Mohon tunggu...
Nia Veronica Malau
Nia Veronica Malau Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Writing is Art

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Menilik Sisi Gelap Dating Apss dari Film The Tinder Swindler

8 Februari 2022   00:08 Diperbarui: 8 Februari 2022   00:15 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zaman yang semakin berubah dibidang teknologi digital hingga pandemi covid-19 yang tak kunjung selesai menjadikan kuranganya kesempatan bagi setiap orang untuk berinteraksi secara langsung. Dating Apps menjadi pilihan yang pas bagi para pencari jodoh dalam menemukan pasangan yang sesuai berdasarkan kriteria tertentu dalam jangkauan area yang begitu luas.

Penggunaan dating apps banyak memberikan dampak pada penggunanya. Ada yang menemukan pasangan bahkan ada pula yang tidak. Bahkan ada pula yang mendapat nasib sial menggunakan dating apss,  seperti kisah sial para pengguna dating apps yang diangkat dalam sebuah film berjudul The Tinder Swindler yang tayang di Netflix.

Film The Tinder Swindler  sedang ramai diperbincangkan karena film ini mengangkat cerita para pengguna  dating apss Tinder. Film yang disutradarai Felicty Morris ini merupakan film dokumenter yang diangkat berdasarkan kisah nyata para wanita asal  Norwegia yang ditipu lewat aplikasi kencan oleh seorang pria yang dikenal dengan nama Simon Leviev

Simon Leviev menampakkan dirinya sebagai pria idaman bagi para kaum wanita karena paras , perlakuan , dan royalitasnya terlihat melalui unggahan foto dirinya membuat wanita mudah terpikat. Sosok Simon Leviev bahkan menunjukkan gaya hidup fancy dengan bermalam di hotel bintang hingga naik jet. 

Setelah cukup memikat para wanita simon leviev kemudian memanfaatkan kepercayaan mereka dengan meminta sejumlah uang dengan jumlah besar dengan alasan musuhnya melacak rekeningnya,hingga tidak bisa menggunakan uang miliknya. 

nuevoperiodico.com
nuevoperiodico.com

Dengan didorong rasa kasihan, para wanita merasa iba dan memberikan bantuan uang. Hingga akhirnya para wanita yang ditipu oleh Simon menyadari bahwa mereka ditipu karena pinjaman yang diberikan tak juga dikembalikan oleh Simon. 

Dari kasus ini, Simon pun ditangkap oleh polisi Yunani di Athena lalu divonis 15 tahun bui atas pencurian dan penipuan yang dilakukan di Israel. Pada akhirnya dia dibebaskan setelah lima bulan karena berperilaku baik. Sedangkan wanita korban dari simon berjuang membayar utang mereka ke bank. Diperkirakan, Pria penipu bernama simon itu sudah menipu korban-korbannya hingga US$10 juta dolar.

Film yang menampilkan sisi gelap dari aplikasi kencan cukup menarik para penikmat film dan memberikan pelajaran bahwa perlu berhati-hati, waspada, dan tidak mudah terbuai dengan apa pun. Meski aplikasi kencan online dapat dijadikan alternatif yang tepat untuk bertemu dengan orang baru hingga mecari pasanagan yang sesuai . Kamu juga perlu berhati-hati, waspada, dan tidak mudah terbuai dengan apa pun, kareana segala sesuatu yang kamu lihat di media sosial belum tentu benar adanya.
   

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun