Mohon tunggu...
Nia Novri Anggraini
Nia Novri Anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis, Pengusaha, Aktivis Dakwah, dan Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Unsur Anorganik Fosfor Putih Membakar Kehidupan di Gaza

22 Desember 2024   17:52 Diperbarui: 22 Desember 2024   17:58 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fosfor dan alotropnya (sumber: https://www.instagram.com/rumahsainsofficial/p/Czvt1_VxD87/)

Fosfor (P) termasuk salah satu unsur kehidupan yang paling esensial dan tersebar luas di alam. Fosfor memiliki beberapa bentuk alotrop yaitu putih, merah, ungu, dan hitam. Fosfor putih (P4) secara alami teroksidasi menjadi fosfor pentoksida (P4O10) ketika terkena udara, yang terhidrolisis dalam air membentuk asam fosfat (H3PO4), yang berpotensi korosif dan menyebabkan kerusakan atau cidera kimia pada jaringan. Fosfor putih terbakar secara spontan ketika suhu melebihi 34C, sehingga fosfor yang melekat pada pakaian atau kulit sering menyebabkan luka bakar akibat panas. Luka bakar yang disebabkan oleh fosfor putih sangat berbeda dengan luka bakar panas lainnya. Luka bakar ini biasanya disebabkan oleh tembakan granat, kecelakaan kembang api, dan kecelakaan pabrik pertanian. Cedera yang ditimbulkan menggabungkan panasnya luka bakar kimia dengan sifat korosif asam fosfat, karena fosfor teroksidasi dan terhidrasi di dalam jaringan.

Fosfor putih menjadi salah satu senjata berbahaya dalam konflik bersenjata, terutama yang terjadi di Gaza, Palestina. Senjata anorganik ini, banyak digunakan oleh Israel dalam peperangan, karena sifatnya dapat menghancurkan infrastruktur fisik, juga merusak kehidupan manusia dan lingkungan. Padahal penggunaan fosfor putih dalam konflik bersenjata telah dilarang oleh hukum internasional. Seperti yang sudah dijelaskan dalam Aturan Pasal 23, ayat 1, 2 dan 4 Konvensi Den Haag 1907. Pasal-pasal tersebut melarang pihak-pihak yang berkonflik untuk menggunakan senjata berbahaya. Penggunaan senjata atau amunisi untuk membunuh, melukai, atau menyebabkan penderitaan yang tidak semestinya dengan cara yang mengerikan.

Dampak kesehatan akibat paparan fosfor putih sangat mengkhawatirkan. Bahan ini dapat menyebabkan luka bakar yang sulit disembuhkan serta masalah kesehatan jangka panjang seperti kerusakan paru-paru dan penyakit lainnya. Selain dampak fisik, trauma psikologis juga menjadi beban tambahan bagi warga sipil yang selamat. Anak-anak merupakan kelompok paling rentan mengalami dampak psikologis yang mendalam akibat kekerasan yang mereka saksikan.

Lingkungan juga mendapatkan pengaruh negatif akibat fosfor putih. Pembakaran yang intensif dapat mengubah ekosistem lokal, merusak tanah dan sumber daya air, yang berdampak pada kehidupan sehari-hari masyarakat. Kerusakan lingkungan ini menambah kesulitan yang sudah ada, mengingat Gaza sudah berada dalam keadaan krisis sumber daya yang parah karena blokade dan konflik berkepanjangan. Dengan demikian, konsekuensi dari penggunaannya tidak hanya terbatas pada medan perang tetapi juga merembet ke seluruh komunitas setelah permusuhan berhenti.

Zionis Israel Gunakan Fosfor Putih untuk Serang Gaza (Sumber: https://minanews.net/apa-itu-bom-fosfor-putih-yang-dipakai-israel-meneror-jalur-gaza-pal
Zionis Israel Gunakan Fosfor Putih untuk Serang Gaza (Sumber: https://minanews.net/apa-itu-bom-fosfor-putih-yang-dipakai-israel-meneror-jalur-gaza-pal

Sejak 7 Oktober 2023 lalu, Israel telah banyak melakukan serangan dengan menggunakan fosfor putih. Ternyata bukan kali pertama Israel menggunakan fosfor putih. Menurut Human Rights Watch, Israel telah menggunakan fosfor putih selama beberapa tahun. Selama Operasi Cast Lead pada tahun 2008-2009, Israel menembakkan sekitar 200 bom fosfor putih ke wilayah Palestina. Agresi Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza sejauh ini telah menewaskan 45.000 orang, sebagian besar anak-anak dan perempuan, dan melukai lebih dari 106.000 orang. Lebih dari 2.3 juta orang di Gaza saat ini kehilangan tempat tinggal. Fasilitas umum telah dihancurkan, makanan dan kebutuhan dasar mereka tidak pernah cukup. Jumlah bom fosfor putih yag telah dijatuhkan oleh Israel sudah mencapai 85.000 ton bom dijalur Gaza sajak bulan oktober 2023. Namun tidak ada satu pun perundingan yang dilakukan oleh negara-negara Barat, termasuk PBB dengan pemerintah Palestina dan Pemerintahan Israel yang menguntungkan warga Palestina. Meskipun kaum zionis terus mencaplok wilayah Palestina.

Selain itu, kutukan dan resolusi yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, termasuk kecaman dari para pemimpin Dunia Islam, tidak memiliki efek apa pun terhadap Israel. Sejak tahun 2006, Badan Hak Asasi Manusia PBB (UNHCR) telah mengeluarkan 45 resolusi yang menentang kaum zionis Israel. Namun kecaman itu tidak pernah digubris. Penderitaan Gaza tidak akan pernah selesai oleh PBB, Liga Arab, OKI dan para pemimpin Dunia Islam yang berniat membantu Gaza secara menyeluruh. Masalah di Gaza juga tidak akan selesai dengan cara-cara diplomasi, apalagi perdamaian. Usulan "solusi dua negara" sama saja dengan mengkhianati Gaza dan mengakui pendudukan Israel di sana.

Satu-satunya solusi yang diperintahkan oleh Allah Swt. untuk menyelesaikan masalah ini adalah jihad dan khilafah. Allah Swt. dengan jelas memerintahkan jihad melawan musuh-musuh yang memerangi dan merebut wilayah Muslim. Allah berfirman, "Perangilah mereka di mana saja kamu jumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka mengusir kamu." (QS Al-Baqarah [2]: 191).

Pembebasan Palestina hanya akan terwujud dengan adanya sulthan[an] nashira (kekuatan yang menolong), yaitu kekuatan yang telah diberikan oleh Allah kepada Rasulullah dalam bentuk negara, sistem, dan penguasanya yang benar-benar menolong dan memenangkan Islam dan kaum muslimin. Kekuatan ini akan menjadi junnah (perisai) yang melindungi kaum Muslimin dari musuh-musuh mereka. Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Imam (khalifah) adalah perisai yang (orang-orang) akan berperang untuknya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya." (HR Muttafaqun 'alaih).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun