Mohon tunggu...
Niabatul Ulya Mufidah
Niabatul Ulya Mufidah Mohon Tunggu... -

saya seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri Malang pada Jurusan Pendidikan Bahasa Arab

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Anak, Ibu dan Karir

23 April 2015   21:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:45 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak-anak adalah anugrah dari Allah yang siapapun tidak dapat membelinya. Cahaya bagi ayah dan bunda serta keluarganya. Kehadirannya sangat dinanti. Tidak sedikit pasangan yang menantikan buah dari cinta mereka. Segala cara ditempuh untuk mendapatkan seorang buah hati. Namun apa yang terjadi jika kita tlah mendapatkan buah hati dan kita abaikan keberadaannya.

Ada beberapa orang tua modern, Di salah satu keluarga kecil yang sering saya temui beberapa bulan ini, sang ayah bekerja di kantor begitupula ibunya yang juga menjadi wanita karir. Berangkat pagi buta serta pulang larut malam. Kadang sempat menghadiri tugas di luar kota. Sehari-hari si anak hanya tinggal di rumah bersama pembantunya. PR sekolah dan tugas sekolah juga menjadi PR si pembantu. Suatu saat saya mendapati si anak sedang bersikap kasar terhadap mamanya. Karena si anak masih duduk di bangku taman kanak-kanak, saya tidak dapat menyalahkan sepenuhnya kepada si anak kalau sikap kasarnya salah. Sikap kasarnya bisa muncul apabila ia sudah merasa tidak mampu lagi memendam rasa rindunya terhadap mamanya. Bisa juga karena si anak minta diperhatikan dan dipeluk sejenak oleh sang mama.

Besar kemungkinan bahwa ketika orang tua mengabaikan kasih sayang terhadap anak, maka si anak juga akan bersikap demikian terhadap orang tuanya. Apalagi, ketika si anak masih dalam tahap tumbuh kembang yang perlu diperhatikan dan diamati disitu peran orang tua sangat dibutuhkan untuk pembentukan psikososial anak. Tidak hanya itu, Peran orang tua juga dibutuhkan untuk perkembangan motorik, kognitif, memori, dan perkembangan pemahaman diri.

Semoga kita menjadi orang tua hebat dengan anak-anak yang brilliant :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun