Mohon tunggu...
Nicholas ArgaVino
Nicholas ArgaVino Mohon Tunggu... Insinyur - Mahasiswa

Bio

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Potensi PLTS Photovoltaic di Indonesia

14 Agustus 2021   01:01 Diperbarui: 14 Agustus 2021   01:07 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

I0419071 Nicholas Arga Vino Dewangga Penulis Mahasiswa Program Studi mesin.ft.uns.ac.id Fakultas ft.uns.ac.id

Pada saat ini energi mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung kehidupan manusia. Konsumsi energi di Indonesia akan terus meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan sektor ekonomi nasional. Selama ini penyangga utama kebutuhan listrik di Indonesia masih mengandalkan Perusahaan Listrik Nasional (PLN) yang energinya masih berasal dari minyak bumi dan batu bara. 

Sementara itu, tidak dapat dihindarkan bahwa minyak bumi semakin langka dan mahal harganya. Untuk mengurangi pemakaian energi listrik dari PLN, maka sumber energi terbaru dan terbarukan harus dikembangkan. Dari sekian banyak sumber energi terbarukan, penggunaan energi matahari melalui solar cell khususnya solar cell photovoltaic merupakan alternatif yang paling potensial untuk diterapkan pada hunian di Indonesia.

Indonesia merupakan negara yang berpeluang besar dalam pengembangan energi baru terbarukan di dunia. Hal tersebut tentu berkat dukungan sumber daya alam di Indonesia yang melimpah. 

Terdapat berbagai macam sumber energi baru terbarukan, salah satunya yaitu energi surya. Nah, penasaran kan seberapa besar potensi sumber energi surya di Indonesia dan sejauh mana yang telah dilakukan untuk mendukung potensi tersebut. Langsung saja, check it out!

Berdasarkan pemaparan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral/ ESDM pada Grand Launching Society of Renewable Energy (26 September 2020) lalu, potensi energi surya di Indonesia diperkirakan sekitar 207,8 GW. 

Wah, besar banget ya! Potensi tersebut memberikan persentase terbesar dibandingkan dengan potensi sumber energi baru terbarukan lain di Indonesia seperti potensi energi hidro sebesar 75 GW, energi bayu sebesar 60,6 GW, bioenergi sebesar 32,6 GW, energi panas bumi sebesar 23,9 GW, dan yang paling kecil yaitu energi samudera dengan perkiraan potensi sebesar 17,9 GW. Namun masih disayangkan nih, karena dari total potensi energi surya yang kita miliki baru dimanfaatkan 147,6 MWp atau kurang lebih baru 0,07% saja. Wah, ternyata masih menjadi PR ya bagi Indonesia karena sebenarnya sangat potensial untuk unggul di sektor energi ini.

Eitss, tapi tunggu dulu.

Coba kita lihat peta persebaran potensi energi baru terbarukan di Indonesia berikut, Yuk!

Berdasarkan peta tersebut dapat diketahui bahwa potensi energi surya tersebar hampir merata di setiap gugusan pulau di Indonesia. Melihat sebesar itu potensi yang kita miliki tentu pemerintah tidak tinggal diam, Energizen! Saat ini pemerintah telah mengeluarkan roadmap pemanfaatan energi surya yang menargetkan pengembangan tenaga surya sebesar 6,5 GW hingga 2025 sesuai dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Jumlah tersebut merupakan gambaran potensi pasar yang cukup besar dalam pengembangan energi surya di masa mendatang.

Ada banyak cara loh untuk memanfaatkan energi dari matahari, salah satu cara penyediaan energi listrik yang siap untuk diterapkan secara komersial adalah sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Photovoltaic (PLTS Photovoltaic) atau secara baku disebut Sistem Energi Surya Fotovoltaik (SESF). Strategi pengembangan pembangkit listrik tenaga (PLTS Fotovoltaik) ini sudah dilakukan dalam skala besar loh, contohnya seperti pemanfaatan lahan bekas tambang di Bangka Belitung sebesar 1250 MW, Kutai Barat sebesar 1000 MW, dan Kutai Kartanegara sebesar 53 MW. Selain itu, ada juga PLTS terapung sebesar 857 MW di beberapa waduk yang tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat, serta PLTS terapung di Danau Singkarak, Sumatera Barat.

Berbeda halnya di negara-negara maju, disana SESF sudah banyak ditemui pada gedung-gedung pencakar langit dan hunian masyarakat di kota-kota besar sebagai suplai energi listrik sekunder. Hal ini dikarenakan kemudahan dalam pemanfaatannya dan cepatnya perkembangan teknologi di bidang solar cell photovoltaic sehingga harganya semakin terjangkau. Tapi tau ga? Kabar baiknya, dalam waktu dekat ini SESF Fotovoltaik rooftop juga akan dikembangkan secara masif di Indonesia loh!

Itu semua berkat inisiasi dari Institute for Essential Services Reform (IESR), dan rencananya pengembangan tersebut dilakukan di daerah-daerah melalui sinergi bersama pemerintah provinsi maupun pemerintah kota/ kabupaten dengan program ekowisata, klaster ekonomi, dan utamanya pada program surya nusantara.

referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun