Mohon tunggu...
Nia Putri Angelina
Nia Putri Angelina Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

In a world where you can be anything, be kind.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Para Astronom Menyaksikan Kelahiran Bintang Baru dari Ledakan Bintang

17 September 2018   14:59 Diperbarui: 7 Desember 2018   14:46 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar dari eurekalert.org

Ledakan bintang-bintang, yang dikenal sebagai supernova, nampak begitu terang dan mereka lebih cemerlang dari galaksi tuan rumahnya. Mereka membutuhkan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun hanya untuk memudar dan terkadang sisa-sisa gas yang berasal dari ledakan itu menghantam gas hidrogen dan untuk sementara kembali cerah - tetapi bisakah mereka tetap bercahaya tanpa gangguan eksternal?

Itulah yang dikatakan Dan Milisavljevic, asisten profesor fisika dan astronomi di Universitas Purdue, beliau percaya telah melihat enam tahun lalu sejak "SN 2012au" meledak.

"Kami belum pernah melihat ledakan jenis ini, pada skala waktu yang lambat, tetap terlihat kecuali memiliki semacam interaksi dengan gas hidrogen yang ditinggalkan oleh bintang sebelum ledakan," katanya mengutip sciencedaily. "Tapi tidak ada lonjakan spektrum hidrogen dalam data yaitu suatu hal lain yang memberi energi pada benda ini."

Ketika bintang besar meledak, interior mereka runtuh ke titik di mana semua partikel mereka menjadi neutron. Jika bintang neutron yang dihasilkan memiliki medan magnet dan berotasi dengan sangat cepat, ia dapat berkembang menjadi nebula angin pulsar.

Terkait dengan hal tersebut, kemungkinan besar itulah yang terjadi pada SN 2012au, menurut temuan yang dipublikasikan di Astrophysical Journal Letters.

"Kami tahu bahwa ledakan supernova menghasilkan jenis bintang neutron yang berputar cepat, tetapi kami tidak pernah melihat bukti secara langsung pada rentang waktu yang unik ini," kata Milisavljevic. "Ini momen kunci ketika angin nebula pulsar cukup terang dan bertindak seperti bola lampu yang menerangi ejecta terluar dari ledakan itu."

SN 2012au sudah dikenal dan keunikannya dalam banyak hal. Meskipun ledakan itu tidak cukup terang untuk disebut supernova "superluminous", itu sangat tahan lama dan meredup dalam kurva cahaya yang sama lambat.

Milisavljevic memprediksi bahwa jika peneliti terus memantau situs supernova yang sangat terang, mereka mungkin dapat melihat transformasi serupa.

"Jika benar-benar ada pulsar atau magnet angin nebula di pusat bintang yang meledak, itu bisa mendorong dari dalam ke luar dan bahkan mempercepat gas," sambungnya "Jika kita kembali ke beberapa peristiwa ini beberapa tahun kemudian dan melakukan pengukuran yang cermat, kita mungkin mengamati gas kaya oksigen menjauh dari ledakan ini lebih cepat.

"Supernova superluminus adalah hot topic dalam astronomi. Mereka adalah sumber potensial dari gelombang gravitasi, black holes dan para astronom berpikir mereka mungkin memiliki keterkaitan dengan berbagai jenis ledakan lainnya, seperti ledakan sinar gamma dan semburan radio cepat. Peneliti ingin memahami fisika dasar di belakang mereka, tetapi mereka sulit untuk diamati karena mereka relatif jarang dan terjadi begitu jauh dari Bumi.

Hanya teleskop generasi berikutnya, yang oleh para astronom dijuluki Extremely Large Telescopes yang akan memiliki kemampuan untuk mengamati peristiwa-peristiwa ini dengan sedemikian detail.

"Ini adalah proses fundamental di alam semesta. Kami tidak akan berada di sini  kecuali ini terjadi," kata Milisavljevic. "Banyak unsur yang penting bagi kehidupan berasal dari ledakan supernova - kalsium dalam tulang kita, oksigen yang kita hirup, zat besi dalam darah kita - saya pikir itu penting bagi kita, sebagai warga alam semesta, untuk memahami proses ini." Sambung Milisavljevic.

Informasi terkait penelitan dan artikel dalam bahasa inggris telah lebih dulu post di sciencedaily.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun