Mohon tunggu...
NICHOLAS DJUNAEDI PUTRA
NICHOLAS DJUNAEDI PUTRA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Perkenalkan nama saya Nicholas seorang mahasiswa SMA kelas 3 yang sedang dalam proses pembelajaran dalam menulis artikel dimana saya ingin mengasah kerterampilan saya dalam memaparkan isi pikiran saya secara kritis dan terpadu.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Living Sacrifice: Perjalanan Hidup Sang Konglomerat Dato' Sri Prof. Dr. Tahir

31 Januari 2024   10:32 Diperbarui: 31 Januari 2024   19:29 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Living Sacrifice merupakan sebuah buku biografi dari sosok seorang Dato’ Sri Prof. DR. Tahir yang tentunya sudah tidak asing lagi bagi para kalangan pengusaha ataupun pakar ekonomi. Dato’ Sri Prof. DR. Tahir atau yang kerap dikenal dengan pangilan pak Tahir adalah seorang konnglomerat yang kini menduduki daftar 50 orang terkaya di Indonesia bedasarkan Forbes.

Pada tahun 2024 ini pak Tahir dan keluarga telah berhasil menempati peringkat ke 14 dimana beliau merupakan pendiri dan pemilik dari Mayapada Group yang bergerak di bidang Jasa keuangan, Kesehatan, Hotel dan real estate, Pertambangan dan energy. Buku Living Sacrifice ditulis oleh wartawati bernama Alberthiene Endah dan pak Tahir sendirinya dimana buku tersebut memiliki 537 halaman. Kisah perjalanan hidup seorang konglomerat tentunya sangat menarik untuk dibaca, dimana kita dapat mendapatkan banyak pembelajaran hidup dalam bagaimana sang tokoh dapat meraih kesuksessannya saat ini. Buku ini dapat dibeli secara online maupun offline dengan harga mulai dari Rp 167.200.

Buku yang resmi diluncurkan di Jakarta pada 23 September 2015 ini memiliki gaya penulisan yang kasual dimana sang penulis meggunakan sudut pandang orang pertama agar para pembaca dapat membayangkan scenario yang diceritakan secara realistis seolah-olah mereka adalah seorang sosok pak Tahir. Dalam segi judul buku ini memiliki judul yang sangat ringkas namun menarik yaitu Living Sacrifice yang dapat kita terjemahkan sebagai Persembahan Hidup. Buku ini memiliki alur yang dimulai dengan kisah perjuangan pak Tahir dalam menempuh kehidupan di masa lampau, dimana beliau melalui banyak rintangan dan jatuh bangun hingga akhirnya dapat meraih posisinya di saat ini. Pada bagian pembuka, buku ini menceritakan mengenai latar belakang pak Tahir yang merupakan keturunan etnis tionghoa dimana ia memiliki ayah yang merupakan seorang warga Tiongkok.

Pak Tahir pun tidak langsung memiliki segalanya seperti pada saat ini dimana ia berasal dari keluarga yang serba berketerbatasan. Walaupun keluarga pak tahir memiliki banyak keterbatasan ia pun sangat menghormati ajaran-ajaran keluarganya dimana ia belajar banyak mengenai integritas, moralitas dan kepedulian akan sesame yang sangat ia jujung tinggi hingga saat ini. Dikarenakan oleh keterbatasan ekonomi, pak Tahir pun menghabiskan masa mudanya untuk membantu keluarganya dalam bedagang. Dari sini, Tahir pun mulai memiliki keterampilan, jiwa dan ambisi dalam berdagang. Setelah berberapa waktu berjalan, kondisi keuangan keluarga Tahir pun mulai membaik dan ia pun memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan Sarjana di Nanyang University di Singapura. Dalam perjalanannya, Nanyang bergabung dengan University of Singapore membentuk National University of Singapore (NUS).

Disinilah dimana hal menjadi semakin menarik dimana sedikit unsur percintaan mulai muncul. Disaat berkuliah di NUS, pak Tahir menemukan jodoh hidupnya yaitu Rosy Riady, putri dari salah satu pengusaha terkaya di Indonesia yaitu bpk Mochtar Riady.

Mochtar Riady merupakan seorang sosok pengusaha yang sangat terkemuka dimana ia merupakan pendiri dan pemilik dari Lippo Group, sebuah Perusahaan konglomerat yang telah merajarela secara international di Kawasan Asia Pacific.

Menikahi Rosy Riady pun tidak membuat hidup Tahir bergelimang harta, dimana buku ini menceritakan bagaimana perjuangan Tahir dan sang istri dalam mengembangkan usahanya sendiri terlepas dari usaha yang dimiliki mertua Tahir yaitu Mochtar Riady yang dimana pada akhirnya Tahir pun berhasil mendirikan Mayapada group.

Selain itu buku ini juga mengajarkan banyak prinsip yang dapat kita ambil contoh dimana pak Tahir menyatakan jika seseorang mendapatkan kesuksesan lantaran bersandar pada orang lain, maka posisinya akan lemah dan bisa hilang sewaktu-waktu atau dirampas oleh orang lain. Namun, jika kekuatan itu dibangun dari dalam diri, “noboby can take it away.” Statement tersebut mengajarkan kita bahwa memiliki “privilege” dalam hidup belum berarti kita dapat akan selalu memilikinya karena apa yang lebih susah dalam hidup bukanlah meraih sesuatu melainkan mempertahankan sesuatu yang kita miliki. Bagian ini merupakan bagian yang paling popular dari buku Living Sacrifice dimana ketidaktertarikan Tahir dalam menggunakan kekayaan mertuanya untuk membantu mendongkrak usaha yang ia rintis menjadi suatu hal yang sangat menarik. Hal ini memberikan pembelajaran bagi para pembaca bahwa kita harus selalu menjadi sosok yang mandiri terhindar dari status apapun yang kita miliki karena apa yang akan miliki kedepannya adalah apa yang telah kita raih dan bukanlah apa yang diberikan oleh orang lain.

Di dalam buku ini juga terdapat pesan-pesan moral yang disampaikan oleh orang tua Tahir kepadanya dimana sang ibu, Lina Sindawati mengajarkannya untuk memiliki Pride dan Dignity (Kehormatan dan Harga Diri) yang menjadi prinsip hidup Tahir dalam menjalankan bisnis dimana ia percaya bahwa dalam berbisnis kita harus memiliki kerhormatan dan harga diri untuk dijaga agar orang-orang dapat memercayai kita dalam berdagang.

Pada bagian penutup, buku ini menceritakan sisi lain dari seorang Tahir yang dimana ia bukanlah hanya seorang pengusaha yang terfokus dalam membangun kekayaan namun ia pun juga seorang filantropis atau yang dapat kita sebut juga sebagai seorang dermawan yang sering berpartisipasi dalam kegiatan organisasi kemanusiaan , Dalam rangka memperkuat tekadnya, Tahir pun mendirikan Tahir foundation dimana ia menggunakan Yayasan tersebut untuk menyalurkan kontribusinya kepada pihak yang membutuhkan .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun