Mohon tunggu...
Nia Nisa
Nia Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi baking Kepribadian saya suka melakukan hal" baru yang belom dicoba,saya suka sekali menulis di buku diary,saya terbilang ambivert,konten yang saya sukai podcast yang mengupgrade diri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dari Scroll ke Skill: Kisah Baker Pemula

12 Oktober 2024   21:03 Diperbarui: 12 Oktober 2024   21:09 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Libur kuliah yang panjang adalah hal yang dinanti oleh setiap mahasiswa. Karena mereka dapat berkumpul dengan kerabat, keluarga yang jauh disana. Namun hal ini berbeda dengan yang dirasakan seorang mahasiswi berusia 20 tahun. Panggil saja Dalarisa Rizma, mahasiswi yang sedang menginjak semester 5 ini yang akrab dipanggil Larisa.. Setiap libur kuliah tiba dia merasakan kesepian, merasa membuang-buang waktunya hanya untuk bermain handphone bermain media sosial. Sedangkan berbeda dengan teman yang lainnya yang produktif dan sibuk menjelajah dunia di luar. Sesuai namanya, Dalarisa Rizma yang berarti bunga mawar, ia ingin kehidupan masa depan seindah bunga mawar yang harum semerbak.

Selalu bertanya-tanya dengan kehidupan dimasa mendatang. Selalu menangisi hal yang belum kejadian. " Tuhan...beri aku jalan kemudahan untuk aku sukses dimasa depan, aku hanya ingin sukses di kakiku sendiri tanpa menyusahkan orang lain, aku hanya ingin membalas jasa ibuku" Ucapnya setiap malam ketika hendak tidur. Merasa cemas, capek, bahkan sering melamun. Keinginannya untuk sukses berbanding balik dengan tindakannya yang hanya bersenang-senang bermain handphone, bermain sosial media. Hal ini membuat dirinya merasa menjadi seorang yang pemalas dan tidak produktif. Namun, tanpa ia sadari takdir membawanya ke sebuah hal yang belom pernah dirasakan sebelumnya, yaitu sebuah cuplikan video tentang baking.

Scrolling media sosial, membuat Larisa menemukan video tutorial cara membuat pancake, roti sobek, cake, donat, brownies. Disitulah rasa penasarannya muncul " apakah  diri dapat melakukan hal yang sama, sepertinya menarik jika bisa mengikuti jejaknya, apa salahnya untuk mencoba hal baru ? " ucapnya dalam hati. Menurutnya ini bukanlah suatu kebetulan, tapi ini sebuah petunjuk dari Tuhan yang sudah lama ia doakan selama ini. Sebelumnya, Larisa memang memiliki bakat memasak yang lumayan terasah, karena dulu ia bercita-cita sebagai chef. Namun sekarang berbeda, ia lebih fokus menjadi seorang baker meskipun dunia baking masih terasa asing baginya. Larisa memutuskan memulai perjalanan ini dari awal dengan semangat belajarnya  yang baru ada digenggaman.

Kini perjalanan Larisa dimulai dengan membeli alat-alat untuk baking. Meskipun rasa capek, rasa kesulitan menjadi satu ia tetap semangat. Menurutnya, sebuah hal yang diusahakan tidak akan berujung sia-sia karena keberhasilan itu layaknya sebuah bunga mawar yang indah mekar di taman. Ketika semua bahan dan alat sudah siap, Larisa mencoba bereksprimen dengan bermodalkan video yang lewat diberandanya. Selain itu ia juga bereksperimen dengan  resep-resep yang baru diciptakannya.

Setiap waktu, ia belajar tentang ilmu baking, dari belajar tekniknya,istilah-istilah dalam baking ataupun yang lain. Menghabiskan waktu berjam-jam di dapur hanya untuk memastikan apakah resep hasil buatannya berhasil atau gagal. Meskipun terkadang sudah menghabiskan waktu lama tapi hasil adonannya ternyata gagal. Walaupun sedikit merasa kesal, namun ia senang karena ini termasuk proses belajar. " Proses belajar itu tidak hanya sekali atau dua kali, tapi seterusnya. Gagal diawal merupakan hal yang biasa, bukan berarti gagal sekali langsung menyerah." Ucap Larisa dengan penuh keyakinan.

Setelah sekian lama belajar, akhirnya ia melihat adonannya berhasil. Larisa merasa bangga dengan dirinya sendiri yang tidak pantang menyerah dan justru menambah semangatnya untuk belajar lebih giat lagi. Larisa iseng mengunggah hasil karya di media sosial sebagai hasil kerja kerasnya. Tanpa ia sangka sebelumnya, hal ini justru menjadi ladang rezeki buat Larisa karena banyak yang menayakan apakah menerima open order selain itu banyak mendapatkan tanggapan yang positif dari temannya. Hal ini membuat Larisa kaget sekaligus bangga ke dirinya sendiri. Bagimana tidak, karena saat itulah ia mengalami momen penting yang mengubah cara pandangnya, ketika menyadari bahwa apa yang ia dilakukan ternyata mendapat apresiasi dan diminati oleh banyak orang.

Dengan banyaknya dukungan dan kepercayaan dari orang tua dan teman-teman disekitarnya. Semenjak itu, munculah dorongan dalam diri Larisa untuk terus mengembangkan dan melanjutkan usaha bakery kecil-kecilannya. Larisa perlahan mulai memberanikan diri untuk menerima pesenan, meskipun jumlahnya masih terbatas dan hanya beberapa orang yang memesan donat, cake dan brownies. Menurutnya, ketika ia melihat setiap pesanan sebagai langkah awal yang penting untuk membangun kepercayaan pelanggan dan mengembangkan usahanya jauh lebih baik.

Selain itu, usaha yang dilakukan Larisa dengan mulai memasarkan produknya dengan menitipkannya di warung-warung sekitar. Ia mulai mendalami tentang manajemen usaha kecil dengan fokus pada cara mempertahankan kualitas produk, meskipun harga bahan baku sedang mengalami kenaikan. Larisa selalu menekankan kalimat ini  pada dirinya " Semua ini adalah bagian dari perjalanan belajarku, dan aku merasa bersyukur, serta menikmati setiap langkahnya, aku bahagia berada di titik ini aku suka dengan diriku yang sekarang."

Meskipun kuliahnya tetap berjalan dengan jadwal yang padat, ia berusaha keras membagi waktu antara belajar dan baking. Walaupun terkadang merasa lelah, kebahagiaan saat produk jualannya laris dan menerima pujian dari pelanggan selalu mampu membangkitkan semangatnya. Setiap akhir pekan, ia membuka open order untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat. " Aku merasakan kebahagiaan yang mendalam setiap kali melihat orang menikmati cake buatanku, aku mulai merasa bahwa inilah jalan hidupku."

Seiring berjalannya waktu, ia memperkuat tekadnya untuk memperdalam pengetahuannya di dalam dunia baking. Ia mempelajari berbagai resep dari buku, video dan blog yang menjadi sumber inspirasinya, menurutnya ini adalah hal yang menyenangkan. Selain itu, dengan aktif berpartisipasi dalam komunitas baking di media sosial, ia bisa mendapatkan tips dari para baker berpengalaman. Dari pengalaman ini, Larisa menyadari bahwa baking adalah kombinasi antara seni dan ilmu yang memerlukan dedikasi serta kesabaran, baginya baking bukan hanya sekedar hobi tapi juga sebagai mengembalikan mood yang baik.

Saat ini, Larisa tidak hanya bermimpi menjadi seorang baker, tetapi juga bertekad untuk membuka toko bakery milikya sendiri. Ia membayangkan tempat di mana orang-orang bisa menikmati cake buatanya yang dibuat dengan sepenuh hati. Perjalanan belum usai, mimpinya bukanlah suatu hal yang mustahil. " Aku percaya mimpi itu bisa ditemukan di tempat yang tidak terduga. Bagi mereka ini mungkin hanya sebuah hobi, tapi bagiku ini adalah mimpi yang aku temukan setelah sekian lama." ucapnya dengan penuh harapan serta keyakinan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun