Mohon tunggu...
Agnia Melianasari
Agnia Melianasari Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia pembelajar

-Writer -Speaker -Voice Over -MC, Moderator -Young Entrepreneur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Kerasukan di Pesantren, Zaman Sekarang Masih Ada?

8 Maret 2021   20:48 Diperbarui: 8 Maret 2021   21:25 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selain itu, saya juga pernah mendengar suara serupa pada saat piket (membersihkan toilet) tengah malam bersama teman-teman saya. Diduga suara itu berasal dari jemuran yang berada diatas bangunan toilet umum. Karena penasaran juga, saya menanyakan terkait keberadaan/ tempat dimana saja makhluk-makhluk tersebut tinggal. Dan memang katanya toilet/WC adalah tempat yang rawan. Karena mereka suka tempat yang kotor, basah, rindang, dan  gelap.

Karena penasaran, saya pun mencoba untuk berbincang-bincang dengan salah satu teman sekamar saya yang memiliki kelebihan indera. Hehe. Saya menanyakan perihal awal mula bagaimana seseorang bisa 'kemasukan' ataupun bisa melihat dan merasakan kehadiran makhluk ghaib.

"Biasanya sih karena banyak melamun, pikiran kosong, atau karena banyak pikiran. Terus yaa biasanya suka 'masuk' ke orang yang emang punya keturunan, tapi tergantung juga orang tersebut bisa mengendalikan atau enggak. Maksudnya, misal kamu punya kakek yang udah meninggal, nah kakek kamu ini menurunkan kelebihannya tanpa sepengetahuan kamu. Otomatis diri kita belum bisa menerima itu karena belum paham bagaimana cara menggunakan kelebihan tersebut yang akhirnya merasa resah. Apalagi saat menemukan hal-hal  baru atau harus beradaptasi di lingkungan baru, jadi gak terkontrol. 

Tapi kalau misalkan sebelumnya leluhur kita ada 'omong-omong' terlebih dahulu terkait akan menurunkan kelebihan itu dan mengajarkan( cara menggunakannya) mungkin gak akan se-sensitif itu." Begitu tuturnya. Kemudian teman saya ini menceritakan awal mula bagaimana ia bisa melihat makhluk-makhluk itu. "Ini yang aku rasain sih ya, kalau liat wujudnya sih gak terlalu jelas. Sekilas aja, gak yang lama... gitu diem, enggak.  Aku sendiri lebih sering teraba gitu, tiba-tiba kepegang. Waktu itu pernah tiba-tiba kepegang gitu, rasanya kayak megang kepala botak tapi ada rambutnya sedikit. Pas coba dicium, tanganku bau amis. Awal mula aku bisa 'liat' itu kalo gak salah waktu kelas 5 SD, liat sosok tinggi banget seukuran pohon aren sampe gak sadar selama 3 hari. Jadi makhluk-makhluk yang digambarkan di film itu beda sama apa yang aku liat, bentuknya gak jelas, gak ada kaki, tangan atau lainnya. Lebih kayak kain hitam nutupin badan, ahh gitu deh. Susah jelasinnya."

Lantas, sebenarnya apa maksud/tujuan makhluk tersebut memasuki tubuh manusia?

Menurut keterangan teman saya, biasanya itu karena hawa nafsu. Ada juga jin yang suka sama manusia, terus ada juga yang emang 'dikirim' sama orang lain (yang bermaksud jahat).

Perihal mitos bahwa di kamar (pondok) saya itu ada penunggunya, saya kurang paham. Namun menurut penuturan salah satu teman saya itu, bisa saja di setiap tempat itu ada penjaganya, namun tak semuanya menampakkan diri. Disamping itu, kita tahu sendiri bukan, bahwa makhluk yang diciptakan Allah itu bukan hanya manusia.

Salah satu teman saya juga mempunyai pengalaman tersendiri mengenai keberadaan sang 'penjaga' ini. Dimana waktu itu neneknya meninggal pada malam kliwon. Karena di kampungnya masih mempercayai  mitos/adat leluhur, yang akhirnya mengharuskan untuk melakukan penjagaan pada kuburan tersebut. Biasanya penjagaan hanya dilakukan pada hari pertama dan dijaga oleh orang biasa. Namun katanya, untuk hari-hari berikutnya dijaga oleh makhluk ghaib yang sering disebut 'Orang Leuweung'. Leuweung sendiri dalam bahasa sunda mempunyai arti hutan. Namun orang leuweung disini bukan berarti orang utan, tapi makhluk ghaib yang menjelma sebagai harimau. Pernah kala itu, setelah 3 hari neneknya meninggal, teman saya ini pergi ke pemakaman untuk menyiramkan air kembang. Betapa kagetnya, teman saya ini melihat ada jejak kaki harimau yang sangat jelas diatas kuburan neneknya.

Percaya tidak percaya, kita memang hidup berdampingan dengan makhluk lain selain manusia. Dan sebagai orang yang beriman kepadaNya, kita tak perlu memiliki rasa takut yang berlebihan. Takutlah hanya kepada Allah. Dan bagi teman-teman yang ingin tinggal di pesantren, jangan takut ya... cerita ini hanya sebagai pengingat saja agar kita senantiasa ingat kepada Allah. Menjadi santri itu awalnya memang terasa berat. Namun tak usah diambil pusing, apalagi sering melamun dan overthinking. Nanti ada yang 'masuk' loh... Hehe.

Terakhir nih, ada beberapa tips agar kita terhindar dari gangguan makhluk 'jail' :D

  • Perbanyak dzikir, ingat kepada Allah,
  • Jangan ada pikiran negatif, Misal ingin bisa melihat jin
  • Jangan mengganggu jika tidak ingin diganggu. Kalau di pesantren sendiri, jika sudah waktunya istirahat, ya istirahat. Jangan berisik
  • Baca surat Al-fatiihah, ayat kursi, dll.

  • Sekian, Salam Hangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun