Mohon tunggu...
Nicholas Ananta Pakpahan
Nicholas Ananta Pakpahan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, Semua! Perkenalkan, namaku Nicholas Ananta Pakpahan dari Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Program studi Teknik Industri Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penyelenggaraan Industri 4.0 di Indonesia dan Tantangannya

8 Mei 2024   23:05 Diperbarui: 8 Mei 2024   23:13 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Industri 4.0 telah menjadi sorotan utama di berbagai negara, termasuk Indonesia. Konsep ini mengacu pada revolusi industri yang ditandai dengan integrasi teknologi digital dan fisik untuk menciptakan sistem produksi yang cerdas, terkoneksi, dan otomatis. 

Industri 4.0 melibatkan penggunaan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), Big Data, robotika, dan manufaktur berbasis digital. Tujuan utama hadirnya revolusi industri 4.0 adalah untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan inovasi dalam proses produksi dan layanan.

Penyelenggaraan industri 4.0 di Indonesia menjadi penting karena beberapa alasan. Pertama, hal ini akan meningkatkan daya saing industri ekonomi Indonesia dalam skala global. Kedua, transformasi digital ini dapat menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. 

Ketiga, industri 4.0 memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja baru dan penyediaan layanan yang lebih efisien dan terjangkau. 

Penyelenggaraan industri 4.0 didukung dengan penilaian Kementerian Perindustrian bahwa Indonesia sudah cukup siap dalam menerapkan industri 4.0. Penilaian ini didasari oleh penggunaan Indeks Kesiapan Industri atau Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) yang dibuat oleh Kementerian Perindustrian pada tahun 2018 (Ludwina, 2018)

Di Indonesia sendiri, implementasi industri 4.0 terjadi dalam berbagai sektor, termasuk manufaktur, pertanian, kesehatan, logistik, dan layanan keuangan. Berbagai pihak terlibat dalam penyelenggaraan industri 4.0 ini. 

Pemerintah memiliki peran penting dalam menyusun kebijakan, memberikan insentif, dan menciptakan lingkungan yang mendukung untuk adopsi teknologi. Industri, baik perusahaan besar maupun start-up, bertanggung jawab atas implementasi teknologi di level operasional. Lembaga pendidikan dan penelitian juga memiliki peran dalam menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dalam era industri 4.0.

Kenyataan di Lapangan bagi Industri 4.0 di Indonesia

Dalam kenyataannya, telah terjadi perkembangan yang nyata dalam kehadiran industri 4.0 di Indonesia. Pemerintah telah meluncurkan berbagai inisiatif dan program untuk mendukung transformasi digital di berbagai sektor. 

Pusat-pusat inovasi dan teknologi, seperti Kawasan Industri Jababeka dan Bandung Techno Park, telah menjadi pusat aktivitas bagi perusahaan dan start-up yang bergerak dalam bidang Industri 4.0. Bahkan, per tanggal Juli 2019, terdapat dua perusahaan asal Indonesia yang masuk menjadi daftar 10 Global Lighthouse Network atau percontohan industri 4.0 dunia berdasarkan laporan World Economic Forum (WEF) di China pada tahun 2019 (Latief, 2019). Kedua perusahaan tersebut adalah PT Schneider Electric Manufacturing Batam (SEMB) dan PT Petrosea Tbk.

Namun, tetap terdapat sejumlah tantangan dalam implementasi industri 4.0 di Indonesia yang perlu diatasi. Pertama, infrastruktur digital yang belum merata di seluruh wilayah Indonesia menjadi hambatan utama dalam adopsi teknologi. 

Lalu, kurangnya keterampilan dan literasi digital di kalangan tenaga kerja menjadi masalah serius yang perlu diatasi dan dicegah untuk kedepannya. Kemudia, regulasi yang belum sepenuhnya mendukung transformasi digital dan perlindungan data pribadi menjadi kekhawatiran bagi pelaku industri yang ingin berkembang ke industri 4.0. 

Selain itu, adanya kesenjangan antara sektor industri besar dan kecil dalam mengadopsi teknologi industri 4.0 yang perlu diperkecil dan didalami perubahannya. Terakhir, tantangan finansial dalam mengimplementasikan teknologi baru dan memperbaharui infrastruktur menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan.

Meskipun dihadapkan pada sejumlah tantangan, prospek masa depan penyelenggaraan Industri 4.0 di Indonesia tetap cerah. Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah, kerjasama antara sektor swasta dan publik, serta investasi dalam infrastruktur dan keterampilan, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pemimpin dalam penerapan industri 4.0 di kawasan Asia Tenggara. 

Transformasi ini tidak hanya akan meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia, tetapi juga akan menciptakan peluang baru bagi pertumbuhan dan kemakmuran masyarakat. Penyelenggaraan industri 4.0 di Indonesia bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan kerja sama yang kuat antara berbagai pihak dan komitmen untuk mengatasi tantangan yang ada, Indonesia dapat meraih manfaat besar dari transformasi ini.

Daftar Pustaka:
Latief, M. (4 Juli 2019). Dua perusahaan Indonesia jadi percontohan industri 4.0 dunia. aa.com.tr. https://www.aa.com.tr/id/ekonomi/dua-perusahaan-indonesia-jadi-percontohan-industri-40-dunia/1523215#

Lidwina, A. (12 Oktober 2019). Kesiapan Indonesia Hadapi Era Industri 4.0. Katadata.com. htps://katadata.co.id/infografik/5e9a4e601630e/kesiapan-indonesia-hadapi-era-industri-40

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun