Pembelajaran yang dilakukan tidak berpusat pada peserta didik (teacher sentris) kekurangannya
Pemahaman tentang pendekatan yang tidak berpusat pada peserta didik (teacher-centered) dalam pembelajaran mengungkapkan beberapa kekurangan, termasuk:
-
Keterbatasan Interaksi:Â Pendekatan ini cenderung membatasi interaksi antara guru dan siswa. Guru menjadi pusat perhatian, sementara siswa lebih sebagai penerima informasi. Ini bisa menghambat diskusi, pertanyaan, dan pemahaman yang lebih dalam.
- Baca juga: Pembelajaran yang Dilakukan Tidak Berpusat Pada Peserta Didik (Teacher Sentris )Kelebihan
Kurangnya Aktivitas Siswa:Â Siswa memiliki peran yang lebih pasif dalam pembelajaran teacher-centered. Mereka mungkin hanya mendengarkan kuliah atau melihat presentasi tanpa banyak peluang untuk berpartisipasi aktif atau berkolaborasi dengan sesama siswa.
Kurangnya Kemandirian:Â Siswa mungkin tidak mengembangkan keterampilan berpikir kritis atau kemampuan pemecahan masalah secara mandiri karena terlalu bergantung pada penjelasan guru.
Kurangnya Pengembangan Kemampuan Sosial:Â Dalam lingkungan yang terlalu guru-sentris, siswa mungkin tidak memiliki kesempatan yang cukup untuk berinteraksi dengan sesama siswa, yang dapat menghambat pengembangan kemampuan sosial dan keterampilan berkolaborasi.
Kurangnya Kreativitas:Â Siswa mungkin memiliki sedikit peluang untuk mengekspresikan kreativitas mereka karena pembelajaran lebih berfokus pada pengajaran standar dan pengetahuan yang harus dihafal.
- Baca juga: Berbakti pada Orang Tua
Kesulitan Mengatasi Kebutuhan Individu:Â Guru mungkin sulit mengatasi perbedaan dalam tingkat pemahaman atau kebutuhan individu siswa ketika fokus utama adalah penyampaian materi secara kolektif.
- Baca juga: Adab Dalam Menggunakan Media Sosial
Kurangnya Keterlibatan Emosional:Â Siswa mungkin kurang terlibat emosional dalam pembelajaran karena kurangnya relevansi atau keterkaitan dengan pengalaman mereka sendiri.
Pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered) sering kali dianggap lebih efektif dalam mempromosikan pemahaman yang mendalam, kemandirian, kolaborasi, dan kreativitas siswa. Ini memungkinkan siswa untuk menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran dan lebih terlibat secara pribadi.