Tahun 1990an sampai 2000an angkutan umum berupa angkot dan mikrolet menjadi angkutan utama masyarakat, memakai jasa transportasi umum untuk menuju ke sekolah, kantor, ke pasar bahkan keluar kota. Setiap pagi di waktu jam berangkat sekolah, angkot dan mikrolet disesaki banyak penumpang bahkan sampai ada yang berdiri di pinggir pintu. Tidak susah mencari transportasi umum, keluar gang biasanya langsung bertemu angkot atau mikrolet.
Sekarang hampir semua rumah memiliki kendaraan roda dua, karena begitu mudah membeli kendaraan roda dua tanpa uang DP terlebih dahulu. Setiap pagi kita akan melihat banyak orangtua mengantar anaknya ke sekolah atau anak sekolahnya sendiri yang membawa kendaraan roda dua. Banyak angkot dan mikrolet sepi penumpang, walaupun masih ada tapi berkurang drastis. Begitu juga saat jam pulang sekolah, di depan gedung sekolah sudah berjejer orangtua yang menjemput anaknya.
Angkutan umum di Purwokerto
Dua puluh tahun yang lalu ketika saya berkuliah di Purwokerto, mudah sekali mencari bis dari bumiayu brebes ke sana. Turun di Terminal lama akan berjejer angkot B1 menuju UNSOED dan masih banyak angkot yang lain dengan huruf yang berbeda. Seingat saya ada A, B, G, H, O dan beberapa yang lain, Huruf penanda tersebut menunjukan lajur daerah yang akan dilewati angkot tersebut.
Berapa tahun ini efek covid dan menjamurnya transportasi online, sudah jarang ada angkot di Purwokerto. Angkot yang masih eksis tidak lagi memakai huruf sebagai penanda, pak supir akan mengantarkan semua penumpangnya sesuai tujuan, jadi bisa terjadi si penumpang harus ke arah yang bersebrangan dulu dengan tujuannya untuk mengantar penumpang lain.
Apa penyebab angkutan umum di tinggalkan masyarakat
Kendaraan pribadi yang semakin banyak
Kendaraan roda dua dan empat di jaman sekarang sudah bukan lagi menjadi barang mewah, semua orang bisa membeli dengan cara kredit dan angsuran seminimal mungkin sesuai kesanggupan para pembeli. Bagi banyak orang memiliki kendaraan pribadi lebih hemat daripada membayar angkutan umum berkali-kali, sambil mengantar anak sekolah langsung menuju tempat kerja.
Angkutan umum memiliki jam operasional terbatas, biasanya jam 5 sore sudah tidak ada angkutan yang beroperasi, hal itu juga jadi pertimbangan orang untuk lebih memilih kendaraan pribadi sebagai alat transportasi.
Angkutan umum online
Maraknya gojek, gocar dan grab juga jadi pemicu sepinya minat masyarakat memakai transportasi umum. Dengan memesan via oline, para penumpang tinggal menunggu dengan tenang di rumah, tidak perlu berjalan gang depan menunggu angkutan umum yang tidak pasti kedatangannya, cepat ataukah lambat.
Memakai angkutan umum online pun bisa terjamin keamanannya, kita bisa tahu siapa driver yang membawa kita atau keluarga kita menuju tempat tujuan. Tidak ada kekhawatiran jika terjadi hal yang tidak diinginkan, ada fitur komplain dan rating yang bisa kita isi.
Sebagai seseorang yang tumbuh dengan memakai kendaraan umum, memang di sayangkan melihat keadaan transportasi umum yang ibarat mati segan hidup pun tak mampu melawan kemajuan jaman dan teknologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H