Di dalam keadaan yang normal, lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orang tuanya, saudara-saudaranya yang lebih tua (kalau ada), serta mungkin kerabat dekatnya yang tinggal serumah. Melalui lingkungan itulah si anak mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan hidup yang berlaku sehari-hari. Yang harus kita garis bawahi dari pembahasan ini adalah anak belajar bersikap dari orang dewasa yang tinggal serumah dengannya.
Kembali pada permasalahan semula, mengapa sekarang banyak orang mengeluh tentang mengapa anak-anak mereka itu terlalu bebas dan terlalu mengumbar keinginan mereka serta menjadi kurang ajar/tidak hormat? Ini karena pendidikan dalam keluarga tidak dimulai dengan benar. Ini fatal sekali. Bagi kita yang sekarang memiliki anak-anak yang masih kecil dan masih tinggal Bersama dengan kita, kita harus camkan ini. Jangan abaikan Pendidikan keluarga. Jangan abaikan Pendidikan di rumah gagal, maka proses mengembalikannya sangat sulit.
Pendidikan dinilai ketika  seorang anak masih dibentuk oleh Tuhan saat masih di dalam rahim. Di sana terjadi pendidikan. Pendidikan sudah langsung berjalan pada saat itu. Pada saat orang berinteraksi waktu makan pagi, pendidikan sudah terjadi. Pada saat orang tua berinteraksi melalui membaca dongeng sebelum tidur malam, pendidikan sudah terjadi. Pada saat terjadi gesekan atau pertengakaran di dalam rumah, antara orang tua dan anak, di situ sudah terjadi pendidikan. Prinsip-prinsip apa yang diletakkan orang tuanya, dijalankan oleh orang tuanya, itulah yang diadopsi oleh anak-anak.
Misalnya, jika orang tuanya mencintai keadilan dan kebenaran maka itu akan tersalur dalam seluruh dalam seluruh perkataan dan kehidupannya. Dan anak-anak akan menangkap hal itu. Ketika anak-anak bertumbuh besar, mereka akan menjadi mirip dengan orang tuanya. Mencintai keadilan dan kebenaran. Tetapi kalua orang tuanya adalah orang yang segala sesuatu bisa dikompromi dan ditoleransi, maka anaknya pun akan tumbuh menjadi orang yang mengompromikan dan menoleransi segala sesuatu. Â
"Jika pendidikan seorang anak pertama kali adalah dari kami orang dewasa, maka kami sudah berpengalaman dan umur saya sudah tinggi jadi tidak perlu belajar". Pernyataan ini seringkali kita dengar keluar dari orang-orang yang merasa sudah dewasa dan banyak pengalaman. Sudah dewasa maka tidak perlu belajar. Namun fakta yang terjadi adalah hasil ouput dari didikan pertama keluarga, tidaklah mencermikan didikan seorang manusia dewasa.
Berdasarkan fakta ini, maka pertanyaan yang muncul sekarang adalah, jika out put dari didikan keluarga ternyata tidak menggambarkan atau menunjukkan hasil yang positif, apakah perlu untuk memberikan pendidikan bagi orang dewasa dan orang tua? Bukankah orang dewasa dan orang tua pernah mengenyam pendidikan formal dan sudah banyak makan asam garam?Â
Jika memang tidak ada pilihan lain, apa yang bisa dipelajari oleh orang dewasa ini, yang kadang mereka menganggap diri pintar dan sudah berpengalaman? Jawaban dari semua pertanyaan ini adalah "iya", orang dewasa yang telah menjadi orang tua bahkan yang belum menjadi orang tua penting untuk mendapatkan pendidikan. Jawaban "ya" tentu tidak memberikan penjelasan yang cukup untuk memahami pentingnya Pendidikan bagi orang dewasa, oleh karena itu akan diberikan penjelasan berikut ini:
Pertanyaan pertama dari para orang dewasa yang pada umumnya telah memiliki anak "Apakah orang dewasa perlu pembinaan atau pendidikan?
Jawabannya adalah mengapa tidak. Apakah hasil saya belajar di sekolah dulu tidak cukup? Apakah dengan saya rutin menghadiri acara keagamaan saja belum cukup? Apa yang diperoleh dari dua aktivitas tersebut belum memadai dan belum cukup.Â
Pertanyaan-pertanyaan tersebut sering keluar dari orang yang merasa diri sudah dewasa. Jawabannya adalah sepanjang umur manusia, di butuhkan tempat dan komunitas untuk belajar bersama dan berdiskusi bersama. Mengapa demikian? Baiklah kita berangkat dari pengertian orang dewasa.Â
Secara umum orang  dewasa adalah orang yang telah mencapai usia 22 tahun ke atas. Kebanyakan dari masyarakat kita, wanita di usia ini sudah menjadi seorang ibu. Kedewasaan itu tidak hanya bisa ditandai dengan umur yang sudah tinggi, namun juga di lihat dari sudut pandang lain.Â