Mohon tunggu...
Inovasi Pilihan

Silambu Sebagai Alternatif Energi Terbarukan pada Pembuatan "Solar Cell"

27 Juli 2016   18:24 Diperbarui: 28 Juli 2016   09:26 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia sebagai salah satu negara berkembang di dunia terus mengalami pertumbuhan. Salah satu aspek yang cukup terpengaruh dengan adanya pertambahan jumlah penduduk adalah penggunaan energi untuk menunjang kebutuhan hidup yang meliputi sektor industri, transportasi, rumah tangga, dan lain sebagainya. Merupakan suatu kenyataan bahwa kebutuhan akan energi, khususnya energi listrik di Indonesia, makin berkembang menjadi bagian tak terpisahkan dari kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari seiring dengan pesatnya peningkatan pembangunan di bidang teknologi, industri dan informasi. 

Selain itu, makin berkurangnya ketersediaan sumber daya energi fosil, khususnya minyak bumi, yang sampai saat ini masih merupakan tulang punggung dan komponen utama penghasil energi listrik di Indonesia, serta makin meningkatnya kesadaran akan usaha untuk melestarikan lingkungan, menyebabkan kita harus berpikir untuk mencari altematif penyediaan energi listrik.

Solar cell merupakan pembangkit listrik yang mampu mengkonversi sinar matahari menjadi arus listrik. Energi matahari sesungguhnya merupakan sumber energi yang paling menjanjikan mengingat sifatnya yang berkelanjutan (sustainable) serta jumlahnya yang sangat besar. Matahari merupakan sumber energi yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan kebutuhan energi masa depan setelah berbagai sumber energi konvensional berkurang jumlahnya serta tidak ramah terhadap lingkungan. Di sisi lain, kita kan tinggal di negara yang kaya akan cahaya matahari yang dibuktikan secara geografis letak Indonesia di Garis Khatulistiwa sekaligus sebagai Negara Tropis.

Namun, solar cell relatif mahal berkisar antara 80 juta rupiah hingga ratusan juta rupiah sehingga hanya digunakan dalam skala kecil. Sel surya terdiri atas beberapa bagian salah satunya adalah semikonduktor. Semikonduktor merupakan bagian inti atau terpenting dari solar cell karena pada bagian tersebut terdapat komponen yang berfungsi sebagai penyerap cahaya matahari. Komponen yang digunakan pada umumnya adalah wafer silikon. Akan tetapi, wafer silikon berharga mahal sehingga mempengaruhi harga perangkat sel surya secara signifikan.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Mengingat Indonesia adalah negara yang kaya raya salah satunya dalam hal produksi tebu, pada tahun 2011 negara kita menempati rangking 11 dengan perkiraan jumlah produksi tebu adalah ± 24 juta ton, hanya 3,3% dibandingkan produksi tebu di Brazil. Dalam 5 tahun terakhir dari tahun 2007 s.d. 2011 negara kita sempat naik ke peringkat 9 sebagai negara penghasil tebu pada tahun 2010 dengan jumlah produksi tebu adalah ± 27 juta ton (FAO, 2011). Perlu diketahui bahwa menurut Hanafi (2010), silika yang terkandung dalam ampas tebu mencapai 64, 65%. 

Hal inilah yang membuat Dina Kamila, Amala Kusuma, Evtryandani, Nia Maya Khoiruzad, dan Putri Ayunda  mahasiswa Teknik Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya dibimbing oleh Bapak Dr. Ir Alexander Tunggul Sutan Haji, MT melakukan penelitian terhadap ampas tebu: Silambu (Silikon dari Abu Ampas Tebu), yang diharapkan dapat menjadi bahan baku pembuat solar cell. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik silika yang dihasilkan dari isolasi silika abu ampas tebu. Metode yang dilakukan yaitu pemurnian silika dengan menggunakan H2SO4 dan HCL.

Selanjutnya, dilakukan reduksi dengan Mg dan pemurnian silikon meggunakan HCl, CH3COOH dan HF. Konsentrasi silikon yang didapatkan dari uji XRF yaitu sebesar 97,6% dengan unsur-unsur lainnya meliputi Ca, Ti, Cr, Fe, Ni, Cu, Ba. Berdasarkan uji XRD diketahui senyawa yang paling dominan adalah SiO2 dengan bentuk Amorf, yang berarti aman bagi kesehatan. Harga jual SILAMBU dengan tingkat kemurnian silikon mencapai 97,6% kedepannya diperkiran sebesar Rp 1.117.080/ kg, sedangkan harga jual silikon dengan tingkat kemurnian 80 – 90% adalah Rp 3000/ gram atau Rp 3.000.000/ kg. 

Berdasarkan perbandingan harga tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa SILAMBU memiliki harga jual Rp 1.882.920 atau sekitar 62,7% lebih murah dibandingkan dengan silikon dengan tingkat kemurnian 80 – 90% yang dijual dipasaran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun