Mohon tunggu...
Nia Rosy
Nia Rosy Mohon Tunggu... Konsultan - New You Consulting. #NewYouNow

🔹Former Sharia Banker 🔹Financial Planning IARFC Certified (RFA~ongoing) 🔹NLP Practicioner 🔹Educator 🔹Mompreneur 🔹Coffee Lover 🔹Book Addict 🔹I am Juggling in between activities to empower myself and my community. Contact me at: nia.rosyi@gmail.com, IG: @niarosyi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Institut Ibu Profesional Matrikulasi: Menjadi Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga

13 Mei 2016   18:43 Diperbarui: 13 Mei 2016   18:55 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

#7 Ketika ada ibu profesional, bagaimana dengan ayah profesional? Bagaimana dengan keprofesionalan ayah dalam keluarga?

Jawaban:

Jangan pernah menuntut ayah, karena fitrahnya laki-laki baik-baik itu untuk perempuan baik-baik. Pasangan hidup adalah cermin bagi kita, ketika kita mendapati suami “tidak sesuai harapan” jangan buru-buru menuntut, itu pertanda kualitas kita juga sama. Maka pakai prinsip :
 “For Things to CHANGE, I MUST CHANGE FIRST”
Untuk mengubah seseorang, maka ubahlah diri kita terlebih dahulu. Istilah di Ibu Profesional, “proses memantaskan diri’. Jangan pernah berhenti di ranah ini, karena Allah tidak akan rela memberikan kita pasangan hidup yang tidak mau berubah ketika kita terus berubah.
Apabila ingin mengajak para ayah, buatlah aktivitas keluarga, jangan diminta sang ayah menyendiri mencari komunitas sendiri.

#8 Saya sudah menemukan minat dan bakat dan sudah merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat ini tetapi saya tidak tau bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita saya….bagaimana saran ibu?
Jawaban:
Hanya ada dua kata KONSISTEN dan KOMITMEN. Menurut penelitian para ahli, seseorang akan menjadi ahli itu apabila sudah mencapai 10.000 jam terbang. maka tetapkan mulai besok, sehari akan mendedikasikan waktu kita untuk ranah minat dan bakat ini berapa jam?, berkomitmenlah bahwa 10.000 jam terbang anda akan raih selama berapa tahun? setelah itu konsisten di satu hal, jangan berganti-ganti.

#9 Untuk Bunda Sayang, bagaimana menilai bahwa anak bangga dan suka dididik oleh ibunya? Karena yang saya lihat satu anak (7th) seperti menurut agar tidak kena marah, dan yang satu (5th) seperti tidak mau mendengar apa yang saya sampaikan untuk kebaikannya.
Jawaban:
Lihatlah respon mereka, dan IQRA’, pertajam hati untuk membacanya. Karena kondisi di atas artinya “komunikasi kita ke anak” belum clear. Maka perkuat materi komunikasi produktif.

#10 Apakah ini merupakan sebab akibat bu? Kalau suami tidak mau / tidak bisa / tidak mampu banyak terlibat, apakah cara ibu ini belum benar / banyak kekurangan dalam mendidik anak-anaknya?
Jawaban:
Tergantung tipe apa suami kita. Kalau tipe suami itu hanya mencari nafkah dan urusan rumah adalah urusan istri, maka semakin kita tidak mampu mendidik anak, semakin tidak ingin terlibat, karena merasa menambah beban pikiran dia. Akhirnya cuek dalam kegalauan. Tapi kalau suami tipe “family man”, melihat istri tidak mampu mendidik anak, akan semakin ingin melibatkan diri bahkan mendidik kita.

#11 Dan siapakah sebenarnya yang harus mulai terlebih dahulu, apakah memang mesti dari seorang ibu dulu?
Jawaban:
Karena anda yang melahirkan, maka jangan pernah bergantung pada siapapun dulu untuk mendidik anak, meski itu suami kita. Andaikata suami kita mau terlibat itu bonus keberkahan yang luar biasa.

#12 Bagaimana cara mendidik anak-anak jika kita masih tinggal dengan mertua yang kadang ada bedanya dalam mendidik anak, anak jadi banyak pola asuhnya.
Jawaban:
Bunda berdiskusilah terus dengan mertua untuk menemukan titik temu pola pendidikan antara kita dan mertua kita. Tentukan mana ranah yang prinsip tidak bisa diubah, dan mana ranah yang fleksible menyesuaikan kondisi. Seringlah ajak ibu mertua berkegiatan bersama, sehingga masing-masing akan saling memahami.

#13 Bagaimanakah cara single mom bisa menjadi ibu profesional? Dan bagaimanakah efek ke anak? Apakah bisa tumbuh seperti umumnya?
Jawaban:
Bunda saya dibesarkan oleh seorang single mom, ayah meninggal saat saya usia 8 th. Ibu menjadi sosok yang sangat tegar saat itu. Perempuan memang ditakdirkan untuk memiliki energi dobel. Sehingga pintar-pintarlah memanage energi tersebut. Logika harus seimbang dengan perasaan. Kemudian untuk peran ayah, ibu saya dulu mendekatkan saya ke pakdhe/ om dari jalur ibu, agar sosok ayah tidak hilang dari kehidupan saya. Alhamdulillah sampai hari ini semua berefek positif.

#14 Bagaimana mengaplikasikan bunda sayang karena yang dirasakan ketika anak bertambah dan semakin besar sepertinya lebih sulit untuk membuat anak bangga dengan didikan ibunya?
Jawaban:
Kuncinya tidak boleh BERHENTI mengaplikasikan sebisa yang kita mampu. Teruslah berjalan, karena tugas kita hanya ikhtiar, hasil itu hak Allah. Jangan terganggu oleh perasaan, saya merasa, sepertinya, katanya dll. Pastikan apa yang bunda jalankan sudah ON Track, maka jangan berhenti meski anak kita makin besar. Karena nanti PR makin banyak dan waktu tidak bisa diputar ulang.

Pengalaman saya bunda sayang itu cukup efektif di kisaran usia anak 0-12 th, setelah itu bunda bisa masuk ranah produktif dengan tenang dan bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun