Setiap manusia memiliki tujuan dalam hidupnya. Setiap bagian dalam hidup yang dilalui terdapat harapan atau keinginan yang ingin dicapai. Namun ternyata dalam prosesnya, kadang tujuan tersebut berubah, tidak jelas bahkan hingga lupa apa sebenarnya tujuan utama melakukan tindakan atau kegiatan tersebut.Â
Oleh karena itu, diperlukan adanya kejelasan dari tujuan tersebut agar lebih spesifik dan jelas. Di mana tujuan tersebut harus sesuai dengan kemampuan atau potensi yang dimilikinya.
Salah satu metode untuk memfasilitasi seseorang mencapai tujuan dengan mengembangkan kemampuan atau potensi yang dimilikinya yaitu coaching. Sebuah metode yang di mata awam sama saja dengan metode lain yang sudah ada.Â
Padahal tentu saja ada perbedaan dari kelima metode pendampingan tersebut. Kelima metode pendampingan yang dimaksud adalah consulting, conseling, training, mentoring, dan coaching.Â
Berikut paparan perbedaan dari kelima metode pendampingan tersebut. Consulting biasanya dilakukan pada seseorang yang membutuhkan nasihat atau jasa mengenai hal sesuai dengan keahliannya. Conseling  merupakan proses mendiagnosa sesuatu untuk menyelesaikan masalah yang terjadi, sehingga konselor akan langsung memberikan solusi dari hasil diagnosa tersebut.Â
Mentoring, Â kegiatan untuk mengembangkan diri seseorang dengan memberikan arahan berdasarkan pengalaman yang dimiliki oleh mentornya. Sedangkan training, di mana seorang trainer akan mengajarkan pengetahuan atau skill baru.
Metode pendampingan dengan Coaching lebih memberdayakan, dikarenakan solusi akan muncul dari orang yang didampingi atau disebut dengan coachee. Seorang coach akan melakukan percakapan yang mengarahkan pada persepsi tertentu, melakukan fasilitasi dengan bertanya, mengklarifikasi, dan mengeksplorasi dari jawaban-jawaban pertanyaan yang didengarnya untuk memperkuat tanggung jawab.Â
Seorang coach akan berperan sebagai sahabat bagi coacheenya dengan menggunakan kosakata coachee serta membedakan personalitas dan perilaku. Oleh karena itu, coaching dapat dilakukan dengan anak-anak, remaja, keluarga dan orang tua dari berbagai profesi.
Untuk melakukan percakapan coaching, dibutuhkan adanya keterampilan dalam memfasilitasi dengan cara memberikan dukungan, menantang, serta mengarahkan dan membantu coachee dalam mengaktifkan kesadaran diri, keberdayaan diri, tanggung jawab hingga dapat mengaktualisasikan dirinya.Â
Proses dasar coaching diawali dari adanya perkenalan serta penjelasan untuk membangun suasana yang lebih hangat.Â
Selanjutnya keterampilan dalam memberikan dukungan, dimana seorang coach dengan berbagai cara/ gaya berupaya membuat coachee merasa aman, nyaman hingga dapat terbuka dalam memberikan jawaban/ respon dari pertanyaan. Â Tidak hanya terampil memberikan dukungan, sikap peduli dari coach akan mendukung coachee untuk lebih jujur.
Keterampilan dalam coaching yang harus dimiliki seorang coach yaitu mendengarkan dengan baik jawaban dari coachee. Sehingga coachee sendiri semangat dalam bercerita karena adanya pengakuan, kepercayaan dan antusias coach yang ingin mengetahui cerita lebih jauh dan dalam. Hadirnya coach dalam percakapan tersebut sangat penting.Â
Bahasa tubuh coach dalam mendengarkan dapat dilakukan dengan banyak cara di antaranya melalui kontak mata, diamnya coach mendengarkan cerita, meminta penjelasan, melakukan klarifikasi, mengecek kembali dengan menanyakan kebalikan jawaban coachee, serta menyemangatinya.
Bertanya merupakan proses dasar dalam coaching yang terakhir Keterampilan bertanya sangat penting dalam sebuah percakapan. Agar percakapan coaching tersebut sesuai dengan tujuannya, perlu adanya pengecekan, klarifikasi, eksplorasi, dan mengekspresikan tanggung jawabnya dalam mencapai tujuan.Â
Sikap yang perlu dikuatkan dalam diri coach yaitu rasa penasaran dengan jawaban yang diberikan oleh coachee. Pertanyaan yang diberikan lebih mengarahkan coachee untuk mengingat, mengamati, membayangkan hingga menyimpulkan.Â
Dalam bertanya pun, seorang coach berupaya untuk mengetahui bukan menguji coahee, tidak memberikan argumen ataupun prasangka, menghargai coachee, dan percaya yakin akan kemampuannya dalam bertanya.Â
Dengan bertanya dalam coaching ini, ternyata coach dapat mengeksplorasi kompetensi dan kekuatan coachee, menghilangkan hambatan dalam diri coachee, membuka informasi yang tersembunyi, memunculkan sumber daya yang dapat merubah kehidupan, serta dapat mendengarkan pikiran, keyakinan, perasaan dan pemahaman coachee.
Keterampilan dan sikap di atas, penting dimiliki seorang coach dalam melakukan coaching. Dimana dalam percakapan coaching  seorang coach dapat memberdayakan coacheenya.Â
Hal tersebut dikarenakan coaching merupakan sebuah proses yang memfasilitasi seseorang yaitu coachee untuk mencapai tujuannya dengan membantu mengidentifikasi langkah yang harus dilalui serta melengkapi sumber daya/ potensi yang dibutuhkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H