''Hai Gotama, bangunlah tidakkah kau ingin menikmati kenikmatan seperti kebanyakan manusia. Mara, tidakkah kau lihat lalat berterbangan di setiap sudut kenikmatan yang kau tawarkan.''
Setelah itu di kedua matanya tampak Mara, ia capai pencerahan dan menemukan benih pohon perdamaian berterbangan memenuhi di setiap daun, ranting dan akar dari pohon itu.
Sejak peristiwa itu si lelaki yang kelak disebut sidarta gautama tak lelah menyebarkan dan menanam pohon perdamaian di seluruh plosok bumi.
Kini pohon itu tumbuh, teduh tak teduh tak mati ditebang sebelum memberi buah dan ia selalu terlahir kembali.
Ah, ''Aku bisa melihat buahnya.'' ujar si lelaki buta yang berteduh di bawahnya, kau tahu seperti apa keharuman benih pohon itu? Mungkin ia serupa hidup. lahir tak membawa apa-apa matipun harus meninggalkan apa-apa. Sederhana sekaligus tak sederhana. Berapa harga perjalanan yang harus ditempuh tuk mendapatkanya.?
Lalu kita mau apa?
Dan cinta ini akan dibawa kemana? Tumbuh dimana Na? Bantu saya untuk mencari jawabnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H