Mohon tunggu...
Ni Luh Dina Adriani
Ni Luh Dina Adriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bali .,

Its me :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna Urutan Upacara Hari Raya Galungan

7 November 2021   17:26 Diperbarui: 8 November 2021   15:23 1422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

https://www.instagram.com/p/CV43umePvev/?utm_medium=copy_link

Galungan berasal dari bahasa Jawa Kuna yang berarti bertarung. Biasa disebut juga “dungulan” yang ialah menang. Disparitas penyebutan Wuku Galungan (di Jawa) dengan Wuku Dungulan (di Bali) yaitu sama artinya yakni wuku yang kesebelas.

Hari Raya Galungan adalah hari dimana umat Hindu memperingati terciptanya alam semesta jagad raya bersama semua isinya. Serta merayakan kemenangan kebaikan (dharma) melawan kejahatan (adharma). Sebagai ucapan syukur, umat Hindu memberi serta melakukan persembahan pada sang Hyang Widhi serta tuhan Bhatara (menggunakan segala manifestasinya). Penjor yang terpasang di tepi jalan (setiap tempat tinggal ) sendiri ialah hukum ke hadapan Bhatara Mahadewa.

Hari raya Galungan diperingati umat Hindu setiap 6 bulan Bali (210 hari) yaitu saat hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan) sebagai hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan). Perayaan Hari Raya Galungan khas dengan penjor yang dipasang di tepi jalan, menghiasi jalan raya yang bernuansa alami. pada jaman terbaru ini, apalagi menjadi tujuan pariwisata, pulau Bali kerap disorot sebagai pulau yang latif sekaligus religius. Penjor merupakan bambu yg dihias sedemikian rupa sesuai tradisi rakyat Bali setempat.

Adapun Makna Urutan Upacara Hari Raya Galungan :

1.Tumpek Wariga
Saniscara (Sabtu) Kliwon wuku Wariga diklaim Tumpek Wariga, atau Tumpek Bubuh, atau Tumpek Pengatag, atau Tumpek Pengarah jatuh 25 hari sebelum Galungan. Di hari Tumpek Wariga Ista Dewata yang dipuja adalah oleh Hyang Sangkara menjadi dewa Kemakmuran serta Keselamatan Tumbuh-tanaman. Adapun tradisi rakyat buat merayakannya adalahh menggunakan menghaturkan banten (sesaji) yg berupa Bubuh (bubur) Sumsum yang berwarna  seperti:
a.Bubuh putih untuk umbi-umbian
b.Bubuh bang untuk padang-padangan
c.Bubuh gadang untuk bangsa pohon yang berkembangbiak secara generatif
d.Bubuh kuning untuk bangsa pohon yang berkembangbiak secara vegetatif

Di hari Tumpek Wariga ini semua pepohonan akan disirati tirta wangsuhpada/air kudus yg dimohonkan di sebuah Pura/Merajan dan diberi banten berupa bubuh tersebut disertai canang pesucian, sesayut tanem tuwuh dan diisi sasat.

2.Sugihan Jawa
Sugihan Jawa berasal dari 2 kata: Sugi serta Jawa. Sugi memiliki arti bersih. Sedangkan Jawa dari asal kata jaba yang merupakan luar. Sugihan Jawa adalah hari sebagai pembersihan/penyucian segala sesuatu yang berada di luar diri manusia (Bhuana Agung). Pada hari ini umat melaksanakan upacara yang disebut Mererebu atau Mererebon. Upacara Ngerebon ini dilaksanakan dengan tujuan untuk nyomia/menetralisir segala sesuatu yang negatif yang berada di Bhuana Agung disimbolkan dengan pencucian Merajan, dan rumah. Pada upacara Ngerebon ini, dilingkungan Sanggah Gede, Panti, Dadya, sampai Pura Kahyangan 3/Kahyangan Desa akan menghaturkan banten semampunya. Umumnya buat daerah pura akan menghasilkan Guling Babi buat haturan yang nantinya selesainya selesai upacara dagingnya akan dibagikan pada masyarakat sekitar. Sugihan Jawa dilaksanakan pada Kamis Wage wuku Sungsang.

3.Sugihan Bali
Sugihan Bali memiliki arti penyucian/pencucian diri sendiri/Bhuana Alit (kata Bali=Wali=dalam). Norma pelaksanaannya ialah dengan cara mandi, melakukan pencucian secara fisik, dan memohon Tirta Gocara kepada Sulinggih menjadi simbolis penyucian jiwa raga buat menyongsong hari Galungan yg telah semakin dekat. Sugihan Bali dilaksanalam setiap pada Jumat Kliwon wuku Sungsang.

4.Hari Penyekeban Galungan
Hari Penyekeban ini memiliki makna filosofis yaitu  “nyekeb indriya” yang berarti mengekang diri supaya tidak melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan sang agama. Hari Penyekeban ini dirayakan setiap Minggu Pahing wuku Dungulan.

5.Hari Penyajan Galungan
Penyajan berasal dari istilah Saja yang dalam bahasa Bali artinya serius, benar. Japada hari penyajan ini mempunyai filosofis buat memantapkan diri buat merayakan hari raya Galungan. Pada hari ini umat akan digoda oleh sang Bhuta Dungulan buat menguji sejauh mana taraf pengendalian diri umat Hindu untuk melangkah lebih dekat lagi menuju Galungan. Hari ini dirayakan setiap Senin Pon wuku Dungulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun