Motivasi Belajar dari sisi Psikologi
Motivasi adalah hal yang penting dalam proses kegiatan belajar mengajar. Siswa yang motivasi belajarnya tinggi cenderung akan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan siswa yang motivasinya rendah cenderung kurang bersemangat dalam proses pembelajaran. Namun tinggi rendahnya motivasi belajar tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa hal, baik itu yang datangnya dari dalam diri peserta didik atau biasa disebut motivasi internal, dan motivasi yang datangnya dari luar diri peserta didik atau motivasi eksternal.Â
Dalam salah satu teori motivasi belajar disebutkan bahwa persepsi dan pikiran mempengaruhi timbulnya motivasi. Sehingga untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, para tenaga pendidik harus menerapkan strategi yang efektif, seperti strategi pengelolaan motivasi dengan sistem ARCS yaitu Attention (perhatian), Relevance (mengkaitkan pembelajaran), Confidence (kepercayaan diri siswa), dan Satisfaction Confidence (kepuasan siswa).Â
Motivasi Belajar dari sisi Tafsir Tarbawi
Motivasi belajar jika dilihat dari perspektif tafsir tarbawi, ada pada Q.S Al-An'am ayat 160 yang artinya: "Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya.Â
Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (didzalimi)". Dari ayat di atas dapat diketahui bahwasanya setiap kebaikan yang kita lakukan akan dilipatgandakan sehingga kalimat tersebut akan menggugah semangat motivasi untuk melakukan kebaikan salah satunya belajar, lebih-lebih lagi belajar tentang ilmu agama. Tafsir lain ada pada Q.S. Az-Zumar ayat 9 yang artinya: "(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran."Â
Dari ayat tersebut secara tidak langsung kita diperintahkan untuk menjadi orang yang berilmu atau orang yang mengetahui, sebab pada ayat tersebut terdapat potongan kata yang memberitahukan tentang perbedaan orang alim dan jahil, sehingga hal tersebut dapat dikategorikan sebagai motivasi untuk belajar.Â
Penyebab dan Solusi
Kurangnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam disebabkan oleh beberapa hal yaitu:Â
1. Metode dari pendidik yang kurang cocok pada peserta didik.
2. Persepsi siswa sendiri yang menganggap mata pelajaran PAI kurang menyenangkan dan membosankan.Â
3. Kurangnya perhatian dan peran dari orang tua untuk siswa ketika di rumah.
4. Faktor dari siswa yang belum terlalu mahir dalam membaca Al-Qur'an dan ilmu tajwid.
5. Fasilitas sekolah yang belum memadai, seperti belum tersedianya buku-buku bacaan yang berisi tentang pendidikan agama.
Selanjutnya untuk solusi atas kurangnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran mapel PAI yaitu:
1. Guru dapat mengkombinasikan beberapa metode atau strategi pembelajaran yang tidak hanya efektif tetapi juga menyenangkan.
2. Guru dapat memberikan pengertian, semangat, dan motivasi kepada siswa bahwa belajar ilmu agama itu wajib hukumnya.
3. Guru dapat mengambil salah satu ayat Al-Qur'an tentang motivasi, beritahu pada siswa bahwa pentingnya seorang manusia untuk menuntut ilmu apalagi ilmu agama.
4. Guru dapat memberikan cerita keteladanan dari tokoh-tokoh intelektual dan cendekiawan Islam.
5. Guru dapat menggunakan kemajuan teknologi dalam proses belajar mengajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H