Mohon tunggu...
Niam At Majha
Niam At Majha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat Buku dan Penikmat Kopi

Penulis Lepas dan Penikmat Kopi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Para Mama Muda Ditinggal Kerja

24 Desember 2022   08:05 Diperbarui: 24 Desember 2022   10:58 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu yang paling mengasyikan yaitu ketika senja datang sembari menunggu matahari lingsir. Sambil menikmati ritmis gerimis, di temani dengan secangkir kopi, rebusan ketela pohon dan pisang goreng. Saat seperti itulah waktu paling bahagia untuk sekadar membaca buku dan membahas ini dan itu.

Saya menikmati saat seperti ini, ketika hari libur telah tiba, di hari minggu yang setia menunggu; di ruang tengah selalu ramai oleh Para Mahmud (Mamah Muda) sedang asyik membungkus Q-Tales yang Senin nanti akan didistribusikan.  Jika hari libur telah tiba saya tak ubahnya seorang raja, santai tanpa ikut campur dengan urusan keluarga di rumah.

Setiap hari minggu rumah selalu ramai oleh Para Mahmud, mereka bekerja membungkus Kripik Q-Tales, unit usaha kecil-kecilan yang saya rintis beberapa bulan ke belakang. Niatan awal usaha tersebut untuk sedikit mengurangi para pengangguran, agar di waktu sore Para Mahmud ngerumpi tidak ada hasilnya, lebih baik bekerja bisa sambil ngomong sana dan ngomong sini serta menghasilkan tambahan ekonomi.

Sambil membaca buku Pak Tua Membaca Kisah Cinta; Luis Sepulveda, sesekali menyeruput kopi dan mendengarkan cerita salah satu Mahmud yaitu Delia, ia sudah capai di rumah sendiri, apa-apa sendiri, karena ditinggal terus oleh suaminya kerja sebagai kontraktor di luar kota, bahkan hingga luar pulau Jawa. Bukankah menikah untuk saling bersama dalam hal segala, bukan saling berjauhan. Keluhnya.

"Yu, bukankah semua itu dilakukan demi menyukupi kebutuhan keluarga?"

"Memang benar, Jeng. Suami saya merantau hingga berbulan-bulan demi keluarga agar kebutuhan terpenuhi semua, terutama kebutuhan dhohirnya. Akan tetapi saya juga membutuhkan kasih sayang, belaian di setiap malam dan dekapan bahagia atau olah raga sebelum Subuh datang."

Sambil menyerutup kopi tanpa gula saya menikmati curhatan Para Mahmud tersebut, rata-rata Para Mahmud ketika ditinggal kerja oleh para suaminya; mereka melepasnya dengan setengah hati. Finansial memang utama, akan tetapi keutuhan keluarga dan kebahagiaan rumah tangga paling utama. Saya hanya bisa berucap, semoga keduanya tidak mempunyai PIL dan WIL di tempat dinasnya masing-masing.

Kebutuhan setiap keluarga berbeda beda, begitu pula dengan rejeki sudah terbagi-bagi, tinggal kita sebagai manusia berusaha mencari. Apa yang menjadi keluhan Delia bisa menjadi bahan pertimbangan oleh kaum Papa yang selalu pergi kerja. Tak ada suami yang tak sayang istri. Namun dalam keadaan belum memungkinkan maka harus bersabar terlebih dahulu.

Ibu Ratu berucap sambil menepuk punggung saya, "Kau dulu waktu merayu saya, bilang akan selalu bersama dan bagaimana pun kesulitannya kau tak akan merantau. Kami sekeluarga dan putrimu selalu butuh kasih sayangmu. Begitu pula denganku."

Iya, Ibu Ratu, jangan sering-sering menggerutu, batinku.

Jl. Dr. Susanto 04 Pati

           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun