Mohon tunggu...
Agnia Melianasari
Agnia Melianasari Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia pembelajar

-Writer -Speaker -Voice Over -MC, Moderator -Young Entrepreneur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Feminisme Oh Feminisme, Akankah Terhenti di Jalan Buntu?

9 Maret 2021   16:12 Diperbarui: 9 Maret 2021   19:05 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disamping itu, ada juga paham materialisme dan idealisme yang dijadikan sebagai rujukan dalam problematika garakan feminisme dan meskulinisme. Dimana pada kenyataannya gerakan feminisme dan maskulinisme yang menutut kepada sebuah kebebasan ini menjadi hal cukup rumit untuk diselesaikan. Keadilan pun menjadi sebuah prolematika disini, mengingat kondisi hukum yang tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Paham idealisme juga membangun sebuah pemikiran terhadap pembebasan perempuan. Meskipun pada akhirnya hal tersebut hanyalah menjadi sebuah gagasan. Maka dari itu kita perlu pemahaman yang benar dalam memaknai feminisme.

Pemahaman tentang gerakan feminisme yang sudah kita pahami diawal perlu dimaknai kembali agar lebih relevan untuk kembali kita perjuangkan bersama. Seperti yang telah disebutkan diatas, laki-laki bukanlah seorang musuh bagi perempuan, akan tetapi partner yang harus bersatu untuk melawan diskriminasi, eksploitasi, bahkan dominasi kekuasaan, demi terciptanya masyarakat yang adil dan sejahtera.

Terakhir, di jaman yang sudah serba digital ini kita perlu hati-hati dalam berselancar di media sosial. Jangan sampai berlebihan dan salah mengonsumsi media yang dapat menjadikan kita candu. Karena dunia maya sangatlah sensitif dan tidak menutup kemungkinan dapat menjadikan perempuan sebagai objek (secara tidak langsung) yang negatif dalam (munculnya) berbagai permasalahan. Karena tidak sedikit pula bukan, kita menemukan perempuan yang juga ikut andil sebagai pelaku penindasan bahkan pendeskriminasian perempuan?

Jadilah perempuan yang hebat karena kemampuannya, bukan karena belas kasihan orang lain. Jadilah perempuan yang cantik karena adab dan kelembutan hatinya. Jadilah ibu peradaban yang mempunyai ide-ide briliant, pekerja keras dan mampu menggerakkan orang untuk berbuat kebaikan. Jadilah perempuan berkelas yang tahu bagaimana cara menghargai diri tanpa menjatuhkan ataupun mendiskriminasi orang lain.

Salam Hangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun