Aku ingin melihat kamu berada dalam kegelapan, matamu terasa berat hanya pada jam 10 malam dengan tangan dan kakimu melingkari aku dan aku tidak dapat melarikan diri.
Aku ingin kamu dalam kelembutan berbisik 'tetaplah di sini'
Aku ingin kamu dilewati dalam setiap irama, setiap kali aku melihatmu menungguku dengan ekspresi 'kamu terlambat' namun tetap tersenyum.Â
Aku ingin kamu berada di tengah teriknya musim panas saat telapak tangan kita berkeringat karena saling menggenggam tangan begitu erat.
Aku ingin kamu berada di antara keheningan yang canggung ketika kita berdua tidak tahu harus berkata apalagi dan percakapan terasa sulit.
Aku ingin kamu berada dalam ledakan kemarahan dengan api di matamu, mengetahui bahwa ketika apinya padam kamu masih akan ada di sana untuk berbicara ketika abu akhirnya mereda.
Aku ingin memandangmu dengan lekat, membingkainya dengan keabadian.
Aku ingin kamu bersikap berani, dengan serangan tiba-tiba berupa gelitik dan olok-olok secara sembunyi-sembunyi -- atau tidak terlalu sembunyi-sembunyi di depan umum.Â
Aku ingin kamu berpura-pura cemberut ketika kamu mempermalukanku atau membuktikan bahwa aku salah, tapi aku selalu tahu untuk menarikku kembali dengan tawa dan pelukanmu.Â
