Mohon tunggu...
Niandarin NadyaUlya
Niandarin NadyaUlya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Niandarin Nadya Ulya, mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Saya tertarik untuk menulis dan membaca artikel-artikel populer di bidang kesehatan, buku, literasi, musik, politik, dan sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenali Penyakit Mpox dan Langkah Proaktif dalam Menghadapi Penyebaran dan Pencegahannya

3 Oktober 2024   02:18 Diperbarui: 3 Oktober 2024   03:40 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Mpox yang sebelumnya dikenal dengan sebutan Monkey Pox atau cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh virus orthopox yang disebut virus cacar monyet. Penyakit mpox merupakan penyakit zoonotik yang sedang berkembang dan bisa menyerang manusia dan binatang. Penyakit mpox pertama kali terdeteksi pada tahun 1958, saat terjadi wabah penyakit pada monyet yang dipelihara untuk penelitian setelah diangkut dari Afrika ke Kopenhagen, Denmark. 

Selanjutnya, untuk kasus pertama pada manusia terjadi pada tahun 1970 yang menimpa seorang anak laki-laki berusia sembilan bulan yang tidak divaksinasi cacar di Republik Kongo, Afrika Tengah. Awalnya, anak laki-laki ini diduga terkena penyakit cacar. Sejak tahun 1970 dan seterusnya, kasusnya semakin meningkat dan infeksi pertama yang menyebar ke negara-negara Afrika lainnya, termasuk Republik Afrika Tengah, Kamerun, Cote D'Ivoire, Liberia Nigeria, Gabon, dan Sudan Selatan.  

Penularan penyakit mpox dapat terjadi melalui berbagai cara, baik dari hewan yang terinfeksi maupun antar manusia. Penularan melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi bisa terjadi melalui paparan cairan tubuh, gigitan, cakaran, atau bahkan melalui konsumsi daging yang terkontaminasi. 

Selain itu, terdapat penularan yang bisa terjadi antar manusia. Penularan antar manusia dapat terjadi melalui kontak langsung, kontak tidak langsung, dan melalui sistem pernapasan. Kontak langsung terjadi ketika seseorang bersentuhan dengan lesi kulit, luka terbuka, atau cairan tubuh dari penderita yang terinfeksi. 

Sementara itu, penularan secara tidak langsung dapat terjadi melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh virus, seperti pakaian, seprai, atau peralatan lainnya yang telah digunakan oleh penderita. Penularan melalui sistem pernapasan juga mungkin terjadi, namun terdapat pada kondisi khusus. Penularan ini biasanya terjadi melalui paparan mikrodroplet yang dihasilkan saat penderita batuk, bersin, atau berbicara dalam jarak dekat.  

Gejala awal yang sering dialami oleh penderita penyakit ini, meliputi munculnya ruam yang menyerupai jerawat atau lepuh, demam, serta pembengkakan kelenjar getah bening. Gejala-gejala ini umumnya muncul sekitar satu minggu setelah terpapar, namun bisa memerlukan waktu antara 1 hingga 21 hari untuk berkembang sepenuhnya. Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih mungkin berkontribusi terhadap evolusi penyakit mpox, membuatnya semakin mudah beradaptasi dengan inang manusia dan mengakibatkan penularan semakin meluas. 

Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit mpox ini adalah dengan menghindari kontak dengan hewan rodent dan primata serta membatasi paparan langsung dari darah dan daging yang kurang matang. Sosialisasi pendidikan kesehatan secara besar-besaran mengenai penyakit mpox ini sangat diperlukan saat ini. 

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran umum dan memberikan informasi atau pesan mengenai penanganan yang tepat terhadap spesies yang berpotensi menjadi reservoir hewan, penggunaan sarung tangan, pakaian pelindung, masker bedah serta menghindari kontak dekat dengan siapapun yang terjangkit penyakit ini. 

Untuk saat ini, masih belum ada pengobatan yang khusus untuk penyakit mpox ini. Akan tetapi, hal ini bisa dicegah dengan melakukan vaksinasi dengan vaksin cacar atau vaksin smallpox. Hal tersebut telah terbukti efektif memberikan perlindungan terhadap penyakit mpox karena adanya hubungan erat antara virus tersebut.  

Penyebaran penyakit mpox ini juga muncul sebagai masalah keamanan kesehatan global yang memerlukan penanganan yang tepat dan intervensi yang efektif. Untuk pencegahan dan implementasi tepat waktu dari tindakan kesehatan masyarakat, seperti aktif pengawasan dan pelacakan kontak sangat penting. 

Upaya untuk mencegah penyebaran cacar monyet di daerah yang sudah terkena penyakit ini menjadi urgensi, karena hal ini dapat mengurangi potensinya ancaman penyebaran cacar monyet ke lingkungan lain. 

KATA KUNCI: Kontak, Mpox, Penularan 

DAFTAR PUSTAKA 

A. Catala, dkk., 2023. Mpox --- Formerly Monkey Pox --- in Dermatology: A Review of Epidemiologic Features, Clinical Presentation, Diagnosis, and Treatment. ACTAS Dermo-Sifiliograficas 114, 110(9), T319-T320 

World Health Organization. 2024. Mpox. https://www.who.int/news-room/factsheets/detail/mpox [online]. (diakses tanggal 27 September 2024).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun