Dari segala yang saya alami, boleh dikatakan saya tak bisa bersembunyi atau pun berpura-pura baik kondisi saya ketika beradapan denganmu. Kau telah mengajari saya banyak hal terkait bagaimana saling berbagi meskipun hanya sebatas cerita saja. Lama-lama saya mempunyai kebiasaan jika ada sesuatu entah itu remeh atau yang lainnya segera bercerita denganmu; meskipun saya tahu jika seringkali saya bercerita tak ingin mendapatkan solusi atau pengarahan. Dan kau pun mengiyakan atau pun mendengarkan celoteh-celoteh saya yang menurutmu saya banyak ide dan tak mau sedikit pun berhenti, selalu ingin berbuat sesuatu apa saja itu. Terkadang pula ide tersebut hanya sebatas ide belum bisa terrealisasikan semuanya akan tetapi kau pun menanggapinya dengan santai dan mendukung apa yang saya ujarkan.
Sejauh kita menjalin sebuah jalinan kasih sayang kau selalu memahami atas kekurangan saya, kecerobohan saya dan kesalahan kesalahan yang seringkali saya perbuat meskipun berkali-kali kau pun selalu memberikan maaf yang terindah. Terima kasih sayang kau telah memberikan cinta dengan sebenarnya. Kau tahu, saat kau lagi marah atau yang lain atas salah saya dan kau pun diemin saya cuekin saya rasanya tak karuan pikiran dan hati saya. Ketika kau berdiam seolah mencuekin saya, ketika itu saya hanya ingin ikut berdiam diri ikut dengan ritme yang kau lakukan.
Kau ternyata lebih memahami dan mengerti akan kondisi saya lebih mehami segala kekurangan-kekurangan yang saya punyai. Terima kasih Na, cintamu kasih sayangmu selama ini telah membuat saya berwarna tak ubahnya sebuah pelangi akan selalu indah  untuk dilihat dan dijalani. Saya mencintamu, kasih sayangmu selalu saya rindui.
