Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi masalah kesehatan yang masih sering terjadi terutama di negara yang beriklim tropis. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui nyamuk Aedes sp. Tanda dan gejala penyakit DBD ditandai oleh banyak hal, seperti demam mendadak selama 2-7 hari tanpa ada penyebab yang jelas, gelisah, lemas/lesu, nyeri pada ulu hati, disertai pendarahan pada kulit dan kesadaran menurun. Berbagai program penanggulangan DBD telah dilaksanakan oleh pemerintah. Cara yang saat ini digunakan untuk memberantas penyakit demam berdarah adalah metode fogging, abatisasi, dan PSNDBD. Â Keterlibatan masyarakat dalam pengendalian menjadi pentin dalam upaya pengendalian DBD. Â
Pemerintah telah melakukan berbagai strategi pencegahan, pendekatan, dan program untuk menanggulangi DBD, salah satu program yang sudah digencarkan dan sudah cukup umum adalah dengan memutus rantai penularan nyamuk. Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui Gerakan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) ini dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menanggulangi penyakit DBD ini. Peningkatan partisipasi ini bisa dimulai dengan cara melakukan sosialisasi penyuluhan dan pelatihan mengenai program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Selain itu, program ini termasuk ke dalam cara pemberatasan yang aman, sederhana, dan terjangkau. Gerakan 3M ini meliputi menguras bak mandi atau penampungan air secara berkala, menutup wadah yang dapat menampung air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat berpotensi menjadi sarang terbentuknya jentik nyamuk. Â
Partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan yang dapat dilakukan oleh sekelompok komunitas yang ada dalam suatu lingkungan adalah dengan melaksanakan tugas pengendalian DBD. Hal ini bisa dilaksanakan dengan membentuk sukarelawan yang memiliki tugas untuk memeriksa jentik secara berkala atau disebut sebagai Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Orang yang terpilih menjadi jumantik adalah orang yang berasal dari kelompok masyarakat itu sendiri. Tugas jumantik dapat dimulai dengan melakukan pemeriksaan jentik berkala di lingkungan wilayah tempat tinggal ataupun lingkungan kerja. Selain itu dapat melakukan kegiatan Pengawasan Kualitas Lingkungan (PKL). Pengawasan kualitas lingkungan merupakan salah satu cara  untuk  menanggulangi penyakit DBD dengan pengawasan kebersihan lingkungan yang  dilakukan  oleh  masyarakat.  Cara ini bertujuan untuk memberantas tempat  sarang terbentuknys nyamuk dari daerah tempat tinggal penduduk.Â
Upaya pengendalian DBD dapat dilakukan dengan pengendalian dan pengelolaan terpadu untuk mencegah DBD. Hal ini dilakukan dengan melakukan perubahan perilaku masyarakat dan menggabungkan mobilisasi sosial. Masyarakat dapat diajak untuk melakukan perubahan perilaku melalui berbagai macam cara, seperti penyuluhan secara berkala, kampanye/sosialisasi, dan pelatihan mengenai pengendalian DBD. Hal ini bertujuan selain untuk mengendalikan DBD, juga dapat meningkatkan efektivitas biaya dan dampak lingkungan yang minimal serta keberlanjutan program pengendalian dan penanggulangan DBD. Pemimpin keluarga juga merupakan komponen yang penting dalam penanggulangan penyakit DBD ini dengan menggunakan proses pembelajaran partisipatif untuk menanggulangi penyakit DBD. Para pemimpin keluarga ditargetkan dapat membangun kepemimpinan dalam melaksanakan protokol pengendalian penyakit DBD. Partisipasi ini tidak hanya melibatkan keluarga tetapi juga harus melibatkan tenaga kesehatan dan relawan kesehatan pada masyarakat setempat. Â
Partisipasi masyarakat dapat mendukung keberhasilan Indonesia untuk mengurangi kasus penyakit DBD ini. Hal tersebut penting dilakukan agar terjadi suatu hubungan yang kuat antara masyarakat, pemerintah dan instansi kesehatan dalam melaksanakan upaya pengendalian DBD sehingga program pengendalian DBD ini dapat terjadi secara berkesinambungan. Dengan tingginya kasus DBD di Indonesia sangat perlu kesadaran diri sendiri, masyarakat, dan pemerintah untuk meraih keberhasilan Bersama.
KATA KUNCI: DBD, Masyarakat, PartisipasiÂ
Daftar Pustaka: Â
Mahardika Agus Wijayanti, dkk., 2018. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengendalian Demam Berdarah Dengue. 12(2). 67-69.Â
Nurjazuli, Wahyu Widyantoro, Yusniar Hanani Darundiati, 2021. Pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) Berbasis Masyarakat di Indonesia. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 10 (3). 191-193
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI