Mohon tunggu...
Nicco Cahya Permana
Nicco Cahya Permana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak AI terhadap Terancamnya Pekerjaan Penulis Lagu dan Pelukis

29 Mei 2024   16:29 Diperbarui: 29 Mei 2024   16:30 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input suhttps://www.jakhoster.com/blog/apa-itu-ai-sedang-tren-terkini-di-tahun-ini/mber gambar

Dalam era digital yang terus berkembang, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) telah mengubah berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satu bidang yang terkena dampak signifikan adalah industri kreatif, termasuk penulisan lagu dan seni lukis. AI memiliki potensi untuk merevolusi cara karya seni diciptakan, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran tentang masa depan pekerjaan bagi penulis lagu dan pelukis. Artikel ini akan membahas dampak AI terhadap kedua profesi tersebut dan bagaimana mereka dapat beradaptasi dalam menghadapi perubahan ini.

AI telah mulai memainkan peran penting dalam industri musik. Dengan algoritma canggih dan teknik pembelajaran mesin, AI dapat menghasilkan komposisi musik yang kompleks. Beberapa platform seperti OpenAI's MuseNet dan Amper Music dapat membuat lagu dalam berbagai genre hanya dengan beberapa input dari pengguna. AI dapat mempelajari pola musik dari ribuan lagu dan menciptakan melodi yang seolah-olah dibuat oleh manusia. Munculnya AI di dunia musik telah menimbulkan berbagai reaksi dari komunitas penulis lagu. Sebagian melihatnya sebagai ancaman, sementara yang lain melihatnya sebagai alat baru yang bisa digunakan untuk memperkaya karya mereka. AI bisa menghasilkan lagu dalam hitungan menit, sesuatu yang bisa memakan waktu berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu bagi penulis lagu manusia. Ini menimbulkan kekhawatiran bahwa produser musik akan lebih memilih AI karena kecepatannya.

Meskipun AI mampu meniru gaya musik tertentu, ada perdebatan mengenai apakah hasil karya AI dapat menyamai kualitas dan kedalaman emosional dari karya manusia. Namun, dengan kemajuan teknologi, batas ini semakin kabur. Penggunaan AI dalam musik dapat membuat proses penciptaan lagu menjadi lebih murah dan lebih cepat, yang bisa mengurangi kebutuhan akan penulis lagu profesional. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan penulis lagu tentang masa depan pekerjaan mereka. Di sisi lain, AI juga membuka peluang baru bagi penulis lagu. Dengan menggunakan AI sebagai alat bantu, penulis lagu dapat menemukan melodi baru atau mengeksplorasi genre musik yang berbeda. AI dapat berfungsi sebagai asisten yang memperkaya proses kreatif. Penulis lagu yang mampu beradaptasi dengan teknologi ini dapat menemukan cara baru untuk mempercepat proses pembuatan musik dan mengeksplorasi ide-ide yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya.

Di dunia seni rupa, AI juga menunjukkan kemampuan luar biasa. Algoritma seperti DeepArt dan DALL-E mampu menciptakan gambar dan lukisan yang mengesankan dengan menggabungkan berbagai gaya seni yang ada. AI dapat meniru teknik pelukis terkenal atau menciptakan karya seni yang sepenuhnya orisinal. Kehadiran AI dalam seni lukis telah mengubah cara orang memandang seni dan proses penciptaannya. AI mampu menghasilkan karya seni dalam jumlah besar dengan cepat, yang dapat mengurangi nilai eksklusivitas karya seni manusia. Banyak pelukis khawatir bahwa AI akan menggantikan kebutuhan akan seniman manusia, karena AI dapat memproduksi karya seni dengan biaya yang jauh lebih rendah. Ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana pelukis dapat tetap relevan di pasar yang semakin kompetitif.

Namun, ada juga pelukis yang melihat AI sebagai alat yang dapat membantu mereka dalam eksplorasi artistik. AI bisa membantu pelukis untuk bereksperimen dengan gaya dan teknik baru yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya. Kolaborasi antara manusia dan AI bisa menciptakan karya seni yang unik, menggabungkan elemen terbaik dari kedua dunia. Beberapa seniman bahkan telah menggunakan AI untuk menciptakan karya yang benar-benar baru dan inovatif, menunjukkan bahwa AI dapat menjadi mitra kreatif yang berharga.

Untuk menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh AI, penulis lagu dan pelukis perlu mengadopsi pendekatan baru dalam berkarya. Penggunaan AI sebagai alat bantu dapat membantu seniman untuk menstimulasi ide-ide baru dan membantu mereka keluar dari kebuntuan kreatif. Dengan bantuan AI, proses penciptaan bisa lebih cepat, memungkinkan seniman untuk lebih produktif tanpa mengorbankan kualitas.

Seniman perlu fokus pada aspek-aspek unik dari kreativitas manusia yang sulit ditiru oleh AI, seperti emosi mendalam, pengalaman pribadi, dan perspektif budaya. Dengan terus berinovasi dan bereksperimen dengan teknik dan gaya baru, seniman dapat menemukan cara untuk tetap relevan di era digital. Edukasi dan pelatihan juga penting untuk membantu seniman memahami bagaimana AI bekerja dan bagaimana teknologi ini dapat digunakan dalam proses kreatif. Mengembangkan keterampilan baru yang relevan dengan era digital, seperti penggunaan perangkat lunak AI dan pemahaman tentang algoritma kreatif, dapat membantu seniman untuk tetap kompetitif. Seniman yang mampu beradaptasi dengan teknologi ini akan memiliki keunggulan dalam pasar yang semakin terotomatisasi.

Untuk lebih memahami dampak AI, kita dapat melihat beberapa contoh nyata di mana AI telah digunakan dalam seni dan musik. AIVA (Artificial Intelligence Virtual Artist) adalah AI yang mampu membuat komposisi musik klasik yang digunakan dalam berbagai media, termasuk film dan video game. AIVA menunjukkan bagaimana AI bisa berperan sebagai komposer, menghasilkan musik dengan cara yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh manusia.

Endel adalah aplikasi yang menggunakan AI untuk menciptakan musik yang dipersonalisasi berdasarkan data pengguna, seperti detak jantung dan cuaca. Ini menunjukkan potensi AI untuk membuat musik yang sangat disesuaikan dengan kebutuhan individu, memberikan pengalaman yang unik bagi setiap pengguna. Di dunia seni lukis, AI yang dikembangkan oleh Pindar Van Arman, seorang pelukis dan insinyur, mampu melukis dengan gaya yang sangat mirip dengan manusia, mengekspresikan kreativitas melalui teknik yang diprogram.

Obvious Art Collective adalah kelompok seniman yang menggunakan AI untuk menciptakan karya seni, termasuk lukisan "Portrait of Edmond de Belamy" yang terjual seharga $432,500 di lelang Christie's. Ini menandai pengakuan terhadap seni yang dihasilkan oleh AI, menunjukkan bahwa karya seni yang diciptakan oleh AI dapat memiliki nilai komersial yang tinggi.

AI membawa perubahan besar dalam dunia seni dan musik. Meskipun ada kekhawatiran bahwa AI akan mengancam pekerjaan penulis lagu dan pelukis, teknologi ini juga menawarkan peluang baru untuk kolaborasi dan inovasi. Dengan mengadopsi AI sebagai alat bantu dan fokus pada kekuatan unik manusia, penulis lagu dan pelukis dapat terus berkembang dalam era digital yang semakin canggih.

Perubahan ini memerlukan adaptasi, pemahaman, dan kesiapan untuk terus belajar dan berinovasi agar dapat memanfaatkan teknologi AI sebaik-baiknya. Seniman yang mampu mengintegrasikan AI dalam proses kreatif mereka akan menemukan cara baru untuk mengekspresikan diri dan menciptakan karya yang unik dan bermakna. Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi seniman untuk tetap optimis dan terbuka terhadap peluang baru yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun