tak kan pernah habis berjuta kata untuk lukiskan dirimu
tak kan pernah usang kisahmu
hingga maut datang menjemput
merebah di pangkuanmu
rasa sejuk aliri sukma
sesaat lelah datang menerpa
lembut tutur katamu
bagai semilir angin ayunkan tubuh
kala penat menghampiri
sentuhan lembut jemarimu
menenteramkan sanubari ketika lara  menelusuk
teduh sinar matamu
damaikan jiwa raga
senyum hangatmu jadilah pelipur lara
lelahmu selalu kau sembunyikan
agar diri tetap menawan
lisanmu tertata apik
tak sampai hati lukai diri
padahal kau baru saja menerima sebuah gertakan
kau hanya tebarkan senyum penuh kedamaian
Emak
pengorbananmu tiada tara
perjuanganmu utuh
dari dalam rahim
hingga kini
air susumu
tak kan pernah bisa tergantikan
oleh kepingan intan berlian
kucuran keringatmu
tak kan pernah terlunaskan
oleh kepingan logam mulia
meski surgaku tak lagi ada di bawah telapak kakimu
namun jiwamu tetaplah surga bagiku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H