Entah berapa kali kau selalu bilang begitu; saat ketika kita jauh selalu saja ada yang salah dan kesalahan tersebut biasanya yang berbuat adalah saya. Kesalahannya pun sama yaitu saya tak memberi kabar atau pun lain sebagainya. Kemudian kau bilang ini dan itu, runtut mengungkapkan segala apa saja yang kau rasakan disertai dengan derai air mata. Jika begitu saya tak bisa berbuat apa-apa hanya diam tanpa bahasa. Meskipun dalam kondisi rindu saya tak bisa berbuat apa-apa kerena sebab saya dengan kesalahan yang saya perbuat.
Dengan demikian panggilan sayang dan romantis kau pun berubah aku dan kau; bahkan saya hafal betul dengan gelagat tersebut meskipun begitu saya tetap memanggilmu sayang karena saya memang sayang dan mencintaimu Na, dalam kondisi marah atau tak, dalam kondisi mode tak baik baik saja saya tetep mencintaimu dan memanggilmu sayang.
Kenapa saya bisa mengatakan jika ketika rindu kau selalu begitu ada saja yang diributkan ada pula yang dibahasakan. Sebenarnya saya pun merasakan apa yang saya rasakan ketika saya jauh denganmu Na. Dari ketika selisih saling berganti pada akhirnya kita bisa saling memahami, kita bisa saling mengerti, kita saling merindui dan begitulah kenyataanya apabila kita saling mencinta.
Hingga saat ini saya ingin dan masih menjalani kisah diantara kita; meskipun kau berkali-kali meminta mengakhiri tentang jalinan ini; meskipun pada kenyataanya kita tetap saling menjalani perihal kisah kasih bercinta kerjasama bahagia. Dari permasalahan atau pun dari salah salah saya yang saya lakukan berulang-ulang kali dan kau pun mehami tentang kerungan yang saya punyai; salah minta maaf dan jawab iya dan iya; kau pun dengan hafal betul perihal apa yang saya lakukan.
Na..kau adalah orang yang mengerti dan memahami saya, menerima segala kekurangan saya dan mencintai saya dengan apa adanya, segala kekurangan dan kemarahan saya. Ilove you more sayang. Saya mencintaimu Na.