis mencoba memahami system yang sudah dianggap benar, struktur kekuatan, dan keyakinan/ideologi yang mendominasi masyarakat, dengan pandangan tertentu dimana minat disajikan oleh struktur- struktur tersebut.
Paradigma ?
Paradigma yang sesuai dengan fenomena ini adalah paradigma kritis karena, paradigma kritis pada umumnya selalu melihat dalam konteks yang luas, tidak hanya pada sebuah level, namun juga mengeksplorasi level lain yang ikut berperan dalam sebuah peristiwa. Contohnya dalam kajian media massa, pendekatan yang dilakukan tidak hanya melihat proses kerja wartawan ke lapangan membuat berita atau artikel untuk diterbitkan. Namun bisa untuk melihat bagaimana konteks atau suasana sosial, politik, budaya hingga ekonomi saat berita itu dibuat. Lalu untuk Konsep kekuasaan yang dimaksudkan adalah salah satu kunci hubungan antara wacana dan masyarakat. Ideologi pun menjadi konsep penting dalam analisis wacana kritis, karena dalam setiap bentuk teks, percakapan atau apapun itu adalah merupakan praktik ideologi yang merupakan pancaran suatu ideologi tertentu. Wacana bagi ideologi adalah media bagi suatu kelompok untuk mempersuasikan, menyebarkan, dan memberikan pemahaman kepada khalayak mengenai suatu konsep kehidupan yang mereka miliki sehingga dianggap wajar dan benar, yang kemudian dapat diterima oleh masyarakat.
Metodologi penelitian yang cocok dengan fenomena ini ?
Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi social, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data dan meneliti sejarah perkembangan. Mengingat bahwa penelitian ini bertujuan untuk memahami dan memaknai berbagai fenomemna yang ada atau yang terajdi dalam kenyataan sebagai ciri khas penelitian kualitatif . Â Metode kualitatif dilakukan dengan beberapa pertimbangan, pertama menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda, kedua, metode ini menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan responden, ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
SUMBER FENOMENA:
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=19660&menu=2
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=19840&menu=2
     Â
ATTENTION!
It's term for part of the coursework
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H