Mohon tunggu...
Nia Fenila
Nia Fenila Mohon Tunggu... Lainnya - Nursing

Mahasiswi Keperawatan Undip

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

KKN Pulang Kampung: Kontribusi Mahasiswa Mbangun Deso

8 Agustus 2020   11:06 Diperbarui: 8 Agustus 2020   12:05 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Batang (7/20) Mahasiswa Undip dituntut untuk lebih kreatif dalam pelaksanaan KKN tim kedua tahun ini. Menyusul perintah #belajardarirumah, Universitas Diponegoro memutuskan bahwa KKN juga dilaksanakan di rumah, alias di daerah asal masing-masing mahasiswa. 

Terjun pada 5 Juli 2020, para mahasiswa tingkat tiga peserta KKN tim 2 harus membuat program kerja di daerah asal secara individu. Hal ini menjadi selaras dengan slogan "Bali Deso Mbangun Deso" sebagai ajang kontribusi mahasiswa bagi daerahnya, terutama di masa pandemi. 

Mengusung tema "Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 berdasarkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG's)", KKN Pulang Kampung bertujuan memberdayakan masyarakat sesuai bidang keilmuan masing-masing mahasiswa di tengah pandemi. KKN tim 2 ini dijadwalkan berakhir pada 5 Agustus 2020 dengan meninggalkan program yang dapat memberdayakan masyarakat seterusnya.

Batang menjadi salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang menjadi sasaran KKN Pulang Kampung kali ini. Nia Fenila, mahasiswi Keperawatan Undip Semester 6 asal Batang pun memilih melaksanakan KKN di desa Kasepuhan, Kecamatan Batang. Salah satu program yang diusungnya yaitu Edukasi 6 Langkah Cuci Tangan Pakai Sabun dengan sasaran Ibu-Ibu PKK RT 5 RW 2 Kasepuhan, Batang.

Alasan dipilihnya program tersebut, yakni Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah tindakan sederhana namun sangat penting dilakukan selama pandemi. Namun, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dan tidak menerapkan CTPS. Selain itu, Ibu-Ibu sebagai panutan diharapkan dapat mengajak keluarga untuk menerapkan kebiasaan baru tersebut. Sehingga, "Gotong Royong Hadapi Pandemi" ini dapat dimulai dari skala terkecil, yaitu keluarga.

Kegiatan ini dilakukan dalam acara pertemuan rutin bulanan PKK, yang disambut baik oleh para anggota. Sebelumnya, tempat cuci tangan beserta sabun telah disiapkan di lokasi. Edukasi dimulai dengan pembagian booklet kemudian diperagakan dan diakhiri dengan praktik langsung oleh ibu-ibu PKK. "Oh, jadi cuci tangan itu ada langkah-langkahnya ya. 

Pakai air saja tidak cukup."ujar salah satu anggota PKK. Edukasi mencakup 6 langkah CTPS dan waktu-waktu penting yang dianjurkan untuk CTPS. Ada 5 + 1 waktu yang dianjurkan, yaitu sebelum dan sesudah makan, setelah dari toilet atau menyeboki anak, setelah memegang hewan atau benda kotor, sebelum memegang bayi atau menyusui, sebelum memasak atau mengolah makanan serta setelah bepergian. Sebelum kegiatan berakhir, ibu-ibu mendapatkan handsanitizer agar dapat digunakan ketika diluar rumah atau ketika tidak ada akses cuci tangan.

Kegiatan tersebut berjalan lancar, Ibu-Ibu antusias bertanya dan mendapatkan pengetahuan baru. Melalui edukasi cuci tangan, diharapkan kebiasaan baru dapat diterapkan mulai dari masyarakat untuk mengahadapi new normal. 

Selain mencegah penularan virus, CTPS juga dapat mencegah penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri, seperti diare, typhus, dan lain-lain. Edukasi merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang dapat diterapkan di tengah pandemi seperti sekarang.

Oleh: Nia Fenila (Keperawatan), KKN Tim 2 Undip Batang 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun