Mohon tunggu...
DUNIA RESTU PERMATA
DUNIA RESTU PERMATA Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2011-2012

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gegar Budaya

19 November 2012   13:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:03 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi dibawah suatu kondisi kebudayaan yang berbeda bahsa,norma-norma,bahasa adat istiadat dan kebiasaan.Dalam menjalani proses komunikasi antar budaya pasti akan mengalami suatu keterkejutan budaya yang berbeda dengan budaya kita.pada kenyataannya seringkali kita tidak bisa menerima atau merasa kesulitan menyesuaikan diri dengan perbedaan-perbedaan yang terjadi akibat interaksi tersebut,seperti perkembangan masalah teknologi,kebiasaan yang berbeda dari seorang teman yang berbeda asal daerah atau cara-cara yang menjadi kebiasaan (bahasa,tradisi,norma) dari suatu daerah seme Banyak pengalaman dari orang – orang yang menginjakkan kaki pertama kali di luar negeri , walaupun sudah siap, tetap merasa terkejut begitu sadar bahwa di sekelilingnya banyak orang asing. Orang biasanya akan merasa terkejut atau kaget begitu mengetahui bahwa lingkungan di sekitarnya telah berubah.

Berikut cerita saya mengenai gegar budaya,saya berasal dari satu kota yang terletak dibawah kaki gunung lawu,tepatnya Magetan.Di daerah asal saya masih cukup kental dengan kebudayaan –kebudayaan jawa,semisal saat ada pembangunan rumah didaerah saya.orang-orang melakukan bebrapa slamatan guna keselamatan penghuni rumah kelak.setelah saya kulaih di jogja.saya mendapat sebuah rumah kontrakan yang masih baru.dan saya adalah calon penghuni pertama rumah itu,pada saat itu rumah dalam keadaan 95% jadi.pemilik rumah memang berlatar belakang keluarga yang taat beragama.Pada saat itu saya bertanya kepada pemilik rumah apakah rumahnya akan diselamati? Yang ada hanya ceramah agama yang saya terima,saat itu saya benar-benar malu kerana bertanya hal konyol seperti itu ditambah lagi saya membawa nama UIN pada saat memperkenalkan diri.

Setelah itu saya menempati rumah bersama 2 teman lain yang berasal dari satu kampus yang sama.Yang satu berasal dari Pekalongan(yang aslinya berasal dari Sampit) sedangkan satu lainnya berasal dari Magelang (aslinya berasal dari Batam).temanyang berasal dari pekalongan menurut saya berbicara lebih kasar.suka menyebut mulut dengan kata “cangkem” pada saat berbicara menggunakan logat bahasa jawa,dan menurut saya kata cangkem adalah kata kasar yang tidak pantas di ucapkan kepada orang lain pada saat hidup sehari-hari.namun kebiasaan dalam bergaya muda-mudi pekalongan dan magetan cenderung sama dalam bergaya,misalnya pada saat beberapa pemuda menggunakan helm dengan brand tertentu maka yang lain akan mengikuti dan gaya muda mudinya cenderung homogen.sedangkan teman saya yang pernah tinggal di batam menggunakan tas-tas dengan merk tertentu yang menurut saya cenderung mahal,tapi di batam harga-harga tas tersebut relatif murah.bahkan pada saat hp blackberry mulai menjamur teman say sudah menggunakannya bebrapa tahun yang lalu.yang menurut saya mewah ternyata barang-barang tersebut dibatam hanya biasa saja.kata-kata yang digunakan teman saya tersebut juga cenderung halus.

Kembali ke masa pada saat saya pindah dijogja,brand Jawa Timur yang terkenal kasar nampaknya masih mengena pada saya,walaupun saya daera asal saya suda berada di perbatasan antara jawa timur dan jawa tengah.teman-teman saya selalu bilang waah..kamu berarti galak yaa,meskipun ada juga teman-teman saya yang bilang saya tidak kelihatan kalau orang jawa timur.kata tanya “apa” yang say gunakan saat berbcara bahasa jawapun berbeda merka menyebut “ngapa” sedangkan saya menyebut “nyapa”,dan kata nyapa tersebut sempat membuat tawa teman-teman saya yang lain.

Di jogja saya bisa menemukan tempat-tempat yang menyenagkan untuk berwisata.entah mengapa saya menganggap jogja terasa kota yang etnik,yang masih kental budaya jawanya.sistem pemerintahan yang masih tersistem kerajaan.pada saat pernikanahan putri sultan benar-benar menakjubkan.apalagi sampai angkringan-angkringan memberikan kopi gratis dan nasi kucing gratis yang bisa saya bilang gila.bagaimana bisa kepatuhan masyarakat kepada pemimpinnya sampai seperti itu.nah..waktu-waktu seperti itulah yang paling dimanfaatkan oleh anak kost yang mengaku mempunyai uang saku pas-pasan.moment-moment yang sangat menyenangkan untuk diingat bareng teman-teman pergi hanya untuk makan nasi kucing gratis,belum pernah rasanya dikota asal saya sampai ada acara makan gratis sebesar itu

Daerah yang menurut saya palling ramai dikunjungi muda-mudi setiap harinya terutama pada saat malam adalah wilayah malioboro.memang benar jogjakarta bila dibanding magetan sangatjauh,pada saat hp bermerk blackberry baru menjamur di magetan di kawasan jogja kamera SLR sepertitelah menjadi bagian dari gaya hidup muda mudi jogja.nampaknya seperti semua yang tengah berkongkow ria disana selalu membawa kamera SLR berbagi jenis.bangunan dijogja juga masih banyak yang berarsitektur eropa dan mempunyai daya tarik tersendiri bagi sebagian kalangan pecinta fotografi

Penyebab utama yang menyebabkan menurunnya berat badan selama kuliah adalah cita rasa makanana yang berbeda dengan daerah asal saya,benar-benar mmembuat stres,samapi suatu ketika saya pernah terpaksa membeli suplemen penambah nafsu makan agar menjadi doya makan,karena rata-rata masakan di jogja cenderung manis,sedangkan di daerah asal saya lebih senang dengan yang gurih,namun seiring berjalannya waktu lidah saya juga mulai terbiasa dengan makanan yang manis dan dapat menikmati kuliner-kuliner jogja seperti gudeg.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun