Tidur itu manusiawi. Seseorang tidak akan mampu mengontrol dirinya saat tidur, jika bukan karena kehendak Allah. Suatu waktu, Rasul SAW dan pasukan perangnya pernah tertidur, semua baru terjaga saat matahari beranjak naik. Beliau saw memerintahkan bilal mengumandangkan azan. Sebelum shalat subuh, beliau SAW menunaikan shalat sunat fajar terlebih dahulu.
Manusia memang ingin tidur, butuh tidur, bahkan ada yang sulit tidur di waktu-waktu tertentu. Dia perlu untuk terus berusaha menaklukkan kesulitannya itu, dengan tetap tunduk dan patuh kepada Allah SWT.Â
Bagi orang tidur beban hukum (taklif) tidak berlaku hingga dia terbangun. Saat terbangun, langsung tunaikan kewajibanmu, jangan menunggu, karena waktu tidak akan pernah menunggu. Shalat ada waktunya, tidak ada gantinya, walau mungkin shalat akhirnya di ganti pada waktu yang lain.Â
Manusia terus berproses menjadi yang terbaik dalam hidupnya. Jika shalat telah mampu ditunaikan, belajarlah kembali ilmu terkait, perbaiki bacaan yang keliru, belajar lagi tata cara shalat yang benar, tambah jumlah rakaat shalat harian dengan shalat sunnah. Jika belum mampu melakukan banyak rakaat, Â mulailah dengan 2 rakaat shalat sunnat fajar. Shalat di waktu fajar itu disaksikan malaikat, tentu kita tidak rela kehilangan kesempatan di doakan makhluk Allah yang mulia ini.
Â
Sebentuk kebahagiaan itu berupa Kesulitan yang mampu ditaklukkan. Semoga umurmu berkah dan mampu melaksanakan shalat dengan sempurna. Barakallah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H