Pada umumnya, aparat menggunakan hewan seperti anjing untuk menemani patroli atau menangkap penjahat. Karena, pada dasarnya anjing dikenal dengan kepatuhan dan juga kesigapannya menjalankan perintah.
Tak hanya itu, anjing terdiri atas berbagai ras yang bisa disesuaikan dengan tugas. Namun, di daerah ini hewan yang ditempatkan sebagai rekan aparat malah tak biasa, yaitu angsa.
Dilansir Chinanews, alih-alih memilih anjing, para polisi di daerah perbatasan di China menggunakan angsa untuk mendeteksi dan menangkap imigran ilegal.
Kebijakan unik ini mulai diterapkan pada 2021 lalu sebagaiprogram untuk  pencegahan penyebaran Covid-19. Aturan ini diuji coba pertama kali di sebuah daerah di Provinsi Guanxi yang berbatasan dengan Vietnam.
Perbatasan di sini membentang sejauh 184 km di darat dan 22 km di laut, sehingga polisi harus bekerja keras untuk mengawasinya. Ditambah lagi dengan pegunungan dan hutan lebat yang bisa menjadi tempat persembunyian imigran ilegal.
Saat menjadikan angsa sebagai bagian dari taktik pengawasan imigran ilegal, hasilnya rupanya cukup positif. Pendengaran angsa jauh lebih sensitif terhadap suara-suara tak biasa.
"Mereka akan berteriak ketika ada sedikit gangguan, dan mereka akan berteriak lebih keras ketika mereka melihat orang asing." ujar seorang petugas bernama Li Fei, dikutip dari Oddity Central, Rabu (2/3/2022).
Saat ini, tim patroli di cina menggunakan 2 ekor angsa dan 1 ekor anjing saat melakukan patroli di daerah perbatasan. Total, ada 400 anjing dan 500 angsa yang tersebar di 300 pos pemeriksaan perbatasan disana .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H