Mohon tunggu...
niagaindotv
niagaindotv Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Koresponden

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menilik Sejumlah Seni Kebudayaan Daerah Jambi Yang Nyaris Hilang ...?

16 Desember 2024   15:29 Diperbarui: 16 Desember 2024   15:29 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompasiana, Jambi- Provinsi Jambi, dikenal dengan kekayaan budaya dan sejarahnya, kini tengah menghadapi ancaman serius, terhadap kelestarian kesenian tradisionalnya. Berdasarkan penelitian terbaru Arahnegeri, sekitar 60% dari kesenian tradisional Jambi telah punah, atau tidak lagi dipraktikkan di masyarakat.

Contoh semisalnya tentang kesenian yang mengalami kepunahan perannya dalam kebudayaan masyarakat dari sejarah Jambi, yakni ; Tari Inai, yang selama ini dinilai merupakan tarian tradisional berasal dari Jambi, dan biasanya ditampilkan dalam upacara pernikahan adat, pada masa kerajaan Melayu Jambi, sebagai simbol keindahan, kesucian, dan harapan untuk kebahagiaan pengantin baru.

Tarian Inai ini ditampilkan oleh para penari yang umumnya dilakukan oleh gadis remaja, dengan gerakannya yang lembut dan anggun, diiringi oleh musik Gambus, yang berasal dari budaya Arab yang telah diadaptasi dalam tradisi musik Jambi. Pada era Modernisasi saat ini, upacara pernikahan adat tersebut terkesan sudah hilang, ditelan dengan konsep modern, termasuk acara hiburan Wayang Kulit. 

Wayang Kulit Jambi, adalah bentuk seni pertunjukan wayang, dengan cerita dan tokoh-tokoh khas Jambi, yang sudah ada sejak masa kerajaan Melayu. Cerita-cerita yang di pentaskan, pada umumnya bertemakan dari legenda berasalkan cerita " Mahabharata dan Ramayana," dengan adaptasi lokal. Peran dalam Kebudayaan Wayang Kulit Jambi ini berfungsi sebagai media hiburan, pendidikan dan pesan moral dalam kehidupan.

Terkikisnya seni dan kebudayaan Jambi, menurut Sumber Arahnegeri, karena beberapa faktor, diantaranya ; karena kurangnya regenerasi dalang, khusus untuk Wayang Kulit. Karena persaingan dengan hiburan modern, dan minimnya dukungan daripihak terkait, untuk mempertahankan seni dan kebudayaan khas daerah Jambi, menyebabkan Wayang Kulit Jambi semakin ditinggalkan.

Perubahan selera musik Gambus, yang berasal dari budaya Arab dan telah diadaptasi dalam tradisi musik Jambi di kalangan generasi muda, menurut Sumber Arahnegeri karena minimnya dukungan, menyebabkan kepunahan Musik Gambus Jambi yang selama ini dimainkan dalam berbagai acara adat, keagamaan dan juga kesenian Teater Tradisional Dulmuluk Jambi nyaris tidak pernah dimunculkan dalam acara tertentu.

Sejarah Dulmuluk, adalah teater rakyat yang populer di Jambi pada masa lalu, menggabungkan drama, musik, dan tari dengan cerita yang sering kali berkisar tentang kehidupan sehari-hari dan legenda lokal. Peran dalam Kebudayaan, Dulmuluk berfungsi sebagai hiburan utama bagi masyarakat Jambi, sekaligus sarana edukasi dan penyebaran nilai-nilai moral.

Modernisasi dan Globalisasi nampaknya telah membuat perubahan zaman, dan pengaruh budaya asing telah membuat kesenian tradisional semakin ditinggalkan. Guna mempertahankan seni dan budaya peninggalan  leluhur, nampaknya perlu dilakukan pembinaan terhadap Regenerasi, demi mempertahankan seni tradisional daerah, dalam struktur sosial dan ekonomi maka membutuhkan pembinaan terhadap masyarakat setempat.

Melalui dukungan, perhatian dari pemerintah, serta lembaga budaya dalam melestarikan kesenian tradisional diharapkan mampu untuk menghidupkan kembali budaya tradisional peninggalan sejarah daerah yang hilang, sebagai upaya mempertahankan dan melestarikan kebudayaan daerah yang selama ini ditumbuh kembangkan oleh leluhur bangsa, sesuai daerahnya masing-masing.(Djohan)*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun