Mohon tunggu...
Nia Rosy
Nia Rosy Mohon Tunggu... Konsultan - New You Consulting. #NewYouNow

🔹Former Sharia Banker 🔹Financial Planning IARFC Certified (RFA~ongoing) 🔹NLP Practicioner 🔹Educator 🔹Mompreneur 🔹Coffee Lover 🔹Book Addict 🔹I am Juggling in between activities to empower myself and my community. Contact me at: nia.rosyi@gmail.com, IG: @niarosyi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indikator Profesionalisme Perempuan

16 Mei 2016   12:23 Diperbarui: 16 Mei 2016   12:38 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada artikel sebelumnya Saya bercerita mengenai bagaimana Saya tergabung dalam komunitas Institut Ibu Profesional (IIP). Saya sampaikan bahwa Saya tengah mengikuti Program Matrikulasi Ibu Profesional yang diselenggarakan dalam bentuk kuliah whatsApp (KulWap) selama sepuluh pekan. Materi pertama memberikan pemaparan tentang bagaimana menjadi Ibu yang profesional, tahapan-tahapan apa saja yang dilalui agar dapat menjadi Ibu Profesional, selengkapya mengenai hal ini dapat dilihat di sini.

Setelah kuliah berakhir pukul 21.00, bu Septi undur diri dengan pernyataan bahwa jam ber-gadget nya telah usai, namun akan diusahakan menyusulkan jawaban atas pertanyaan yang belum sempat terjawab. Kemudian Saya terhenyak, bahkan seorang Ibu Septi yang sedemikian sibuk dan memiliki bayak amanah pun memberikan hak pada dirinya untuk membatasi ber-gadget! ber-gadget disini barangkali dari sisi interaksional pada media sosialnya dan penggunaan aplikasi interaktif lain yang terunduh di gadget kita, karena fungsi komunikasinya Saya rasa tidak pernah bisa kita negasikan kehadirannya, bahkan menjadi hal penting bagi Saya untuk selalu stay connected untuk urusan telefon. Satu ilmu yang tanpa sadar Saya ambil, berikan hak pada tubuh dan diri untuk selesai urusan bergadget dan fokus untuk urusan yang lain di rumah. Satu hal sederhana yang diajarkan langsung oleh bu Septi, contoh praktik, bisa kita aplikasikan sesuai dengan kondisi kita masing-masing.

Kemudian Saya menyadari matrikulasi ini tujuanya tidak berhenti pada teori, teori yang tak diiringi degan amal sama dengan menara gading yang tak tinggi megah namun tak memberi manfaat pada sekitar, tak terejawantah pada sikap dan perilaku penghuni menara kepada diri dan masyarakatnya. IIP sudah memitigasi hal ini dengan memberikan Nice Home Work untuk tindak lanjut sesi KulWap. Nice Home Work disini berupa tugas yang harus "dipikirkan" oleh calon Bunda Profesional peserta Program Matrikulasi sebagai bagian dari praktik teori yang telah disampaikan. Untuk membumikan konsep Ibu Profesional, Ibu Septi Peni Wulandani memberikan Nice Home Work Sesi #1 (NHW#1) kepada kami untuk membuat:

 CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN:

a. Sebagai individu

b. Sebagai istri

c. Sebagai ibu

Mengerjakan NHW#1 ini menyadarkan Saya kepada banyak hal, terutama menyadari bahwa Saya tidak pernah membuat checklist serupa itu. Menyadari bahwa selama ini Saya kurang spesifik dan tidak sistematis terhadap proses perbaikan diri dan keluarga. Sehingga sesuai dengan arahan Bu Septi bahwa belajar membuat indikator ini untuk diri sendiri. Indikator harus spesifik (unik dan detail), terukur (contoh: dalam satu bulan 4 kali sharing hasil belajar), bisa diraih, berhubungan dengan permasalahan sehari-hari dan terkait dengan batas waktu. Metode ini lazim disebut dengn konsep SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Timebound). Mari disimak Indikator yang Saya buat untuk ukuran Saya dan keluarga Saya sendiri. Karena Indikator ini akan direview secara mingguan, untuk memastikan apakah dijalankan dengan baik maka Saya buat seaplikatif yang saya perkirakan mampu Saya jalani.

Sebelum menguraikan indikator profesionalisme berikut paparan kondisi keluarga Saya saat ini:

  • Saya Working Mom, Senin-Jum’at, berangkat pukul 06.30 tiba di rumah kembali pukul 20.00
  • Anak Lelaki berusia 21 Bulan (inisial NKA)
  • Saat bekerja anak dididik oleh Eyangnya (Mama Saya)
  • Tidak memiliki Asisten Rumah Tangga, terdapat pembagian tugas domestik harian, tugas utama Saya memasak dan mencuci baju
  • Memiliki bisnis natural therapy product (inisial THH)

Indikator Utama tersaji dalam rincian dibawah ini, yang rincian kegiatan pelaksanaannya tertuang dalam lampiran tabel di bawah:

Sebagai individu

  • On Time
  • Ramah
  • Percaya Diri
  • Bugar Segar
  • Marketing Communication Enthusiast 
  • Sharia Bankers Istiqomah
  • Financial Planner Keluarga yang handal

Sebagai istri

  • Service Excellence, Suami Puas Layanan untuk pekerjaan domestic
  • Manajer Portofolio Aset
  • Partner Brainstorming Mumpuni

Sebagai ibu

  • Disiplin
  • Ramah
  • "Kepala Sekolah” Education of Faith NKA

Dalam tabel tersebut Saya sekaligus membuat matriks untuk memetakan dimana indikator profesioanlisme tersebut diatas berperan. Nampak dari tabel bahwa ketiga peran diatas saling beririsan dan tak terpisahkan dalam tahapan menuju Bunda professional, artinya dalam setiap tahapan menjadi Bunda Professional terdapat indikator yang sama dan saling melengkapi.

Semoga Indikator yang Saya buat tersebut dapat saya laksanakan dengan sebaiknya dan dapat menginspirasi Anda sekalian. Mari kita buat ukuran dan target kita sendiri menuju Ibu Profesional!. (niarosyi/160516)

Disclaimer: Artikel ini disusun sepenuhnya berdasarkan pemikiran dan pendapat pribadi, ditujukan untuk memenuhi tugas Program Matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch I.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun