Kepanjen (6/08/2020), mahasiswa KKN Undip mengadakan sosialisasi mengenai bagaimana menerapkan pola hidup sehat di era new normal dan bagi-bagi jamu. Sosialisasi dilakukan terhadap masyarakat desa Kepanjen baik dalam forum petemuan warga maupun dengan mendatangi rumah warga satu per satu.
Banyak warga desa yang belum menerapkan pola hidup sehat untuk mengurangi resiko penularan virus corona. Misalnya tidak memakai masker saat bepergian maupun berkumpul dengan orang banyak. Â Protokol jaga jarak belum sepenuhnya diterapkan oleh masyarakat karena berbagai alasan.
Oleh karena itu, dengan program tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat desa yaitu: menyadarkan masyarakat akan pentingnya menerapkan pola hidup sehat dimasa pandemi untuk menurunkan resiko penularan virus corona.
Pandemi COVID-19  menuntut masyarakat untuk menjaga  gaya  hidup  bersih  dan  sehat,  makanan  yang  seimbang, istrahat yang cukup, rutin olahraga, jangan panik dan stres agar daya tahan tubuh tidak menurun, melakukan banyak  kegiatan  positif  didalam  rumah, melakukan sosial distancing, dan berbagai protokol kesehatan lainnya agar dapat menghambat penyebaran COVID-19.
Sosialisasi pola hidup sehat kepada masyarakat dilakukan dalam forum warga yaitu pada saat pengajian rutin bapak-bapak dan pada saat rapat rutin bulanan Desa Kepanjen 005/003.
Pengajian biasanya dihadiri oleh 10-15 orang, sedangkan rapat bulanan biasanya dihadiri oleh kurang lebih 25 orang warga. Mahasiswa juga melakukan sosialisasi dengan mendatangi rumah-rumah sebanyak 15 rumah dengan membagikan 15 botol jamu.
Jamu yang dibagikan terbuat dari rempah jahe, temulawak dan kunyit. Mengkonsumsi  rempah seperti temulawak, jahe dan kunyit sudah menjadi tradisi masyarakat  Asia,  termasuk  Indonesia  yang  telah terbukti  dapat  membuat  tubuh  sehat. Tumbuhan herbal tersebut  banyak mengandung senyawa kimia diantaranya adalah kurkumin.
Kurkumin berfungsi sebagai antibiotik, antiviral, antioksidan, antikanker, dan dapat meningkatkan sistem imun. Imun  yang  kuat  akan  membantu tubuh  untuk  melawan  kuman  dan  virus  yang menyerang  sel  tubuh  manusia.
Berdasarkan potensi tersebut, maka diadakan program KKN tentang cara bagaimana mengolah limbah organik menjadi pupuk kompos cair.Â
Program tersebut memberikan manfaat diantaranya: Upaya swadaya pupuk sebagai kegiatan yang mendorong kemandirian, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat; Terciptanya lingkungan hidup yang sehat dan bersih; Terlatihnya masyarakat menjadi terampil dalam pembuatan pupuk organik yang diperoleh dari bahan baku sampah limbah rumah tangga; Tersedianya pupuk kompos organik cair yang diperoleh melalui proses pengkomposan yang telah dilatihkannya; Terciptanya swadaya pupuk kompos cair masyarakat sasaran.
Program pelatihan mengolah sampah organik menjadi pupuk cair diikuti oleh warga Desa Kepanjen 005/003. Pembuatan pupuk kompos cair dari sampah organik dilakukan dengan cara sebagai berikut antara lain: memotong sampah organik menjadi bagian yang kecil-kecil kemudian dimasukkan ke dalam karung hingga ¾ bagian lalu ikat karungnya.
Karung kemudian dimasukan ke dalam ember dan diisi air dengan perbandingan antara air dengan berat isi karung adalah 2 liter air untuk 1 kg berat isi karung. Letakkan batu yang cukup berat di atas karung, sehingga karung tersebut dapat tenggelam. Drum dijaga selalu tertutup, agar tidak ada unsur hara yang hilang akibat penguapan.
Karung diangkat dari dalam drum setelah kira-kira 2-3 minggu (bila menggunakan daun muda bisa 3 malam). Larutan dalam drum itulah yang disebut dengan pupuk cair. Ampasnya yang di dalam karung dapat digunakan untuk menyuburkan tanah. Pupuk kompos cair bisa digunakan dengan perbandingan 1 bagian pupuk cair dan 3 bagian air.
Sosialisasi kepada warga dilakukan pada saat rapat rutin bulanan Desa Kepanjen 005/003. Rapat bulanan biasanya dihadiri oleh kurang lebih 30 orang warga. Diakhir acara warga menjawab pertanyaan atau kuisioner sebagai evaluasi untuk mengetahui tingkat kepahaman warga terhadap sosialisasi yang telah dilakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H