Kenaikan harga sembako merupakan hal yang sudah sering terjadi di pasaran. Kenaikan harga dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti minimnya pasokan barang tinngi rendahnya penawaran dan permintaan, sampai inisiatif pedagang itu sendiri dalam mengambil keuntungan dagangannya. Kenaikan harga tidak terjadi serentak pada semua jenis sembako, namun tetap berdampak terhadap pemenuhan kebutuhan oleh masyarakat.
Kenaikan harga yang dilakukan oleh pedagang sembako di Pasar Uka juga dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran. Menurut Abu Yusuf dapat saja harga tetap mahal ketika persediaan barang melimpah, dan harga akan murah walaupun persediaan barang berkurang. Dari pernyataan tersebut, Abu Yusuf menyangkal pendapat umum mengenai hubungan terbalik antara persediaan barang dengan harga, karena pada kenyataannya harga tidak bergantung pada permintaan saja tetapi juga bergantung pada kekuatan penawaran.
Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Joko Agus Setyono meminta masyarakat untuk tidak membeli bahan pangan secara berlebihan. Permintaan Joko itu untuk mencegah meroketnya harga pangan menjelang Natal 2023 dan tahun baru 2024.
"Seperti disampaikan pak Pj Gubernur (Heru Budi Hartono), sebenarnya masyarakat itu tidak perlu menumpuk bahan pangan," ujar Joko saat dikonfirmasi.Â
Joko memastikan, stok pangan di DKI Jakarta saat ini tergolong aman dan harganya masih stabil.
Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) telah mengantisipasi apabila terjadi kenaikan harga dan jumlah kebutuhan pangan. Salah satu yang tengah dipersiapkan yakni operasi pasar. "Pemerintah sudah siap seandainya harga peningkatan jumlah kebutuhan di masyarakat. Pasti ada operasi pasar," kata Joko. Pemprov DKI sebelumnya juga telah menggelar rapat dengan perwakilan pemerintah daerah penyangga Jakarta di Balaikota DKI Jakarta.Â
Rapat tersebut membahas soal strategi pengendalian inflasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) menjelang hari raya Natal dan tahun baru.
Sebab, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), wilayah Jabodetabek berkontribusi sebesar 46,15 persen terhadap inflasi nasional. "Sinergi ini sejalan dengan arahan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian agar setiap daerah mampu mengendalikan inflasi," ujar Heru Budi dalam keterangan tertulisnya, Rabu. Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Joko Agus Setyono meminta masyarakat untuk tidak membeli bahan pangan secara berlebihan. Permintaan Joko itu untuk mencegah meroketnya harga pangan menjelang Natal 2023 dan tahun baru 2024.
"Seperti disampaikan pak Pj Gubernur (Heru Budi Hartono), sebenarnya masyarakat itu tidak perlu menumpuk bahan pangan," ujar Joko saat dikonfirmasi.Â
Joko memastikan, stok pangan di DKI Jakarta saat ini tergolong aman dan harganya masih stabil.
Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) telah mengantisipasi apabila terjadi kenaikan harga dan jumlah kebutuhan pangan. Salah satu yang tengah dipersiapkan yakni operasi pasar. "Pemerintah sudah siap seandainya harga peningkatan jumlah kebutuhan di masyarakat. Pasti ada operasi pasar," kata Joko. Pemprov DKI sebelumnya juga telah menggelar rapat dengan perwakilan pemerintah daerah penyangga Jakarta di Balaikota DKI Jakarta.Â
Rapat tersebut membahas soal strategi pengendalian inflasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) menjelang hari raya Natal dan tahun baru.
Sebab, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), wilayah Jabodetabek berkontribusi sebesar 46,15 persen terhadap inflasi nasional. "Sinergi ini sejalan dengan arahan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian agar setiap daerah mampu mengendalikan inflasi," ujar Heru Budi dalam keterangan tertulisnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H