Pandemi covid-19 merupakan hal yang masih menjadi topik yang terus hangat menjadi perbincangan di Indonesia. Sejak pertama kali digembor-gemborkan adanya wabah covid-19 yang masuk ke Indonesia, Bapak Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Indonesia cepat tanggap dalam menghadapi dampak pandemi tersebut pada dunia pendidikan.Â
Dua minggu setelah virus tersebut terindikasi masuk ke Indonesia, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan kebijakan agar pelaksanaan pendidikan tetap terlaksana, namun tanpa bertatap muka secara langsung atau saat ini dikenal dengan pembelajaran dari jarak jauh. Hal tersebut tentunya sangat mengejutkan berbagai pihak, banyak tantangan baru yang harus dihadapi.Â
Mau tidak mau seluruh pihak di sektor pendidikan harus berandaptasi terhadap kebijakan baru tersebut. Hingga saat ini, pembelajaran jarak jauh sudah terhitung 16 minggu terlaksana di Indonesia, namun pada kenyataannya belum sepenuhnya berjalan optimal, banyak keresahan yang dikeluhkan oleh berbagai pihak.Â
Selama masa pembelajaran harak jauh, banyak keluhan yang terus terdengar dari banyak pihak. Ideanya, pembelajaran di sekolah dilaksanakan dengan tatap muka secara langsung di sekolah,
namn pada kenyataannya pembelajaran jarak jauh ini membuat pembelajaran dilaksanakan secara virtual, sehingga tidak jarang pihak guru mengeluhkan dirinya kesulitan untuk menyampaikan materi siswanya dikarenakan masih gagap dalam menggunakan teknologi, selain itu juga guru kesulitan untuk memantau capaian siswanya baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Begitu pula pada pengelolaan administrasi, sekolah kesulitan untuk mendapatkan data di masa pandemic ini.Â
Tidak hanya keluhan dari guru, siswa pun banyak yang mengeluhkan pembelajaran jarak jauh ini. Bagi siswa, pembelajaran jarak jauh membuat dirinya merasa kesulitan untuk menyerap pengetahuan yang ditransfer kepada dirinya. Tidak jarang juga siswa merasa kesulitan jika harus berhadapan gadget, terutama pada siswa sekolah dasar.Â
Keterbatasan fasilitas yang dimiliki siswa juga menjadi masalah yang hingga saat ini belum sepenuhnya dapat teratasi. Kesulitan pembelajaran jarak jauh ini tidak hanya dikeluhkan oleh guru dan siswa, namun juga oleh pihak orang tua yang menyatakan dirinya kesulitan untuk membantu anaknya dalam belajar bagi orang tua yang masih awam dalam menggunakan teknologi. Dari beberapa permasalahan tersebut, titik utama yang menyebabkan pembelajaran jarak jauh dirasa sulit adalah kurangnya pengetahuan dan kemampuan beberapa pihak dalam menggunakan teknologi.
Berkaitan dengan semakin berkembangnya zaman, keterampilan dalam menggunakan teknologi memang sangat diperlukan. Sudah seharusnya setiap orang mampu untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Sebagai pendidik, beberapa guru memang sudah mampu mengoperasikan teknologi, namun masih banyak juga ditemukan guru yang masih gagap dalam mengoperasikan teknologi, terutama pada guru-guru yang sudah lanjut usia.Â
Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan bantuan dari pihak-pihak yang paham akan teknologi dan sudah seharusnya setiap pihak mengembangkan dirinya sesuai dengan perkembangan zaman.Â
Kebutuhan dunia pendidikan khususnya pada pendidikan dasar untuk menghadapi adaptasi kondisi saat ini sangat diperlukan. Permasalahan pada bidang pendidikan akibat adanya pandemi ini direspons sangat cepat oleh menteri pendidikan dan kebudayaan. melalui program Merdeka Belajar Kampus Medeka, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI mencanangkan sebuah subnprogram bernama Kampus Mengajar untuk merespons kebutuhan tersebut (Tohir, 2020).Â
Mahasiswa dianggap sebagai pihak yang mampu membawa perubahan, sehingga pada program ini mahasiswa lah yang dipercaya untuk mengerahkan segala upayanya untuk memperbaiki keadaan pendidikan saat ini.
Program kampus mengajar angkatan 1 merupakan kelanjutan dari program sebelumnya yang dikenal dengan KMP atau Kampus Mengajar Perintis. Program ini melibatkan mahasiswa dari berbagai program studi dan berbagai universitas yang dinaungi oleh kemendikbud. Â
Program Kampus Mengajar ini menerjunkan mahasiswa melalui berbagai proses seleksi untuk membantu dunia pendidikan, yang khususnya pada pendidikan dasar dengan akreditasi C pada angkatan 1 ini. Melalui program kampus mengajar ini, diharapkan mahasiswa mampu membantu sekolah untuk memperbaiki kualitas dan akreditasi sekolahnya serta membantu sekolah untuk menghadapi kesulitan terhadap keadaan saat ini.
Salah satu sekolah sasaran pada program ini adalah SDN Tanjung Duren Utara 02. SDN Tanjung Duren Utara 02 terakreditasi B. Sebanyak 7 mahasiswa ditugaskan di SDN Tanjung Duren Utara 02. Di sekolah, mahasiswa bertugas membantu guru dalam melakukan pembelajaran, akreditasi perpustakaan, membantu sekolah dalam upaya menjadi sekolah adiwiyata, serta membantu kegiatan administrasi lainnya. Hasil dari program kampus mengajar angkatan 1 di SDN Tanjung Duren Utara 02 ini begitu optimal.Â
Dengan adanya mahasiswa kampus mengajar, administrasi perpustakaan di SDN Tanjung Duren Utara 02 menjadi lebih rapi. Dalam rangka mewujudkan sekolah adiwiyata ini, mahasiswa kampus mengajar juga memberikan kontribusi dengan melakukan penanaman tanaman dengan teknik tanam hidroponik.Â
Selain itu, dengan hadirnya mahasiswa kampus mengajar, setiap tanaman yang ada di SDN Tanjung Duren Utara 02 sudah memiliki identitas sehingga dpat dijadikan sebagai alat pembelajaran, tidak hanya semata-mata menjadi hiasan saja. Beberapa guru di SDN Tanjung Duren Utara 02 juga merasa sangat terbantu dengan adanya program kampus mengajar. Menurut Kepala Sekolah di SDN Tanjung Duren Utara 02, program kampus mengajar ini sangatlah bagus dan diharapkan keberlanjutannya di program berikutnya.
Pelaksanaan program kampus mengajar pada angkatan 1 ini dinilai berhasil. Tujuan yang direncanakan pada program ini dapat tercapai dengan baik. Melalui program kampus mengajar, mahasiswa mendapatkan hak dan kebebasannya untuk mendapatkan ilmu di luar kampus, selain itu juga mahasiswa dapat mendapatkan ilmu diluar mata kuliah di bangku perkuliahan.Â
Menurut beberapa mahasiswa kampus mengajar yang ditempatkan di SDN Tanjung Duren Utara 02, program ini memberikan pengalaman yang cukup banyak serta memberikan teman baru juga. Selain itu, tujuan program kampus mengajar untuk membantu sekolah dalam mengoptimalkan pembelajaran juga dapat tercapai. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa program kampus mengajar angkatan 1 ini dapat menjadi solusi atas segala permasalahan yang dihadapi sekolah pada masa pandemi covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H