Mohon tunggu...
Nia Zahara
Nia Zahara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyanyi, menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Pengajaran Bahasa Indonesia

20 Juni 2024   12:56 Diperbarui: 20 Juni 2024   13:19 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Nia Zahara

Vera Sardila

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

ABSTRAK

Pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning, PBL) merupakan pendekatan pedagogis yang menekankan keterlibatan siswa dalam eksplorasi, penelitian, dan penyelesaian masalah yang nyata. Artikel ini mengkaji penerapan PBL dalam pengajaran Bahasa Indonesia, dengan fokus pada peningkatan keterampilan berbahasa, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis siswa. 

Melalui metode deskriptif kualitatif, artikel ini mengidentifikasi manfaat, tantangan, dan strategi efektif dalam penerapan PBL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBL dapat meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan berbahasa siswa, meskipun terdapat beberapa hambatan seperti keterbatasan waktu dan sumber daya. Artikel ini menawarkan rekomendasi praktis bagi guru untuk mengimplementasikan PBL secara efektif dalam pengajaran Bahasa Indonesia.

Kata Kunci : Pembelajaran berbasis proyek, pengajaran Bahasa Indonesia, keterampilan berbahasa, kreativitas, berpikir kritis.


PENDAHULUAN

Pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah menengah atas memiliki peran penting dalam membentuk kemampuan literasi dan komunikasi siswa. Sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia tidak hanya digunakan dalam konteks sehari-hari tetapi juga dalam konteks akademis dan profesional. 

Oleh karena itu, metode pengajaran yang efektif sangat diperlukan untuk memastikan bahwa siswa tidak hanya memahami tata bahasa dan kosa kata, tetapi juga mampu menggunakan Bahasa Indonesia secara kritis dan kreatif.
Di Pekanbaru, ibukota Provinsi Riau, dinamika pendidikan Bahasa Indonesia menghadapi tantangan dan peluang tersendiri. Pekanbaru merupakan kota yang berkembang pesat dengan berbagai latar belakang budaya dan ekonomi. Kondisi ini menciptakan kebutuhan akan metode pengajaran yang mampu menjawab tantangan heterogenitas siswa dan memaksimalkan potensi mereka. Dalam menghadapi tantangan ini, model pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning, PBL) muncul sebagai alternatif yang potensial untuk meningkatkan kualitas pengajaran Bahasa Indonesia.
Pembelajaran berbasis proyek adalah pendekatan pedagogis yang menempatkan siswa sebagai pusat dari proses pembelajaran. Dalam PBL, siswa diberi kesempatan untuk mengeksplorasi, meneliti, dan menyelesaikan masalah nyata melalui proyek-proyek yang relevan dengan kehidupan mereka. 

Proyek ini dapat mencakup berbagai aktivitas seperti penelitian, pembuatan laporan, presentasi, dan pembuatan produk kreatif. Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar konten akademis tetapi juga mengembangkan berbagai keterampilan abad ke-21 seperti kolaborasi, komunikasi, kreativitas, dan berpikir kritis.
Penerapan PBL dalam pengajaran Bahasa Indonesia di Pekanbaru memiliki beberapa potensi manfaat. Pertama, PBL dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan melibatkan siswa dalam proyek yang menarik dan relevan, mereka menjadi lebih termotivasi untuk belajar dan lebih bersemangat dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka. 

Kedua, PBL memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan berbahasa secara kontekstual. Misalnya, dalam proyek pembuatan majalah sekolah, siswa dapat mempraktikkan keterampilan menulis, mengedit, dan merancang tata letak majalah, yang semuanya merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang komprehensif.
Namun, penerapan PBL juga tidak tanpa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan waktu. Proses merancang, melaksanakan, dan menyelesaikan proyek seringkali memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan metode pengajaran tradisional. Hal ini dapat menjadi kendala terutama dalam kurikulum yang padat. 

Selain itu, guru juga memerlukan keterampilan khusus untuk merancang proyek yang efektif dan mampu membimbing siswa sepanjang proses proyek. Tantangan tambahan di Pekanbaru adalah ketersediaan sumber daya dan akses terhadap teknologi yang mungkin berbeda antar sekolah.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan strategi yang tepat. Pertama, perencanaan yang matang sangat penting. Guru perlu merancang proyek dengan tujuan yang jelas, langkah-langkah yang terstruktur, dan jadwal yang realistis. Kedua, kolaborasi antara guru, siswa, orang tua, dan komunitas dapat meningkatkan dukungan dan sumber dayayang diperlukan untuk melaksanakan proyek. 

Misalnya, melibatkan narasumber dari luar sekolah atau bekerja sama dengan institusi lokal dapat memperkaya pengalaman belajar siswa. Ketiga, pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru sangat penting untuk memastikan mereka memiliki kompetensi yang diperlukan untuk menerapkan PBL dengan sukses.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatifdengan pendekatan studi kasus untuk mengkaji penerapanmodel pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning, PBL) dalam pengajaran Bahasa Indonesia di sekolahmenengah atas di Pekanbaru. Metode ini dipilih untukmemperoleh pemahaman mendalam mengenai pengalaman, manfaat, dan tantangan yang dihadapi oleh guru dan siswadalam proses implementasi PBL.


PEMBAHASAN

1. Peningkatan Motivasi dan Keterlibatan Siswa
Salah satu manfaat utama dari penerapan PBL di Pekanbaru adalah peningkatan motivasi dan keterlibatan siswa. Observasi di kelas menunjukkan bahwa siswa lebih bersemangat dan aktif dalam proses pembelajaran. Mereka terlibat dalam diskusi kelompok, berbagi ide, dan berkolaborasi untuk menyelesaikan proyek. Misalnya, dalam proyek pembuatan majalah sekolah, siswa terlihat antusias dalam mengumpulkan artikel, melakukan wawancara, dan mendesain tata letak majalah. Keterlibatan aktif ini menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan menyenangkan.
Penerapan model pembelajaran berbasis proyek(Project-Based Learning, PBL) dalam pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah menengah atas di Pekanbaru menunjukkan peningkatan signifikan dalam motivasi dan keterlibatan siswa. Hal ini tercermin dari berbagai aspekyang diamati selama penelitian.

1) Keterlibatan Aktif dalam Proses Pembelajaran Salah satu indikator utama peningkatan motivasi siswa adalah keterlibatan aktif mereka dalam proses pembelajaran. Observasi di beberapa kelas menunjukkan bahwa siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran ketika mereka terlibat dalam proyek yang relevan dan menarik. 

Misalnya, dalam proyek pembuatan majalah sekolah, siswa tidak hanya menjadi peserta pasif tetapi juga aktif berkontribusi dalam setiap tahap proyek, mulai dari pengumpulan artikel, wawancara, hingga desain tata letak majalah. Siswa bekerja dalam kelompok, berdiskusi, dan berbagi ide, yang menunjukkan peningkatan dalam keterampilan kolaborasi dan komunikasi.
2) Relevansi dan Konteks Nyata
Proyek yang diberikan kepada siswa dirancang agar relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari dan konteks lokal di Pekanbaru. Hal ini membuat siswa merasa bahwa apa yang mereka pelajari memiliki kaitan langsung dengan dunia nyata. 

Misalnya, proyek penelitian tentang budaya lokal Pekanbaru tidak hanya memperkaya pengetahuan siswa tentang warisan budaya mereka, tetapi juga meningkatkan rasa bangga dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Keterkaitan materi pelajaran dengan konteks nyata ini membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar dan menyelesaikan proyek dengan baik.
3) Peningkatan Kreativitas dan Inisiatif
PBL memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan kreativitas dan inisiatif mereka. Dalam proyek pembuatan cerita pendek, siswa diberi kebebasan untuk memilihtema, mengembangkan plot, dan menciptakan karakter sesuai dengan imajinasi mereka. Kebebasan ini mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan mengambil inisiatif dalam mengembangkan ide-ide mereka. 

Observasi menunjukkan bahwa siswa yang biasanya pendiam dan kurang aktif dalam kelas tradisional, menjadi lebih aktif dan bersemangat ketika diberikan kesempatan untuk mengekspresikan diri melalui proyek.
4) Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis
Penerapan PBL juga membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Dalam proyek analisis literatur, misalnya, siswa diminta untuk membaca, menganalisis, dan menginterpretasikan teks sastra. Mereka harus mengidentifikasi tema, karakter, dan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis, serta menyampaikan pendapat mereka dalam bentuk tulisan analitis. Proses ini menuntut siswa untuk berpikir kritis dan reflektif, serta mengasah kemampuan mereka dalam menganalisis informasi secara mendalam.

2. Pengembangan Keterampilan Berbahasa
PBL memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan berbahasa secara kontekstual. Dalam proyek pembuatan cerita pendek, misalnya, siswa tidak hanya belajar tentang struktur teksnaratif, tetapi juga mempraktikkan keterampilan menulis, mengedit, dan menyunting. 

Hasil karya siswa menunjukkan peningkatan dalam penggunaan kosa kata, tata bahasa, dan gaya penulisan. Selain itu, proyek presentasi mendorong siswa untuk mengasah keterampilan berbicara dan berargumen secara efektif di depan kelas.
Penerapan model pembelajaran berbasis proyek(Project-Based Learning, PBL) dalam pengajaran Bahasa Indonesia di Pekanbaru memberikan kesempatan yang luas bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan berbahasa mereka secara kontekstual dan integratif. Dalam konteks PBL, siswa terlibat dalam berbagai aktivitas yang menuntut penggunaan keterampilan berbahasa secara praktis dan kreatif, yang pada gilirannya memperkuat kemampuan mereka dalam membaca, menulis, berbicara, dan menyimak.
Salah satu bentuk proyek yang sering dilakukan adalah pembuatan cerita pendek atau artikel. Dalam proyek ini, siswa tidak hanya belajar tentang teori penulisan dan struktur teks, tetapi juga menerapkannya secara langsung dalam karya mereka. 

Proses penulisan dimulai dengan tahap brainstorming ide, di mana siswa menggali berbagai tema dan topik yang relevan dan menarik bagi mereka. Setelah itu, mereka merancang plot, mengembangkan karakter, dan menulis draf pertama cerita atau artikel mereka. Selama proses ini, siswa terus-menerus mengasah kemampuan mereka dalam memilih kata yang tepat, menyusun kalimat yang efektif, dan mengatur alur cerita atau argumen dengan baik.
Selanjutnya, tahap revisi dan penyuntingan juga merupakan bagian integral dari proyek. Siswa diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi draf mereka sendiri serta memberikan dan menerima umpan balik dari teman sekelas dan guru. 

Proses ini mengajarkan siswa untuk memperhatikan detail, mengidentifikasi kesalahan tata bahasa, dan memperbaiki kekurangan dalam struktur dan isi tulisan mereka. Hasil akhirnya adalah tulisan yang lebih matang dan berkualitas, yang mencerminkan peningkatan keterampilan menulis siswa secara keseluruhan.
Selain keterampilan menulis, proyek-proyek PBL juga mendorong pengembangan keterampilan berbicara. Misalnya, dalam proyek presentasi, siswa harus menyusun materi presentasi, berlatih berbicara di depan umum, dan menyampaikan presentasi mereka kepada audiens. 

Kegiatan ini membantu siswa untuk mengembangkan kepercayaan diri, kemampuan menyusun argumen secara logis, dan keterampilan komunikasi lisan. Observasi menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih percaya diri dan terampil dalam menyampaikan ide dan informasi secara lisan setelah berpartisipasi dalam proyek semacam ini.
Kemampuan menyimak dan membaca juga diperkuat melalui PBL. Dalam proyek penelitian atau studi literatur, siswa diharuskan membaca berbagai sumber informasi, baik cetak maupun digital. Mereka harus mampu memahami, menganalisis, dan mensintesis informasi dari berbagai sumber tersebut untuk menghasilkan laporan atau makalah yang komprehensif. 

Aktivitas ini tidak hanya meningkatkan kemampuan membaca pemahaman tetapi juga kemampuan kritis dalam mengevaluasi dan menginterpretasi teks.
Selain itu, PBL memberikan konteks yang autentik dan relevan bagi siswa untuk menggunakan Bahasa Indonesia dalam situasi nyata. Misalnya, proyek wawancara dengan tokoh masyarakat atau profesionallokal memberikan kesempatan bagi siswa untuk mempraktikkan keterampilan komunikasi interpersonal. 

Mereka belajar bagaimana menyusun pertanyaan yang baik, mendengarkan dengan saksama, dan merespons jawaban dengan tepat. Pengalaman ini tidak hanya memperkaya keterampilan berbahasa mereka tetapi juga memperluas wawasan dan pemahaman mereka tentang dunia di sekitar mereka.
Secara keseluruhan, penerapan PBL dalam pengajaran Bahasa Indonesia di Pekanbaru memberikan dampak positif yang signifikan terhadap pengembangan keterampilan berbahasa siswa. Melalui proyek-proyek yang kontekstual dan bermakna, siswa dapat mengembangkan keterampilan menulis, berbicara, membaca, dan menyimak secara terpadu dan efektif. 

Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kompetensi berbahasa mereka tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan komunikasi yang esensial untuk sukses di masa depan.

3. Tantangan dalam Penerapan PBL
Meskipun penerapan model pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning, PBL) memiliki potensi besar, terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam konteks pengajaran Bahasa Indonesia di Pekanbaru.
Keterbatasan waktu menjadi salah satu tantangan utama dalam PBL. Proses perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian proyek sering membutuhkan waktu yang lebih lama dari pada metode pengajaran tradisional. 

Di tengah kurikulum yang padat, guru di Pekanbaru sering merasa sulit untuk menemukan waktu yang cukup untuk melaksanakan proyek secara menyeluruh. Terkadang, proyek harus dipangkas atau disesuaikan agar sesuai dengan jadwal pembelajaran yang tersedia.
Selain itu, keterbatasan sumber daya juga menjadi tantangan. Beberapa sekolah mungkin tidak memiliki akses yang memadai terhadap teknologi, buku referensi, atau fasilitas lain yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan proyek. Ini dapat membatasi jenis proyek yang dapat dilakukan dan mempengaruhi kualitas pengalaman belajar siswa.
Tantangan lainnya adalah kesiapan guru dalam merancang dan melaksanakan proyek PBL. Banyak guru di Pekanbaru mungkin belum terbiasa dengan pendekatan ini atau tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk merancang proyek yang efektif. Mereka perlu waktu dan pelatihan tambahan untuk mengembangkan kemampuan dalam merancang proyek yang relevan, menarik, dan sesuai dengan standar kurikulum.
Keterlibatan siswa juga menjadi faktor penting namun kadang menjadi tantangan. Ada siswa yang mungkin tidak terbiasa bekerja dalam kelompok atau mengambil inisiatif dalam pembelajaran. Proses kolaboratif dalam PBL memerlukan kerja sama tim yang baik dan motivasi yang tinggi dari semua siswa. Guru perlu menciptakan lingkungan yang mendukung agar semua siswa merasa termotivasi dan terlibat dalam proyek.
Tantangan lainnya adalah evaluasi dan penilaian proyek. Penilaian proyek PBL dapat menjadi rumit karena fokusnya bukan hanya pada penguasaan materi, tetapi juga pada kemampuan siswa dalam berkolaborasi, berpikir kritis, dan menghasilkan produk atau solusi yang berkualitas. Guru perlu mengembangkan rubrik penilaian yang jelas dan adil untuk menilai berbagai aspek kemajuan siswa selama proyek.
Kesimpulannya, meskipun PBL menawarkan banyak manfaat, tantangan-tantangan tersebut perludiatasi agar penerapan PBL dalam pengajaran Bahasa Indonesia di Pekanbaru dapat berhasil secara maksimal. Dengan perencanaan yang matang, dukungan yang memadai, dan pengembangan keterampilan guru yang tepat, banyak dari tantangan tersebut dapat diatasi sehingga PBL dapat menjadi pendekatan pembelajaran yang efektif dan bermanfaat bagi siswa.

KESIMPULAN

Penelitian ini menggambarkan penerapan model pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning, PBL) dalam pengajaran Bahasa Indonesia di Pekanbaru. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa PBL memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah menengah atas, meskipun menghadapi sejumlah tantangan.
Penerapan PBL di Pekanbaru memberikan manfaat yang signifikan, termasuk peningkatan motivasi dan keterlibatan siswa. Melalui proyek-proyek yang relevan dengan kehidupan siswa, mereka menjadi lebih antusias, aktif, dan terlibat dalam proses pembelajaran. 

PBL juga membantu dalam pengembangan keterampilan berbahasa siswa, baik dalam menulis, berbicara, membaca, maupun menyimak. Proyek-proyek ini memberikan konteks nyata bagi siswa untuk menggunakan Bahasa Indonesia secara praktis dan kreatif.
Namun, penerapan PBL juga menghadapi beberapa tantangan. Keterbatasan waktu, sumber daya, dan kesiapan guru menjadi hambatan dalam implementasi yang efektif. 

Selain itu, evaluasi proyek dan keterlibatan siswa juga menjadi perhatian penting dalam PBL.
Meskipun demikian, dengan strategi yang tepat, tantangan-tantangan ini dapat diatasi. Pelatihan dan dukungan yang memadai bagi guru, perencanaan proyek yang matang, serta kolaborasi antar stakeholder pendidikan dapat meningkatkan efektivitas PBL. Pentingnya evaluasi yang baikjuga perlu ditekankan untuk memastikan bahwa PBL memberikan hasil belajar yang optimal bagi siswa.

Secara keseluruhan, penerapan PBL dalam pengajaran Bahasa Indonesia di Pekanbaru menawarkan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa, kontekstual, dan menantang. Dengan terus mengatasi tantangan dan terus mengembangkan praktik terbaik, PBL memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tuntutan dunia yang kompleks dan berubah dengan cepat.

DAFTAR PUSTAKA

Afriani, Mefliza Afriani, Hary Soedarto Harjono, and Rustam Rustam. "Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Materi Menulis Teks Deskripsi." Jurnal Basicedu 7, no. 1 (2023): 52--61. https://doi.org/10.31004/basicedu.v7i1.4235.
Indah Wulandari, Mimi Sri Irfadila Megasari Martin, Sarah Samosir. "Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sma Muhammadiyah Padangpanjang." Inovasi Pendidikan 10, no. 1 (2023): 42--48. https://doi.org/10.31869/ip.v10i1.4460.
Luhuringtyas, A F, and L E Rahmawati. "Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Proyek Dengan Sistem Blok Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks," 2023, 1--11. https://eprints.ums.ac.id/id/eprint/116546%0Ahttps://eprints.ums.ac.id/116546/1/Naspub.pdf.
Mentilia, Venda. "Model Project Based Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Yang Kreatif Dan Inovatif." Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951--952., no. Mi (2021): 5--24.
Murniati, Erni. "Penerapan Metode Project Based Learning Dalam Pemmbelajaran." Journal of Education 3, no. 1 (2021): 1--18.
Perilaku, Arsitektur D A N, and K Yin. "Studi Kasus Merupakan Penyelidikan Empiris Yang Menyelidiki Fenomena Kontemporer Dalam Konteks Kehidupan Mengubah Menjadi Penyelidikan Empiris Yang Menyelidiki Suatu Fenomena Atau Pengaturan . Dengan Menghapus Kata Dan Pengaturan , Pengertian Ini Mengakom" XVI, no. 1 (n.d.).
Pratiwi, Septi, and Ria Ariesta. "Pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Kelas Viii Di Smp Negeri 4 Kota Bengkulu." Jurnal Ilmiah KORPUS 2, no. 2 (2019): 210--18. https://doi.org/10.33369/jik.v2i2.6526.
Sari, Lutfiana Indah, Hari Satrijono, and Sihono. "Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VA SDN Ajung 03." Jurnal Edukasi UNEJ 1 (2015): 11--14. http://jurnal.unej.ac.id/index.php/JEUJ/article/view/3404.
Sunarsih, Eti. "Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (Pjbl) Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Berita Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Singkawang." JP-BSI (Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia) 1, no. 2 (2016): 65. https://doi.org/10.26737/jp-bsi.v1i2.92.
Suplig, Ni Made Silvia Aryanthi. "Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Proyek Di Kelas VII Smp Tunas Daud Denpasar." ... Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia ... 10, no. 1 (2020): 11--19. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPBS/article/view/24536.
Yuniarti, Yuni. "Project Based Learning Sebagai Model Pembelajaran Teks Anekdot Pada Siswa SMA." Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia 9, no. 2 (2021): 73. https://doi.org/10.30659/jpbi.9.2.73-81.
Yusri, Ahmand Zaki dan Diyan. "Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Deskripsi Pada Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Kalibagor." Jurnal Ilmu Pendidikan 7, no. 2 (2020): 809--20.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun