Mohon tunggu...
Nia Apriyanti
Nia Apriyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mm

ok

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan 1 Mengabdikan Diri untuk Memperbaiki Kualitas Pendidikan Selama Pandemi

23 Juli 2021   19:45 Diperbarui: 23 Juli 2021   19:57 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi covid-19 merupakan hal yang masih menjadi topik yang terus hangat menjadi perbincangan di Indonesia. Sejak pertama kali digembor-gemborkan adanya wabah covid-19 yang masuk ke Indonesia, Bapak Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Indonesia cepat tanggap dalam menghadapi dampak pandemi tersebut pada dunia pendidikan. 

Dua minggu setelah virus tersebut terindikasi masuk ke Indonesia, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan kebijakan agar pelaksanaan pendidikan tetap terlaksana, namun tanpa bertatap muka secara langsung atau saat ini dikenal dengan pembelajaran dari jarak jauh. Hal tersebut tentunya sangat mengejutkan berbagai pihak, banyak tantangan baru yang harus dihadapi. 

Mau tidak mau seluruh pihak di sektor pendidikan harus berandaptasi terhadap kebijakan baru tersebut. Hingga saat ini, pembelajaran jarak jauh sudah terhitung 16 minggu terlaksana di Indonesia, namun pada kenyataannya belum sepenuhnya berjalan optimal, banyak keresahan yang dikeluhkan oleh berbagai pihak. 

Selama masa pembelajaran harak jauh, banyak keluhan yang terus terdengar dari banyak pihak. Ideanya, pembelajaran di sekolah dilaksanakan dengan tatap muka secara langsung di sekolah,

namn pada kenyataannya pembelajaran jarak jauh ini membuat pembelajaran dilaksanakan secara virtual, sehingga tidak jarang pihak guru mengeluhkan dirinya kesulitan untuk menyampaikan materi siswanya dikarenakan masih gagap dalam menggunakan teknologi, selain itu juga guru kesulitan untuk memantau capaian siswanya baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Begitu pula pada pengelolaan administrasi, sekolah kesulitan untuk mendapatkan data di masa pandemic ini. 

Tidak hanya keluhan dari guru, siswa pun banyak yang mengeluhkan pembelajaran jarak jauh ini. Bagi siswa, pembelajaran jarak jauh membuat dirinya merasa kesulitan untuk menyerap pengetahuan yang ditransfer kepada dirinya. Tidak jarang juga siswa merasa kesulitan jika harus berhadapan gadget, terutama pada siswa sekolah dasar. 

Keterbatasan fasilitas yang dimiliki siswa juga menjadi masalah yang hingga saat ini belum sepenuhnya dapat teratasi. Kesulitan pembelajaran jarak jauh ini tidak hanya dikeluhkan oleh guru dan siswa, namun juga oleh pihak orang tua yang menyatakan dirinya kesulitan untuk membantu anaknya dalam belajar bagi orang tua yang masih awam dalam menggunakan teknologi. Dari beberapa permasalahan tersebut, titik utama yang menyebabkan pembelajaran jarak jauh dirasa sulit adalah kurangnya pengetahuan dan kemampuan beberapa pihak dalam menggunakan teknologi.

Berkaitan dengan semakin berkembangnya zaman, keterampilan dalam menggunakan teknologi memang sangat diperlukan. Sudah seharusnya setiap orang mampu untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Sebagai pendidik, beberapa guru memang sudah mampu mengoperasikan teknologi, namun masih banyak juga ditemukan guru yang masih gagap dalam mengoperasikan teknologi, terutama pada guru-guru yang sudah lanjut usia. 

Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan bantuan dari pihak-pihak yang paham akan teknologi dan sudah seharusnya setiap pihak mengembangkan dirinya sesuai dengan perkembangan zaman. 

Kebutuhan dunia pendidikan khususnya pada pendidikan dasar untuk menghadapi adaptasi kondisi saat ini sangat diperlukan. Permasalahan pada bidang pendidikan akibat adanya pandemi ini direspons sangat cepat oleh menteri pendidikan dan kebudayaan. melalui program Merdeka Belajar Kampus Medeka, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI mencanangkan sebuah subnprogram bernama Kampus Mengajar untuk merespons kebutuhan tersebut (Tohir, 2020). 

Mahasiswa dianggap sebagai pihak yang mampu membawa perubahan, sehingga pada program ini mahasiswa lah yang dipercaya untuk mengerahkan segala upayanya untuk memperbaiki keadaan pendidikan saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun