Mohon tunggu...
Niala cita
Niala cita Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - INFJ

Perempuan yang hobi mengamati sekitar, suka bercerita dan mendengarkan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Mindset Orangtua Tempo Dulu: Mengapa Kini Tak Lagi Relevan di Era Modern?

4 November 2024   21:57 Diperbarui: 4 November 2024   21:58 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jaman berubah, pola pikir orangnya pun berubah. Banyak mindset orangtua jaman dulu yang di masa itu di anggap hal yang benar dan baik namun tidak di jaman sekarang. Apa saja mindset tersebut,

1. Banyak anak banyak rejeki

Jaman dulu sebagain besar orang bekerja sebagai petani dan memiliki banyak sawah. Salah satu manfaat mempunyai banyak anak adalah agar anak-anak bisa turut serta membantu di sawah.

Angka hidup bayi dan anak juga cukup rendah, walaupun jaman itu mereka punya anak lebih dari 5 tapi pasti ada 1-3 anak yang meninggal saat kecil.

Jaman sekarang banyak anak, banyak tanggung jawab.

Seandainya kamu seorang milyarder pun baru sebagian kecil masalah teratasi, yaitu urusan biaya.  Namun mempunyai anak ada tanggung jawab mendidik, kasih sayang, waktu luang dan lain sebagainya. Hal itu sayangnya tidak bisa di sub kontrakan ke orang lain.

Wajar kalau sekarang banyak orangtua yang hanya memiliki 1 atau 2 anak saja, bahkan ada yang sudah terang-terangan untuk childfree.

2. Nikah itu harus mewah

Hari ini mulai banyak di temui anak-anak muda yang memilih nikah dengan cara sederhana, mengundang orang-orang terdekat saja. Tanpa perlu acara panjang, mengundang keluarga besar dan tetangga atau menyewa gedung. 

Uang itu acara pernikahan bisa di pakai untuk DP rumah atau hal bermanfaat lainnya. Menghabiskan uang 2-3 digit hanya untuk acara sehari sekarang terasa sangat sia-sia. Jadi nikah itu sederhana saja, uangnya bisa di pakai untuk masa depan.

3. Anak adalah investasi

Mindset itulah yang membuat ada istilah generasi sandwich. Anak yang harus membiayai dirinya sendiri dan orangtua atau membiayai adiknya sekolah. Lebih berat lagi saat si anak sudah berkeluarga, akan rentan muncul konflik dan berefek pada ekonomi si anak.

Mindset itu sudah mulai berubah, sekarang banyak orangtua yang mulai sadar menabung untuk masa pensiun nanti agar tidak menyusahkan anak-anaknya.

4. Anak berbakti : uang pensiun orang tua

Ada hukum tabur tuai, apa yang kita ajarkan dan contohkan ke anak kita kelak dia pun akan melakukannya. Ingin anak berbakti pastikan kita juga sudah menjadi orangtua yang baik dalam mendidik anak.

5. Anak penerus mimpi orangtua

Meskipun anak membawa gen dari orangtuanya tapi anak punya entitas sendiri sebagai manusia. Anak punya minat dan cita-cita sendiri, orangtua hanya bisa mengarahkan tapi anak yang berhak memilih jalannya.

6. Nikah dulu rejeki sudah ada yang mengatur

Pernikahan adalah komitmen seumur hidup. Memilih pasangan yang tepat, di waktu yang tepat. Tidak perlu terburu-buru menikah jika memang belum siap lahir dan batin. Banyak pertimbangan dan banyak perhitungan.

Anak-anak jaman sekarang sudah cukup banyak yang menikah di usia matang, dengan karier yang sudah mapan. Ada yang belum berani menikah jika merasa nanti tidak bisa membiayai pasangannya dengan layak.

7. Menabung pangkal kaya

Dulu tahun 90 an ada lagi "menabung" yang di populerkan oleh Titiek Puspa. Di era modern,  menabung di bank bukan pilihan yang tepat sebab uang yang disimpan akan terus berkurang karena terkena biaya administrasi. Menabung di rumah takut dimakan rayap atau di ambil tuyul.

Investasi menjadi pilihan agar bisa kaya. Membeli sesuatu yang kita tahu harganya akan terus naik atau membuat usaha sampingan. Investasi tidak hanya fisik tapi bisa dari pendidikan, kesehatan, skill dan lain lain.

Mau tidak mau dunia berubah dan kita pun berubah. Ada mindset yang dulu di anggap baik namun sekarang sudah tidak cocok lagi.  Tapi ingat kalau kita tidak sepaham dengan orangtua kita dengan mindset nya, tetap katakan dengan cara yang baik, lemah lembut agar meminimalisir konflik dengan orangtua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun