Mohon tunggu...
Nia NurKhumaeroh
Nia NurKhumaeroh Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Urip iku koyo kopi, yen ndak iso nikmati rasane panggah pait. (Hidup itu bagaikan secangkir kopi, Jika kalian tidak bisa menikmatinya yang dirasakan hanyalah pahit)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjunjung Tradisi di Tengah Ganasnya Pandemi

24 Juni 2021   23:07 Diperbarui: 25 Juni 2021   00:24 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


                 ( Makanan Sedekah Bumi)

Sedekah Bumi adalah suatu bentuk tradisi atau upacara adat yang bisa kita temukan pada masyarakat Jawa, yang melambangkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala hasil bentuk bumi. Sedekah bumi diperingati setelah panen tiba, biasanya dilaksanakan setiap setahun sekali. Pelaksanaan pada tiap daerah akan berbeda - beda, baik dari segi waktunya, bentuk makanannya, Maupun cara memperingatinya. 

Pada tahun ini karena masih pandemi Covid-19 sedekah Bumi di Desa Sambongrejo, dilaksanakan secara sederhana tanpa mengundang orang banyak atau tamu dari luar desa. Pada tahun sebelumnya perayaan sedekah bumi selalu rame dan menarik banyak pengunjung, baik kerabat, sahabat maupun tetangga desa. Biasanya diiringi dengan berbagai hiburan seperti Wayang, Tayub, Barongan dan hiburan masyarakat lainnya. Sehingga suasana desa sangat rame, penuh kehangatan dan kekeluargaan.

Pada saat perayaan sedekah Bumi warga menyediakan banyak makanan. Mulai dari hidangan wajib seperti  Dumbek, Pasung, Tape, Gemblong, Bongko, Bogis, dan Nagasari , juga tidak ketinggalan adanya buah pisang sebagai pelengkap . 

Selain itu juga, warga desa Sambongrejo membuat tumpeng atau ambeng untuk kemudian dikumpulkan menjadi satu di salah satu rumah untuk kemudian dipanjatkan doa yang dipimpin oleh Kepala Desa atau Modin (pemuka agama setempat) . Masyarakat berharap hasil panen selalu berkah dan melimpah. Setelah didoakan makanan tersebut dibagikan kepada warga yang hadir, biasanya tamu undangan dari luar desa/ tetangga desa untuk dibawa pulang.

Di dalam tradisi Sedekah Bumi kita dapat menemukan berbagai macam nilai-nilai sosial atau pendidikan, seperti nilai pendidikan Ketuhanan, nilai pendidikan kemasyarakatan, nilai gotong royong, nilai pendidikan moral, yang mana dizaman sekarang sangat jarang bisa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga dengan adanya tradisi Sedekah Bumi dapat meningkatkan rasa syukur kita kepada Yang Maha Kuasa, meningkatkan rasa solidaritas antar masyarakat, saling menghargai perbedaan dan  masyarakat bisa selalu menjaga tradisi yang sudah turun temurun, untuk dapat terus dilestarikan keberadaanya sampai anak cucu kita nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun