Mohon tunggu...
nia adelia
nia adelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Al Mawaddah Warahmah Kolaka

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Uang Ekonomi Islam Vs Ekonomi Konvensional

1 Desember 2023   21:16 Diperbarui: 1 Desember 2023   21:24 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Gerardus Evam Dwibala menyatakan bahwa mata uang sangat mudah berubah dan tidak terlalu stabil. Jika kita menelaah sistem pertukaran mata uang yang ada saat ini, kompleksitas manusia sangatlah tinggi. Pemahaman "uang" sebagai sarana perdagangan antar individu adalah mungkin. Barter berdasarkan terminologi yang digunakan untuk menjelaskan setiap jenis transaksi. Hal ini akhirnya menjadi kerugian berdasarkan manfaat. Berdasarkan pemahaman kita bersama, penggunaan uang sebagai alat perdagangan sudah semakin jarang dilakukan oleh masyarakat umum. Untuk mengurangi janji, dimungkinkan untuk mentransfer uang dengan cepat. Jika dibandingkan total kebutuhan manusia, domestic brute force (PDB) hanya sedikit lebih besar dari nol. Setelah revolusi, umat manusia menjadi homo economicus.[7]

 

Menurut SANTI ENDRIANI, dalam teori ekonomi Islam cukup jelas disebutkan bahwa uang hanyalah alat tukar dan bukan alat produksi (komoditas). Salah satu jenis instrumen yang umum digunakan oleh masyarakat umum sebagai alat barter atau transaksional adalah uang. Perbedaan antara teori uang ekonomi Islam dan konvensional dapat dilihat pada uang yang tidak sama dengan uang; menurut teori Islam, uang adalah konsep altruisme, uang swasta adalah uang, dan uang publik adalah uang. Dalam praktek bank konvensional lainnya, uang selalu disebut dengan saham atau tunai. Cara yang paling mudah digunakan adalah Fisher untuk memahami konsep aliran dan Cambrige School untuk memahami konsep stok.[8]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun