Dalam liburan kuliah semester tahun lalu tepatnya bulan agustus 2017 saya dan 6 anggota keluarga saya yaitu mama, sepupu, etek, dan kakak saya yang pertama beserta suami dan anaknya mengunjungi kampung halaman nenek saya di daerah sumatra barat. Rumah nenek saya berlokasi di desa simabur kecamatan pariangan kabupaten tanah datar. Rumahnya tepat di depan SD. Saya dan keluarga saya berencana untuk berlibur mengunjungi kampung halaman nenek saya sekaligus mengunjungi tempat wisata yang sedang hits di Sumatra Barat selama 5 hari 4 malam.
Di mulai dari hari sabtu tanggal 19 Agustus saya dan keluarga berangkat dari jakarta menggunakan pesawat City Link jadwal keberangkatan pukul 07.30 wib dari bandara Internasional Soekarno Hatta. Kami berangkat dari rumah saya sekitar pukul 5 pagi setelah sholat subuh. Kami diantar dengan mobil oleh kakak saya yang ke dua beserta suaminya yang mengendarai mobil dan om saya.
Jarak dari rumah (rumah saya di daerah grogol) ke bandara ditempuh selama 40 menit. Kami tiba di terminal 1c pukul 6 lalu kami langsung check in. Antrian untuk check in cukup panjang hingga kami selesai check in sekitar pukul setengah 7. Lalu kami langsung masuk ke ruang tunggu bandara. sebelum masuk ke ruang tunggu kami sempat mengambil foto bersama.Â
Penerbangan dari jakarta ke padang di tempuh selama satu setengah jam. Kami tiba di bandara internasional Minang Kabau sekitar pukul 10.00 wib. Setibanya kami di luar bandara kami sudah di tunggu oleh Om saya (saudara sepupu mama). Kami langsung bersalaman dan berbicara sambil berjalan membawa koper ke mobil.
Untungnya kami muat satu mobil beserta koper yang kami bawa walaupun sempit sempitan di mobil tetapi kami tetap senang karena sangat jarang kami pulang ke kampung halaman nenek. Karena nenek sudah tinggal bersama saya di jakarta sejak saya lahir. Alhasil kami tidak pernah pulang kampung saat lebaran. Perjalanan dari bandara menuju rumah nenek ditempuh selama dua jam. Di tengah perjalanan kami pun berhenti di rumah makan untuk makan siang karena memang sudah jam makan siang.Â
Hari kedua kami berkunjung ke destinasi wisata di Payakumbuh Kabupaten Lima Puluh Kota. Om saya siap mengantarkan kami berpergian selama berada di kampung. Kami pun berangkat dari rumah pukul 8 pagi setelah sarapan . Kami memulai perjalanan di pagi hari karena jarak dari batusangkar ke payakumbuh lumayan jauh sekitar 3 jam.
Kota Payakumbuh terletak di daerah dataran tinggi yang merupakan bagian dari Bukit Barisan. Setelah sampai di kota Payakumbuh tempat pertama yang kami kunjungi adalah Kelok 9. Kelok 9 merupakan jalan layang yang menghubungkan sumatra barat dan riau. Keunikan dari kelok 9 ini adalah kelok yang berjumlah 9 dengan tikungan yang tajam dan curam dengan lebar jalan sekitar 5 meter.
Banyak wisatawan yang datang untuk mengambil foto dengan latar jembatan ini. Bila kita ingin mendapatkan foto yang pas dan bagus, di sekitar kelok banyak yang menawarkan jasa foto profesional dan langsung cetak. Biaya 1 foto sebesar 20.000 rupiah dan kita juga bisa mendapatkan softcopy fotonya.
Setelah itu kita dapat menikmati pemandangan yang masih sejuk dan segar serta keindahan alam yang mempesona. Lembah harau diapit oleh dua bukit dengan ketinggian tebing sekitar 150 meter. Di lembah harau banyak objek untuk berfoto dengan latar bukit dan tebing yang tinggi.
Keesokan paginya hari senin, kami pergi ke pasar dekat rumah, sekitar 100 meter dari rumah. pada hari senin pasarnya ramai dengan orang yang berjualan makanan. itu hanya ada di hari senin, di hari lainnya tidak ada yang menjual makanan dan beberapa saja yang berjualan. Saya dan keluarga pun menikmati kuliner yang ada di pasar seperti bubur kampiun, ketupat pitalah, sate, nasih padeh, dan pergedel jagung semua makanannya enak -- enak :).
Pukul 11 siang kami berangkat menuju ke Istana Basa Pagaruyung, Batu Sangkar. Letaknya tidak jauh hanya 30 menit dari rumah. Tiket masuk ke istana paguruyung sebesar 7000 rupiah untuk wisatawan domestik dan 13.000 rupiah untuk wisatwan mancanegara. Istana pagaruyung memiliki 3 tingkat dan satu lantai bawah di gunakan untuk penyewaan pakaian adat minang kabau. Untuk penyewaan nya di kenakan biaya sebesar 35.000 rupiah untuk orang dewasa dan 30.000 rupiah untuk anak-anak. Setelah mengenakan pakaian adat minangkabau kita bisa mengambil foto berpose di depan istana pagaruyung.Â
Kami mengabadikan foto dan mengelilingi daerah sekitar Jam Gadang menggunakan bendi atau delman yang dikenakan tarif biaya sebesar 50.000 rupiah sekali putaran. Setelah itu kami pun kembali pulang dan memutuskan kuliner malam di pasar batusangkar.Â
Setelah puas duduk dan memandangi landscape air yang luas dengan latar perbukitan hijau di tepian danau kami melanjutkan perjalanan mengunjungi rumah saudara mama di padang panjang. Tiba di padang panjang pukul 4 sore lalu setelah salat mahgrib kami berpamitan pulang lalu mampir ke tempat Sate padang Mak Syukur yang terkenal di padang panjang untuk makan malam.
Jam 1 kami tiba di kota padang lalu kami ke tempat es durian Iko Gantinyo di daerah pondok untuk makan siang sekaligus menikmati es durian yang lezattt. Setelah itu kami ke tempat kripik balado Christine Hakim untuk membeli oleh-oleh khas ranah minang. Perjalanan ke bandara kami melewati pantai padang dan kami pun berhenti sebentar untuk melihat pantai dan berfoto.
Sektor pariwisata di sumatra barat semakin berkembang terbukti dengan banyaknya atraksi-atraksi baru yang muncul di setiap wilayah di kota dan kabupaten sumatra barat seperti Lembah Harau yang saat ini menjadi destinasi pilihan wisatawan saat berkunjung ke sumatra barat dan atraksi yang sudah ada pun semakin meningkat kualitas dan pengelolaannya seperti pantai padang, saat saya berkunjung ke Pantai Padang tahun 2013 lalu.
Saat itu di sekitaran pantai banyak sekali sampah-sampah yang berada di pasir yang mengurangi keindahan pantai padang dan juga banyak yang berjualan di sekitar pantai yang hanya memikirkan keuntungan tapi tidak dengan pelayanan yang membuat wisatawan menjadi tidak nyaman saat berkunjung. Dengan kesadaran masyarakat dan pemerintah akan dampak pariwisata, membuat pemerintah kota padang terus membenahi  pengelolaan dan meningkatkan daya tarik Pantai Padang.
Terlihat sekarang di pantai padang sudah banyak perubahan. Saya melihat telah disediakannya tempat khusus untuk masyarakat yang menjual makanan dan minuman, banyaknya  spot-spot yang menarik untuk berfoto dan juga pasir nya telah bersih dari sampah yang membuat wisatawan nyaman untuk berkunjung ke Pantai Padang.
Industri pariwisata di indonesia saat ini semakin meningkat dengan adanya program dari kementerian pariwisata yang mendukung kegiatan pariwisata di setiap daerah dan dukungan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah pusat yang  memudahkan akses menuju destinasi pariwisata di indonesia. Dampak positif dengan adanya pariwisata membuat masyarakat menjadi antusias dalam menggali potensi pariwisata yang ada di daerahnya dan memacu kreatifitas dalam mengemas produk pariwisata untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke daerahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H