Mohon tunggu...
Nia Perdhani
Nia Perdhani Mohon Tunggu... -

ibu rumah tangga saja lah,,,

Selanjutnya

Tutup

Money

Apakah Presiden Saya Sudah Gila?

29 Juni 2015   16:53 Diperbarui: 29 Juni 2015   18:31 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hmmm...
Tabayyun itu berat sodara-sodara...
Menurut saya, masih mending kita nge-shara opini daripada nge-share berita dari dump sites di internet. Kenapa? Kalau opini kan jelas siapa sumbernya. Kita bertanggungjawab secara pribadi atas apa yang kita ucapkan. Tapi kalau nge-share berita itu ibarat orang lempar tai sembunyi tangan, parahnya lagi abis itu lupa. padahal gara-gara klik nya itu kebencian ditebar dimana-mana.

Berikut penelusuran saya dengan sumber data alakadarnya tentang masuknya 10 juta warga China pekerja kasar ke indonesia.

Sampe kiyer-kiyer mata keluar masuk berbagai website, ndak ketemu juga itu dokumen resmi apa kek, notulen rapat kek, naskah pidato kek, yang menyebut angka dan isu itu. Final draft kerjasama RI-Tiongkok yg saya download secara garis besar hanya memuat 8 nota kesepahaman antara 2 kepala negara tentang bidang-bidang yang akan dikerjasamakan.

Sampe video kuliah umumnya wakil perdana mentri China di UI yang sejam itu pun saya pelototi. Kok ya nggak ada yang nyinggung2 masalah tukar menukar manusia sebanyak 10 juta ini. Puluhan video jokowi ngomong dari mulai pidato internasional sampe omongan sambil jalan dikejar-kejar wartawan, ndak satupuuun yang nyinggung-nyinggung masalah ini. Tolong kalau ada yang punya data saya dengan senang hati ditunjukkan ya.

Tapi tak ada asap kalau tak ada api. Saya yakin, sekecil apapun api itu pasti ada. Entah dari mana isu ini berhembus pasti ada awalnya.

Lalu terdamparlah saya di tulisan Mbak Nanik S Deyang. Ohh jadi dari sini asal muasal berita ini berkembang. Disitu saya merasa mletrek alias down alias mlempem. Siapalah saya, Nanik S Deyang tentu ribuan kali lebih tau keadaan dibanding saya. Hiks.

Hanya saja, berhubung tulisan Mbak Nanik ini sifatnya opini, tanpa data, tentu saya juga boleh dong ya masuk sekedar memberi opini abal-abal berdasar opininya mbak Nanik. Hehe.

Jadi kata Mbak Nanik (http://jakartagreater.com/setelah-digelontor-investor-50-0…/), "Saya dapat kabar dari seorang pejabat, bahwa saat ini untuk beberapa PROYEK LISTRIK dan lain-lainnya akan masuk 50.000 orang tenaga dari China (karena proyek itu investasi dari China) di MEDAN (Sumut), kemudian dalam waktu yg bersamaan juga ada tenaga yg akan masuk dari China sebanyak 4800 utk proyek power plant di Bali…..eh di wall orang sy dibilang Bombastis lah, gak masuk akal-lah... "

Catat ya:
‪#‎kabar‬ dari fulan bin fulanah
#50.000 orang, bukan 10.000.000
‪#‎AKAN‬ bukan sudah

Huuaaahhh, pantesaaann saya nyari di yutub video "10million chinese workers arrived at Medan" kok gak nemu. Padahal bayangan saya bisa lihat segerombolan turun dari kapal kayak pengungsi rohingnya gitu.

Oya, mbak nanik juga nyebut-nyebut tentang Turn Key Project. Disitu rupanya kuncinya. Turn key project itu, boso prancisnya "proyek borongan". Namanya borongan kan ya sekaligus sama tenaga kerjanya toh? Lha kalo pemborongnya orang china, tenakernya berarti orang china juga toh? Lha kalo jokowi punya sederet proyek ambisius sama china, gak cuma 50ribu, jutaan tenaker bakal membanjiri indonesia. Begitu kira2 logikanya Mbak Nanik.

Masuk akal tidak? Masuk akal kan ya. Tapi ingat, ini OPINI, bukan FAKTA. Jangan dipelintir seolah-olah itu fakta yang pasti terjadi!

Cuma angka 10 juta itu muncul dan terus muncul. Asalnya darimana?? Mbak Nanik gak nyebut-nyebut 10 juta. Pasti ada percik apinya juga. Pertanyaan ini gak kalah ruwetnya dicari jawabannya. Tapi ketemu juga akhirnya.

Disini ketemunya:

http://news.liputan6.com/…/diskusi-fpci-target-turis-tiongk…

"Untuk mendongkrak pariwisata, Pemerintah Indonesia akan membebaskan visa bagi turis dari 45 negara, termasuk China. Bahkan, Presiden Joko Widodo secara khusus menargetkan ada 10 juta PENGUNJUNG alias WISATAWAN dari Tiongkok datang ke Tanah Air tiap tahunnya..."

Ini satu-satunya berita yang memuat Jokowi pernah menyebut angka 10 juta, kapan dan dimana nya dengan jelas.

Sudah ya. Silahkan disimpulkan sendiri. Dari sini sudah jelas darimana carut marut berita itu berasal.

Sekarang kita kembali ke tulisannya Mbak Nanik. Selain membahas tentang Turn Key Project, beliau menyebut-nyebut juga tentang proyek listrik di Medan sebagai sumber masuknya 50.000 bakal calon pekerja migran bermata sipit ini.

Kebetulan, sekali saya juga terdampar di site ini.

http://finansial.bisnis.com/…/ini-21-perjanjian-kerja-sama-…

Disitu disebutkan tentang 21 perjanjian kerja sama antara perusahaan-perusahaan serta pemerintah daerah di Indonesia dan China yang ditandatangani di hadapan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, *catet ya SBY dan Presiden RRT Xi Jinping pada Kamis (3/10/2013) dalam acara Business Luncheon.

Point ke-7 menyebutkan tentang:

Perjanjian kemitraan strategis dalam pengembangan dan PENYEDIAAN LISTRIK UNTUK KAWASAN INDUSTRI MEDAN, Sumatera Utara, sebesar 2 x 150 MW. Total nilai investasi yang ditandatangani PT. PLN (Persero) dan PT. Kawasan Industri Medan (Persero) dengan PT. Mabar Elektrindo dari China tersebut mencapai US$500 juta. Keseluruhan investasi datang dari China dalam bentuk dolar AS.

Apa artinya?? Silahkan imajinasikan sendiri. Karena Mbak Nanik tidak menyebutkan proyek apa, siapa yang bicara, saya pun bebas berimajinasi toh??

-----------------------------------------------
KESIMPULAN
(Kesimpulan ini bersifat : opini pribadi, bisa banget salah. Daku mah apa tuh... frown emotikon )

1. Saya tidak percaya ada perjanjian semacam IMPOR 10 JUTA PEKERJA CHINA diteken oleh kepala negara saya. Kalo iya, itu bodoh dan memalukan sekali.

2. Tapi saya percaya masuknya tenaga kerja asing kelas pekerja kasar secara besar-besaran (bukan hanya China, india punya kans yang sama besar) melalui proyek-proyek konstruksi yang menggunakan skema TURN KEY PROJECT bisa saja terjadi.

3. Apakah ini terjadi baru sejak era Jokowi?? Tidak. Apakah kalau presidennya bukan Jokowi bisa tidak terjadi? Bisa kalau presiden itu seberani Ahmad Dinejad, berani diembargo, berani mengembangkan nuklir sendiri, lalu keluar dari seluruh keanggotaan perdagangan bebas yang sudah ditandatangani dari jaman jebat.

4. Indonesia sudah meratifikasi perjanjian ACFTA (Asean-China Free Trade Assosiation) sejak tahun 2004 (Keppres no 4, November 2004) saat pemerintahan dipegang oleh Bu Mega *catet ya, bu Mega. Dan Mulai resmi dijalankan pada tahun 2010 saat masa pemerintahan SBY.

5. Berhubung sudah diratifikasi, China sebagai negara yang memiliki kepentingan paling besar akan terus menerus mendesak negara-negara ASEAN anggota ACFTA untuk mengimplementasikannya. Dari dulu, sudah sama kita tahu jika perjanjian perdagangan bebas selalu menempatkan negara maju jauh lebih memperoleh banyak keuntungan dari negara yang kalah maju. Tapi negara yang tidak mau menandatangani kesepakatan perdagangan bebas pasti akan selalu didesak dan digencet-gencet, dipaksa untuk meratifikasi.

6. Bukan hanya barang yang akan banjir bandang masuk ke Indonesia, tapi juga jasa dan tenaga kerja. Semua akan meringsek masuk, bukan hanya ke Indonesia tapi ke semua negara yang lemah pondasi produksi dalam negerinya.

SELAMAT DATANG DI DUNIA BARU NEO-LIBERALISME!

JADI APAKAH PRESIDEN SAYA BENAR-BENAR GILA? Sulit menjawabnya. Saya takut disomasi. Hehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun