Ungkapan bahwa "penyakit semakin tidak mengenal usia" tampaknya semakin relevan dalam konteks kesehatan masyarakat saat ini. Penyakit kronis seperti stroke, jantung, diabetes, dan kanker, yang sebelumnya lebih sering dijumpai pada orang usia lanjut, kini semakin banyak ditemukan pada orang-orang dengan usia yang lebih muda. Faktor-faktor yang mendorong fenomena ini sangat kompleks, mulai dari gaya hidup, kondisi lingkungan, hingga faktor kebutuhan dasar manusia seperti air, udara, dan makanan. Sehingga, tidak sedikit yang mengatakan bahwa usia harapan hidup semakin menurun dan angka kematian di usia muda semakin meningkat.
Usia harapan hidup adalah indikator kunci dalam mengukur kualitas hidup suatu populasi. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, usia harapan hidup telah mengalami penurunan yang cukup signifikan, terutama pasca terjadinya pandemi Covid-19. Tren ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi kita dalam memahami kondisi yang menjadi penyebabnya.
Penyebab
Air dan udara
Air dan udara adalah dua elemen kritis bagi kehidupan manusia. Namun, sering kali kita mengabaikan kualitasnya. Air yang terkontaminasi akibat sampah dan paparan bahan kimia berbahaya seperti logam berat, pestisida, tinja, atau bakteri patogen dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius, seperti infeksi saluran pencernaan, gangguan kulit, dan gangguan sistem saraf yang serius.
Di sisi lain, udara yang tercemar oleh emisi industri, kendaraan bermotor, atau pembakaran sampah dapat mengandung partikel-partikel berbahaya seperti PM2.5, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida. Paparan jangka panjang terhadap kondisi udara yang tercemar seperti ini dapat mengakibatkan penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis kronis, serta meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker paru-paru.
Kualitas yang buruk dari kedua elemen ini dapat menjadi faktor pemicu utama munculnya berbagai penyakit dalam tubuh manusia.
Makanan
Makanan menjadi faktor kedua yang berpengaruh besar terhadap kesehatan jangka panjang kita. Kemajuan teknologi seperti rekayasa genetika, penggunaan hormon dan antibiotik dalam peternakan, serta tanah yang terkontaminasi pestisida dan herbisida, semuanya memberikan dampak yang signifikan terhadap makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Selain itu, konsumsi makanan tidak sehat seperti makanan yang tinggi lemak jenuh, gula, garam, bahan pengawet, serta potensial karsinogen, telah terbukti meningkatkan risiko penyakit seperti jantung, diabetes, obesitas, dan kanker di masa depan, khususnya pada orang-orang yang memiliki pola makan tidak seimbang. Namun, demikianlah kenyataannya. Makanan-makanan tersebut sudah sangat umum dan mudah dijumpai disekitar kita.
Gaya Hidup
Gaya hidup berdampak signifikan terhadap risiko penyakit kronis pada usia muda. Perubahan pola makan yang tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor utama yang berkontribusi pada peningkatan penyakit kronis. Pola makan yang cenderung mengandung lebih banyak gula, lemak jenuh, dan sodium, sementara asupan serat, vitamin, dan mineral tidak tercukupi dengan baik, dapat menyebabkan obesitas dan komplikasi penyakit di masa mendatang. Obesitas, pada gilirannya, merupakan faktor risiko utama untuk berbagai penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi.